Sabtu, 11 Agustus 2012

i find the criteria

tulisan ini turun setelah gw emosi.
padahal bulan ramadhan, tapi gw emosi. Alhamdulillah, Allah menguatkan gw untuk tidak berucap yang aneh2 meskipun otak gw sedang teriak2.hahaha
dan walaupun kenyataannya gw nulis status fb, plus nulis ini.(sama gak ya?)

ini tentang kriteria. ternyata gw punya ketakutan terbesar mengenai pernikahan. gw ga mau, punya suami yang lisannya mudah marah dan menyakitkan hati.
suami adalah orang yang insyaAllah hidup bersama kita sampai kita meninggal nanti (then, gw bahkan punya harapan, yang memandikan jenazah gw kelak adalah suami gw sendiri). kalo di cerita2 orang2, gw sampe pada kesimpulan bahwa 4-5 tahun pertama pernikahan, masih ada mudah bertoleransi. selebihnya? wallahua'lam. gw khawatir, rasa "toleransi" tadi meredup dan semoga tidak merusak akhlak dengan "kemudahan" membentak2 orang, apalagi bentak2 istri.

Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dari sifat buruk suami hamba kelak. Ya Allah, hamba memohon suami yang menjaga lisannya dan tidak mudah memarahi istri. amiin

Iya, tentu dengan tidak mengabaikan pentingnya instropeksi. tapi gw yakin, ada cara lebih elegan dari membentak2 dan berkata2 menyakitkan (walaupun mungkin kata2 tersebut bukan kata2 kasar.) Na'udzubillah. Ya Allah, aku berlindung padaMu.

tentunya keinginan menikah uda ada. tapi gw ternyata "tertakuti" sama kata-kata "kalo kamu kayak gitu, nanti kalo uda punya suami gimana?"
see, impact-nya lumayan gede ke gw.
Akahkah suami ridha ke gw sebagai istrinya yang kadang srudak-sruduk dan buruk dalam melaksanakan "pekerjaan rumah"?

ya gw paham, istri harus berbakti pada suami. gw sangat khawatir tidak bisa meraih predikat itu. Istri sholelah. cewek mana yang ga pingin dapet gelar mulia kayak gitu. termasuk gw yang masi preman ini. Ya Allah, aku memohon ampun padaMu..

Apakah predikat itu melekat pada seorang istri yang jago masak, pintar mencuci baju dan piring, gemar berberes rumah, dan senang menyapu dan mengepel? dan ternyata iya, dan itu berat sekali rasanya. (kalo dari awal uda tersugesti berat, nantinya emang terasa berat. ayolah otak, sugesti yang baik atuh..)

dan, berawal dari sini, rasanya kesiapan menikah suliiit untuk dimantapkan. (sholat oi sholat!!) memohon kemantapan hati, mengubah yang kudu diubah (waaaaaaaa, kesel), bersiap berjuang meraih gelar istri sholehah. (khhkkk,, kerasa beraaaaat. astaghfirullah.)

kesimpulan itu mengerucut pada, salah satu dari kriteria besar suami gw, ia haruslah seorang yang mau menerima gw dengan keridhaan hati sebagai istrinya, menjaga akhlaknya termasuk menjaga lisan dari berucap yang menyakitkan hati dan membentak-bentak istri.
istri mana yang mau seumur hidupnya tinggal sama cowok yang gemar marah2?

Ya Allah, pertemukanlah hamba dengannya. orang baik dan terbaik untuk hamba. mencintai Mu dan mencintai hamba sebagai istri karena Mu. dan buatlah hamba mencintainya karena Mu. mendekatkan hamba meraih keridhaanMu. Ya Allah, jadikanlah ia termasuk ke dalam orang-orang yang menyayangi dan memuliakan istrinya. amiin..

gw gak lagi galau pingin menikah yee. masih memohon kemantapan hati, mumpung ini Ramadhan mubarak. tulisan ini sebagai doa pula, menghilangkan ketakutan2 dan pikiran2 buruk di otak mengenai pernikahan, menyemangati diri bersiap meraih gelar cakep itu (Wahyu Atmaja, S.Farm, Apt. I.S - kepanjangan I.S = istri sholehah.hehehe)

tulisan ini pun turun, dengan mengakhirkan perasaan gw kepada laki-laki baik yang dari dulu uda gw taksir. (hehehe malu...) masi naksir hingga pagi ini,, tapi biarlah, diakhiri aja yap.hehehe gw percaya dan yakin bahwa beliau akan mendapatkan orang yang baik dan terbaik untuknya, dan gw pun akan menikah dengan orang baik dan terbaik buat gw. amiin.. :) :)

oke otak, tolong tanamkan berprasangka baik. :)


1 komentar:

  1. Hahaa... tulisan lw lucu ma... :D ngakak gw.. :D ,, tapi bener juga si, trkadang wanita yg paling byk dirugikan klo tjd ssuatu..

    Gw jd inget lagunya Rossa :
    "Hey Ladies skrg cinta pakai otak, jgn mau rugi hati juga rugi waktu, bila dia merayumu ingat semua bohong... " hahaa

    *lagu itu jadi pelajaran juga buat gw hhee*

    BalasHapus

Sabtu, 11 Agustus 2012

i find the criteria

tulisan ini turun setelah gw emosi.
padahal bulan ramadhan, tapi gw emosi. Alhamdulillah, Allah menguatkan gw untuk tidak berucap yang aneh2 meskipun otak gw sedang teriak2.hahaha
dan walaupun kenyataannya gw nulis status fb, plus nulis ini.(sama gak ya?)

ini tentang kriteria. ternyata gw punya ketakutan terbesar mengenai pernikahan. gw ga mau, punya suami yang lisannya mudah marah dan menyakitkan hati.
suami adalah orang yang insyaAllah hidup bersama kita sampai kita meninggal nanti (then, gw bahkan punya harapan, yang memandikan jenazah gw kelak adalah suami gw sendiri). kalo di cerita2 orang2, gw sampe pada kesimpulan bahwa 4-5 tahun pertama pernikahan, masih ada mudah bertoleransi. selebihnya? wallahua'lam. gw khawatir, rasa "toleransi" tadi meredup dan semoga tidak merusak akhlak dengan "kemudahan" membentak2 orang, apalagi bentak2 istri.

Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dari sifat buruk suami hamba kelak. Ya Allah, hamba memohon suami yang menjaga lisannya dan tidak mudah memarahi istri. amiin

Iya, tentu dengan tidak mengabaikan pentingnya instropeksi. tapi gw yakin, ada cara lebih elegan dari membentak2 dan berkata2 menyakitkan (walaupun mungkin kata2 tersebut bukan kata2 kasar.) Na'udzubillah. Ya Allah, aku berlindung padaMu.

tentunya keinginan menikah uda ada. tapi gw ternyata "tertakuti" sama kata-kata "kalo kamu kayak gitu, nanti kalo uda punya suami gimana?"
see, impact-nya lumayan gede ke gw.
Akahkah suami ridha ke gw sebagai istrinya yang kadang srudak-sruduk dan buruk dalam melaksanakan "pekerjaan rumah"?

ya gw paham, istri harus berbakti pada suami. gw sangat khawatir tidak bisa meraih predikat itu. Istri sholelah. cewek mana yang ga pingin dapet gelar mulia kayak gitu. termasuk gw yang masi preman ini. Ya Allah, aku memohon ampun padaMu..

Apakah predikat itu melekat pada seorang istri yang jago masak, pintar mencuci baju dan piring, gemar berberes rumah, dan senang menyapu dan mengepel? dan ternyata iya, dan itu berat sekali rasanya. (kalo dari awal uda tersugesti berat, nantinya emang terasa berat. ayolah otak, sugesti yang baik atuh..)

dan, berawal dari sini, rasanya kesiapan menikah suliiit untuk dimantapkan. (sholat oi sholat!!) memohon kemantapan hati, mengubah yang kudu diubah (waaaaaaaa, kesel), bersiap berjuang meraih gelar istri sholehah. (khhkkk,, kerasa beraaaaat. astaghfirullah.)

kesimpulan itu mengerucut pada, salah satu dari kriteria besar suami gw, ia haruslah seorang yang mau menerima gw dengan keridhaan hati sebagai istrinya, menjaga akhlaknya termasuk menjaga lisan dari berucap yang menyakitkan hati dan membentak-bentak istri.
istri mana yang mau seumur hidupnya tinggal sama cowok yang gemar marah2?

Ya Allah, pertemukanlah hamba dengannya. orang baik dan terbaik untuk hamba. mencintai Mu dan mencintai hamba sebagai istri karena Mu. dan buatlah hamba mencintainya karena Mu. mendekatkan hamba meraih keridhaanMu. Ya Allah, jadikanlah ia termasuk ke dalam orang-orang yang menyayangi dan memuliakan istrinya. amiin..

gw gak lagi galau pingin menikah yee. masih memohon kemantapan hati, mumpung ini Ramadhan mubarak. tulisan ini sebagai doa pula, menghilangkan ketakutan2 dan pikiran2 buruk di otak mengenai pernikahan, menyemangati diri bersiap meraih gelar cakep itu (Wahyu Atmaja, S.Farm, Apt. I.S - kepanjangan I.S = istri sholehah.hehehe)

tulisan ini pun turun, dengan mengakhirkan perasaan gw kepada laki-laki baik yang dari dulu uda gw taksir. (hehehe malu...) masi naksir hingga pagi ini,, tapi biarlah, diakhiri aja yap.hehehe gw percaya dan yakin bahwa beliau akan mendapatkan orang yang baik dan terbaik untuknya, dan gw pun akan menikah dengan orang baik dan terbaik buat gw. amiin.. :) :)

oke otak, tolong tanamkan berprasangka baik. :)


1 komentar:

  1. Hahaa... tulisan lw lucu ma... :D ngakak gw.. :D ,, tapi bener juga si, trkadang wanita yg paling byk dirugikan klo tjd ssuatu..

    Gw jd inget lagunya Rossa :
    "Hey Ladies skrg cinta pakai otak, jgn mau rugi hati juga rugi waktu, bila dia merayumu ingat semua bohong... " hahaa

    *lagu itu jadi pelajaran juga buat gw hhee*

    BalasHapus