Jumat, 28 Agustus 2015

Growing Old



Look at me, now i am growing old..

Ini di sebelah adalah foto saya, per agustus 2015. hmmm sudah tua bukan? di umur yang makin tua ini, tepatnya 27 tahun menuju 28 tahun, banyaaaak hal yang masih harus saya perjuangin dengan amat kuat.

Apakah itu?
Iya, semua orang juga tau. Perempuan mana yang ga pingin segera menikah, terlebih insyaAllah sudah ada laki-laki yang insyaAllah bersungguh-sungguh. Untuk cita-cita besar itu,, tentu saja sholat istikharah dan sholat hajat tak henti-hentinya dan selalu diupayakan agar Allah memberikan pertolonganNya kepada kami agar bisa segera menikah.

Menikah. Menyempurnakan separuh agama. Memulai hidup baru yang pastinya akan memerlukan perjuangan yang keras. Tapi, harapan kami, dengan kebersamaan dan saling mendukung, insyaAllah hidup menjadi lebih tenang. Melangkah maju sambil bergandengan tangan.. (uhuk uhuk..)

Kayak kayak mellow ya? hahahaha.. tapi memang.. saya sekarang dalam fase sadar bahwa perempuan bisa lebih tenang hatinya saat telah memiliki pendamping. Yang halal? tentu saja. sejak awal niatan untuk menikah insyaAllah sudah dipegang. Pinginnya ya secepatnya. Karena sekarang, saya merasa urgensi menikah amaaat beesaar.

Doa terus dipanjatkan. bahkan jauh-jauh hari gini, doa memohon putra putri yang shalih shalihah - sehat, cerdas, dan berbakti sudah saya panjatkan. Cita-cita menikah dan punya anak sudah lama saya punyai. sedari umur 22-23 tahun. Ya memang, dengan kehidupan saya yang masih amat ugal-ugalan ini, mungkin Allah menentukan waktu nya belum kemarin dan belum sekarang. Pelan-pelan, saya berusaha berubah. Mulai mendengar cerita teman-teman tentang pengasuhan anak, suka duka kehidupan pasca menikah terutama dalam hubungannya dengan keluarga besar pasangan, ibu bekerja, peluang kuliah, dan menggapai apa yang pernah kita cita-citakan. Mulai membaca curhat-curhat ibu-ibu, dari yang hamil hingga menyusui, mendengar cerita-cerita para senior dalam berproses menikah (yang gak semuanya selalu mudah. ada banyak pula yang berjuang menunggu ridho terbuka kayak saya.. dan bikin semangaaat yang pastii!), dilema ibu bekerja dengan tumbuh kembang anak, sampai pembicaraan orang dewasa seputar kontrakan, proses kredit rumah, biaya lahiran, kuliah sambil kerja, daaan sebagaaaiinyaa.

Ya Allah,, saya ga tau akan bagaimana rencanaMu dalam kehidupan hamba. Toh manusia hanya bisa bermimpi, bercita-cita, ber-rencana, berdoa, ber-ikhtiar, dan pada akhirnya ber-tawakkal.
Saya yang sekarang benar-benar telah memasukkan beliau dalam rencana kehidupan masa depan saya. (insyaAllah ya Allah)
sudah saya timbang-timbang semuanya, mulai dari perbedaan usia, pekerjaan, cita-cita untuk menempuh pendidikan lagi (kuliah), profesi, tempat tinggal, hingga membayang-bayang tentang pendidikan anak. Untuk beberapa hal belum bisa detail tentu saja, tapi saya telah menyertakan beliau dalam masa depan saya, dan insyaAllah saya mantap untuk berjuang bersama, menjadi partner, istri yang taat, dan ibu untuk anak-anak kami kelak.

memang, saya bukan lah sosok perempuan kalem. astaghfirullaah. tapi untuk kehidupan saya, saya memilih dengan sadar, dengan pertimbangan panjang..

teruntuk keluarga tercinta, yang paaliing saya cinta, bolehkah saya menunggu dibukakan pintu ridho dan restu?
saya yakin, saya memilih dengan sungguh-sungguh. Doa pun insyaAllah tidak akan pernah putus.
memang beliau tidak sempurna, tapi saya pun tidak sempurna. Berikhtiar sama-sama untuk berusaha menjadi lebih baik lagi.
saya teruus berdoa pada Allah, berharap kasih sayangNya, untuk memberikan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka agar segenap keluarga dapat memberi kesempatan, keridhoan, kepercayaan, serta restu untuk saya menikah.

Tidak pernah ada keinginan menunda kebaikan. Tidak pernah pula bermaksud melakukan hal-hal buruk. Untuk itu saya berdoa supaya bisa disegerakan menikah. Ada banyak hal yang ingin dilakukan setelah menikah. Apalagi waktu terus jalan, dan saya bertambah tua, semakin hari semakin tua... i am growing old..

Bukan terburu-buru, tabungan pun masih dalam tahap ditambah nih.. tapi rasa di hati dan ketenangan memiliki pendamping sepertinya sudah di level urgent. Bolehkah saya berkumpul dalam kebaikan dengan orang yang dengannya saya berharap bisa bersama hingga Allah mengambil salah satu dari nyawa kita?

Sungguh deh,, ridho Mama tersayang, ridho Bapak tercinta
itu kunci nya. itu, itu yang selalu aku doakan.. aku tunggu-tunggu selalu.
itu yang menyemangati untuk terus berdoa dan meminta,
pada Allah semata, Tuhan Yang Maha Mendengar Segala doa..

salam,
atma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 28 Agustus 2015

Growing Old



Look at me, now i am growing old..

Ini di sebelah adalah foto saya, per agustus 2015. hmmm sudah tua bukan? di umur yang makin tua ini, tepatnya 27 tahun menuju 28 tahun, banyaaaak hal yang masih harus saya perjuangin dengan amat kuat.

Apakah itu?
Iya, semua orang juga tau. Perempuan mana yang ga pingin segera menikah, terlebih insyaAllah sudah ada laki-laki yang insyaAllah bersungguh-sungguh. Untuk cita-cita besar itu,, tentu saja sholat istikharah dan sholat hajat tak henti-hentinya dan selalu diupayakan agar Allah memberikan pertolonganNya kepada kami agar bisa segera menikah.

Menikah. Menyempurnakan separuh agama. Memulai hidup baru yang pastinya akan memerlukan perjuangan yang keras. Tapi, harapan kami, dengan kebersamaan dan saling mendukung, insyaAllah hidup menjadi lebih tenang. Melangkah maju sambil bergandengan tangan.. (uhuk uhuk..)

Kayak kayak mellow ya? hahahaha.. tapi memang.. saya sekarang dalam fase sadar bahwa perempuan bisa lebih tenang hatinya saat telah memiliki pendamping. Yang halal? tentu saja. sejak awal niatan untuk menikah insyaAllah sudah dipegang. Pinginnya ya secepatnya. Karena sekarang, saya merasa urgensi menikah amaaat beesaar.

Doa terus dipanjatkan. bahkan jauh-jauh hari gini, doa memohon putra putri yang shalih shalihah - sehat, cerdas, dan berbakti sudah saya panjatkan. Cita-cita menikah dan punya anak sudah lama saya punyai. sedari umur 22-23 tahun. Ya memang, dengan kehidupan saya yang masih amat ugal-ugalan ini, mungkin Allah menentukan waktu nya belum kemarin dan belum sekarang. Pelan-pelan, saya berusaha berubah. Mulai mendengar cerita teman-teman tentang pengasuhan anak, suka duka kehidupan pasca menikah terutama dalam hubungannya dengan keluarga besar pasangan, ibu bekerja, peluang kuliah, dan menggapai apa yang pernah kita cita-citakan. Mulai membaca curhat-curhat ibu-ibu, dari yang hamil hingga menyusui, mendengar cerita-cerita para senior dalam berproses menikah (yang gak semuanya selalu mudah. ada banyak pula yang berjuang menunggu ridho terbuka kayak saya.. dan bikin semangaaat yang pastii!), dilema ibu bekerja dengan tumbuh kembang anak, sampai pembicaraan orang dewasa seputar kontrakan, proses kredit rumah, biaya lahiran, kuliah sambil kerja, daaan sebagaaaiinyaa.

Ya Allah,, saya ga tau akan bagaimana rencanaMu dalam kehidupan hamba. Toh manusia hanya bisa bermimpi, bercita-cita, ber-rencana, berdoa, ber-ikhtiar, dan pada akhirnya ber-tawakkal.
Saya yang sekarang benar-benar telah memasukkan beliau dalam rencana kehidupan masa depan saya. (insyaAllah ya Allah)
sudah saya timbang-timbang semuanya, mulai dari perbedaan usia, pekerjaan, cita-cita untuk menempuh pendidikan lagi (kuliah), profesi, tempat tinggal, hingga membayang-bayang tentang pendidikan anak. Untuk beberapa hal belum bisa detail tentu saja, tapi saya telah menyertakan beliau dalam masa depan saya, dan insyaAllah saya mantap untuk berjuang bersama, menjadi partner, istri yang taat, dan ibu untuk anak-anak kami kelak.

memang, saya bukan lah sosok perempuan kalem. astaghfirullaah. tapi untuk kehidupan saya, saya memilih dengan sadar, dengan pertimbangan panjang..

teruntuk keluarga tercinta, yang paaliing saya cinta, bolehkah saya menunggu dibukakan pintu ridho dan restu?
saya yakin, saya memilih dengan sungguh-sungguh. Doa pun insyaAllah tidak akan pernah putus.
memang beliau tidak sempurna, tapi saya pun tidak sempurna. Berikhtiar sama-sama untuk berusaha menjadi lebih baik lagi.
saya teruus berdoa pada Allah, berharap kasih sayangNya, untuk memberikan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka agar segenap keluarga dapat memberi kesempatan, keridhoan, kepercayaan, serta restu untuk saya menikah.

Tidak pernah ada keinginan menunda kebaikan. Tidak pernah pula bermaksud melakukan hal-hal buruk. Untuk itu saya berdoa supaya bisa disegerakan menikah. Ada banyak hal yang ingin dilakukan setelah menikah. Apalagi waktu terus jalan, dan saya bertambah tua, semakin hari semakin tua... i am growing old..

Bukan terburu-buru, tabungan pun masih dalam tahap ditambah nih.. tapi rasa di hati dan ketenangan memiliki pendamping sepertinya sudah di level urgent. Bolehkah saya berkumpul dalam kebaikan dengan orang yang dengannya saya berharap bisa bersama hingga Allah mengambil salah satu dari nyawa kita?

Sungguh deh,, ridho Mama tersayang, ridho Bapak tercinta
itu kunci nya. itu, itu yang selalu aku doakan.. aku tunggu-tunggu selalu.
itu yang menyemangati untuk terus berdoa dan meminta,
pada Allah semata, Tuhan Yang Maha Mendengar Segala doa..

salam,
atma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar