Selasa, 19 Februari 2013

Buku "Istana Kedua"

Yaa, postingan ini tentang perasaan gw saat baca novel mini karangan penulis favorit saya, Mba Asma Nadia, yang berjudul Istana Kedua. Berhubung hari ini ni buku mau gw balikin ke perpus bogor, maka akhirnya niat juga nulis "perasaan2" gw tentang cerita novel itu

Istana Kedua, novel pendek, bukunya pun kecil, dengan cuma 240-an halaman. Ceritanya tentang alumni IPB (ingetlah, jaman kampus, ada 4 gender, ikhwan akhwat cewek cowok). Nah, Arini (akhwat) menikah dengan Pras (Ikhwan). Ketemuannya mereka aja di Masjid IPB kawan. Meyakinkan banget kan.. Halaman2 awal nyeritain mereka yang amat sangat saling menyayangi, keluarga yang bahagia dengan 3 orang anak (kalo ga salah 3). Tokoh ketiga namanya Mei Rose, cewek lugu, amat sangat mandiri dan strong, tapi beberapa kali teruji sama cowok2 yang kurang bermoral. Sampai inti ceritanya adalah Pras yang (katanya) amat sangat mencintai Arini itu menolong Mei Rose yang habis kecelakaan. Intinya, mereka akhirnya jadi deket. Karena sering berdua, akhirnya, begitu. Akhirnya si Pras menikah sama Mei Rose. Mei Rose dari awal uda tau sih kalo Pras uda menikah dengan Arini. Tapi dia  tetep bersedia menjadi istri kedua. Begitu deh kurang lebih ceritanya.

Nah, pas baca novel ini, halaman demi halaman, rasanya sumpah, gw sesek nafas. Beneran. Ikut sakit hati. Ya sama Arini yang selama ini bener2 selalu berusaha jadi istri sholihah, ya sama Pras yang bener2 cuma mau istrinya aja (Arini) yang dia cintai tapi di-ending ketemu dan nikah sama orang lain, ya sama Mei Rose yang selalu dan selalu ditipu tapi senantiasa tegar, walaupun di-ending kepikiran pingin mati.

mengenai tokoh Arini, perasaan gw adalah: Subhanallah! ni perempuan bener2 perempuan hebat. Gemes memang, kenapa kagak dia langsung to the point ke suaminya, tapi di sisi lain gw pun, kalo ada di posisi dia, berharap, sebaiknya emang ga tau kalo suami punya istri lagi. takut menghadapi kenyataan. serius, takut. tapi gemes banget emang, rasanya kenapa ga ngelabrak aja sekalian! mintai cerai oi! tapi lagi, gimana sama anak2nya, dsb2. bahkan buku itu cerita bahwa terutama Arini merasa jijik bila harus melaksanakan kewajiban istri di kamar. ya iya lah jijik, suami dia uda sama orang lain. astaghfirullah hal adziim. kalo ga cerai, misalnya milih diem2an gitu, tentu masih ada kewajiban2 istri yang ga bisa lepas. kalo ga baca novel ini, mungkin gw kagak kepikiran.

oiya, tentang Arini yang khawatir masalah berat badan (dia dulu nikah masi langsing, gw yang belum nikah aja uda gendut.waduh.haha), seharusnya memang ya menjaga penampilan di depan suami, tapi, berdasarkan informasi yang gw tonton dari infotainment pagi ini, Titi Schuman yang cantiknya Subhanallah, cantik banget sampai sekarang, tetep aja cerai sama suaminya. padahal, beliau kurang apa dari segi fisik? oh, terus banyak juga kok yang menikah dengan orang yang tidak "cantik" di mata kebanyakan orang. tapi tetap menikah sampai meninggalnya.

mengenai Pras, gw percaya, dia baik dan sayang sama istri dan keluarganya. masalahnya disini adalah, kenapa sejak pertama kenal Mei Rose, si Pras ngebantuin sendirian? kenapa ga dia cerita sama istrinya kek, temennya kek, guru ngajinya kek. siapalah. kenapa dia ber-dua2-an sama Mei Rose dan putranya yang masi bayi, di rumahnya Mei Rose? kan uda tau berkhalwat teh ga boleh.. kalo lo alesan mau nolong Pras, lo harusnya tetep bisa nolong, tanpa terjatuh ke maksiat, yang untungnya pada akhirnya menikah. jangan berharap Arini ikhlas yang sebener2 ikhlas. pada akhirnya, si Pras suka juga sama Mei Rose tuh.

sebagai penggemar drama2 korea, gw cuma mau bilang,, masa si Pras yang punya iman kalah sama tokoh2 cowok drama korea yang biasanya bener2 berjuang untuk ceweknya si? (hehe ga semua drama sih :p ) maksud gw, di belahan bumi lain, bahkan mereka yang mengaku ateis, banyak pasangan yang tetap saling setia dan menyayangi sampai nini-nini aki-aki bahkan sampai pasangannya telah meninggal. (eh tapi, kalo meninggal atau cerai, menurut gw, ga papa kalau mau menikah lagi lho. :) ) dan padahal, di buku ini, Arini ga ada salah. nikahnya si Pras adalah case. karena suatu kejadian. dan sayangnya ada saat di mana iman Pras menghilang kalo lagi berdua sama Mei Rose. itu masalah terbesarnya. iman dan komitmen yang menghilang.

mengenai Mei Rose, gw salut luar biasa sama cewek ini. mandiri dan amat strong, tapi di sisi lain, emang dia butuh "teman" untuk berjuang dan bertahan, dan dia ga punya. dari semua langkah yang dia ambil, sebagai seorang yang bener2 lugu, gw ga terlalu banyak komentar. tapi,, bener, please, untuk semua cewek, jangan pernah "deket2" dan punya "perasaan" sama cowok yang uda nikah. gw ngomong gini, emang si blum tau kerasnya kehidupan,, ya Allah, saya memohon, seorang calon suami yang merupakan laki-laki yang baik agamanya, akhlaknya, kesabarannya, dan tentunya tidak ber-istri.

please, walaupun perempuan belum menikah di usia yang cukup "senior", please, jangan pernah sama cowok yang punya istri. Kalo "pernah menikah" alias duda gapapa, tapi tidak untuk yang sedang menikah (alias masih punya istri). tolong hargai perasaan istrinya, apalagi kalo istrinya sehat jasmani maupun rohani. gw rasa, meminimalisir perselingkuhan berawal dari sini. dari sisi perempuan dengan menghijab diri, melindungi hati, menjaga perasaan, dan pastinya memikirkan perasaan istri dari cowok2 yang menikah tersebut.

gw emang blum menikah. mungkin banyak yang bilang sok idealis lah, blum tau realita kehidupan lah, dsb. Seenggaknya gw harus tetep jadi orang yang ber-prinsip.

O, satu lagi, bener ya, bahwa anak bisa membuat seorang ibu / perempuan bener2 menjadi kuat. hiks, gw makin iri sama temen2 yang uda pada punya momongan.. -eh malah curcol.keke- Arini bisa menjadi lebih bijaksana sambil menguatkan diri untuk anak2nya.. keren!
Ya Allah, anugerahkanlah kepada hamba anak-anak yang sholih dan sholihah setelah hamba menikah nanti. aamiin. aamiin ya Allah..

Oiya, orang yang berprinsip itu, keren :)

and last, Asma Nadia daebak!! :) :)

Selasa, 19 Februari 2013

Buku "Istana Kedua"

Yaa, postingan ini tentang perasaan gw saat baca novel mini karangan penulis favorit saya, Mba Asma Nadia, yang berjudul Istana Kedua. Berhubung hari ini ni buku mau gw balikin ke perpus bogor, maka akhirnya niat juga nulis "perasaan2" gw tentang cerita novel itu

Istana Kedua, novel pendek, bukunya pun kecil, dengan cuma 240-an halaman. Ceritanya tentang alumni IPB (ingetlah, jaman kampus, ada 4 gender, ikhwan akhwat cewek cowok). Nah, Arini (akhwat) menikah dengan Pras (Ikhwan). Ketemuannya mereka aja di Masjid IPB kawan. Meyakinkan banget kan.. Halaman2 awal nyeritain mereka yang amat sangat saling menyayangi, keluarga yang bahagia dengan 3 orang anak (kalo ga salah 3). Tokoh ketiga namanya Mei Rose, cewek lugu, amat sangat mandiri dan strong, tapi beberapa kali teruji sama cowok2 yang kurang bermoral. Sampai inti ceritanya adalah Pras yang (katanya) amat sangat mencintai Arini itu menolong Mei Rose yang habis kecelakaan. Intinya, mereka akhirnya jadi deket. Karena sering berdua, akhirnya, begitu. Akhirnya si Pras menikah sama Mei Rose. Mei Rose dari awal uda tau sih kalo Pras uda menikah dengan Arini. Tapi dia  tetep bersedia menjadi istri kedua. Begitu deh kurang lebih ceritanya.

Nah, pas baca novel ini, halaman demi halaman, rasanya sumpah, gw sesek nafas. Beneran. Ikut sakit hati. Ya sama Arini yang selama ini bener2 selalu berusaha jadi istri sholihah, ya sama Pras yang bener2 cuma mau istrinya aja (Arini) yang dia cintai tapi di-ending ketemu dan nikah sama orang lain, ya sama Mei Rose yang selalu dan selalu ditipu tapi senantiasa tegar, walaupun di-ending kepikiran pingin mati.

mengenai tokoh Arini, perasaan gw adalah: Subhanallah! ni perempuan bener2 perempuan hebat. Gemes memang, kenapa kagak dia langsung to the point ke suaminya, tapi di sisi lain gw pun, kalo ada di posisi dia, berharap, sebaiknya emang ga tau kalo suami punya istri lagi. takut menghadapi kenyataan. serius, takut. tapi gemes banget emang, rasanya kenapa ga ngelabrak aja sekalian! mintai cerai oi! tapi lagi, gimana sama anak2nya, dsb2. bahkan buku itu cerita bahwa terutama Arini merasa jijik bila harus melaksanakan kewajiban istri di kamar. ya iya lah jijik, suami dia uda sama orang lain. astaghfirullah hal adziim. kalo ga cerai, misalnya milih diem2an gitu, tentu masih ada kewajiban2 istri yang ga bisa lepas. kalo ga baca novel ini, mungkin gw kagak kepikiran.

oiya, tentang Arini yang khawatir masalah berat badan (dia dulu nikah masi langsing, gw yang belum nikah aja uda gendut.waduh.haha), seharusnya memang ya menjaga penampilan di depan suami, tapi, berdasarkan informasi yang gw tonton dari infotainment pagi ini, Titi Schuman yang cantiknya Subhanallah, cantik banget sampai sekarang, tetep aja cerai sama suaminya. padahal, beliau kurang apa dari segi fisik? oh, terus banyak juga kok yang menikah dengan orang yang tidak "cantik" di mata kebanyakan orang. tapi tetap menikah sampai meninggalnya.

mengenai Pras, gw percaya, dia baik dan sayang sama istri dan keluarganya. masalahnya disini adalah, kenapa sejak pertama kenal Mei Rose, si Pras ngebantuin sendirian? kenapa ga dia cerita sama istrinya kek, temennya kek, guru ngajinya kek. siapalah. kenapa dia ber-dua2-an sama Mei Rose dan putranya yang masi bayi, di rumahnya Mei Rose? kan uda tau berkhalwat teh ga boleh.. kalo lo alesan mau nolong Pras, lo harusnya tetep bisa nolong, tanpa terjatuh ke maksiat, yang untungnya pada akhirnya menikah. jangan berharap Arini ikhlas yang sebener2 ikhlas. pada akhirnya, si Pras suka juga sama Mei Rose tuh.

sebagai penggemar drama2 korea, gw cuma mau bilang,, masa si Pras yang punya iman kalah sama tokoh2 cowok drama korea yang biasanya bener2 berjuang untuk ceweknya si? (hehe ga semua drama sih :p ) maksud gw, di belahan bumi lain, bahkan mereka yang mengaku ateis, banyak pasangan yang tetap saling setia dan menyayangi sampai nini-nini aki-aki bahkan sampai pasangannya telah meninggal. (eh tapi, kalo meninggal atau cerai, menurut gw, ga papa kalau mau menikah lagi lho. :) ) dan padahal, di buku ini, Arini ga ada salah. nikahnya si Pras adalah case. karena suatu kejadian. dan sayangnya ada saat di mana iman Pras menghilang kalo lagi berdua sama Mei Rose. itu masalah terbesarnya. iman dan komitmen yang menghilang.

mengenai Mei Rose, gw salut luar biasa sama cewek ini. mandiri dan amat strong, tapi di sisi lain, emang dia butuh "teman" untuk berjuang dan bertahan, dan dia ga punya. dari semua langkah yang dia ambil, sebagai seorang yang bener2 lugu, gw ga terlalu banyak komentar. tapi,, bener, please, untuk semua cewek, jangan pernah "deket2" dan punya "perasaan" sama cowok yang uda nikah. gw ngomong gini, emang si blum tau kerasnya kehidupan,, ya Allah, saya memohon, seorang calon suami yang merupakan laki-laki yang baik agamanya, akhlaknya, kesabarannya, dan tentunya tidak ber-istri.

please, walaupun perempuan belum menikah di usia yang cukup "senior", please, jangan pernah sama cowok yang punya istri. Kalo "pernah menikah" alias duda gapapa, tapi tidak untuk yang sedang menikah (alias masih punya istri). tolong hargai perasaan istrinya, apalagi kalo istrinya sehat jasmani maupun rohani. gw rasa, meminimalisir perselingkuhan berawal dari sini. dari sisi perempuan dengan menghijab diri, melindungi hati, menjaga perasaan, dan pastinya memikirkan perasaan istri dari cowok2 yang menikah tersebut.

gw emang blum menikah. mungkin banyak yang bilang sok idealis lah, blum tau realita kehidupan lah, dsb. Seenggaknya gw harus tetep jadi orang yang ber-prinsip.

O, satu lagi, bener ya, bahwa anak bisa membuat seorang ibu / perempuan bener2 menjadi kuat. hiks, gw makin iri sama temen2 yang uda pada punya momongan.. -eh malah curcol.keke- Arini bisa menjadi lebih bijaksana sambil menguatkan diri untuk anak2nya.. keren!
Ya Allah, anugerahkanlah kepada hamba anak-anak yang sholih dan sholihah setelah hamba menikah nanti. aamiin. aamiin ya Allah..

Oiya, orang yang berprinsip itu, keren :)

and last, Asma Nadia daebak!! :) :)