Kamis, 21 April 2016

Malaikat

Hari ini saya bertemu manusia. Manusia biasa. Dan hari ini beliau marah. Karena salah saya..

Tapi hari ini, saya juga bertemu malaikat. Saya merasa bersyukur bertemu dengan malaikat.

Jaketnya basah kuyup. Hatinya sakit dan terluka. Harga dirinya merasa ternodai. Perasaan dan kesedihan yang ditahannya, terpancar dari sekabut air mata di kedua mata jernihnya.

Malaikatku yang tulus. Engkau begitu baik. Tidak lari tapi selalu bersabar.

Ya Allah, jagalah ia, malaikat selalu dalam keadaan penuh kebaikan..
Terimakasih telah mempertemukannya dengan saya..
Atas izinMu ya Allah, hati malaikat yang baik terpancar amat terang menghangatkan. Penuh ikhlas.

Anugerahkan kehidupan yang penuh berkah dan kebahagiaan untuknya di dunia dan di akhirat. Aamiin ya Allah..

Sabtu, 16 April 2016

Tentang Kepercayaan

Sungguh Allah memang Maha Baik dan Maha Adil
Saya berdoa terus pada Allah agar Allah memberikan saya rasa percaya akan janjiNya, ridho atas segala ketentuanNya dan berbaiksangka selalu padaNya.. aamiin

Tentang rasa percaya yang mudah hilang hanya dari sebuah persepsi. Mungkin saja, bahwa ini berkaitan dengan kalimat peribahasa "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Namun peribahasa tersebut banyak miss nya euy. Bahwa rusak disini adalah dalam persepsi manusia, dan bahwa nila disini pun juga persepsi manusia.

Hadist mengenai niat adalah hadist yang amat menentramkan hati, hadist yang amat adil. Begitu juga dengan hadist tentang Allah akan melihat hati manusia. Selaras.

Mengapa menentramkan? Karena gara-gara kesalahan atau kekurangan kita, meski kadang kekurangan itu adalah hanya dalam persepsi saja, telah rusak lah susu sebelanga. Rusak disini pun persepsi manusia. Karena Allah lah yang sebaik-baik dan seadil-adil penilai.

Izinkan saya menyampaikan sebuah ilustrasi. Saat kita berusaha untuk lurus sebaik yang kita bisa, maka orang menaruh kepercayaan pada kita, dan tidak pernah menanyakan apa kesulitan yg kita hadapi karena semua tampak baik baik saja, dan memang benar semua baik-baik saja. Namun ketika ada persepsi salah dalam otak mengenai seseorang yg dirasa kurang, maka semena mena semua menjadi hilang. Tiada nilai.

Namun bila seseorang selama ini dianggap belum cukup baik, tiba tiba dia mendekat dan menjadi amat baik, maka orang tersebut akan menjadi kesayangan dan terlupakan segala kesalahan.

Yang lucu disini adalah bahwa yang berusaha untuk selalu menjadi baik akan dianggap: polos, kurang pengalaman, lugu, bahkan naif. Dipersepsikan tidak tau realita kehidupan.
Namun yang mungkin pernah "tidak sebaik itu" dan kemudian menjadi baik, malah dianggap sudah mengecap asam garam.
Lalu perlukah orang menjadi tak baik dulu untuk diperhatikan dan dibimbing karena ketidakbaikannya, lalu setelah itu dianggap telah berpengalaman?
Ada sisi tidak adil rasanya. Atau saya yang terlalu banyak hasad.

Dan persepsi yang juga sudah seharusnya dikoreksi adalah persepsi saya sendiri. Otak dan hati saya mungkin terlalu buram, penuh dengan hasad, dengki, dan buruk sangka. Hingga saya saat ini amat sulit mempercayai orang lain.

Satu satu pertanyaan timbul di otak. Apa makna teman? Apa keluarga? Dan apa saudara?
Mungkin drama korea yang sering menceritakan kemandirian banyak mempengaruhi saya.hehe
Tapi tentu saya ingat, bahwa Rasulullaah saw. sebagai panutan saya memiliki keluarga, sahabat, dan teman. Dan beliau amat jauh dari berburuk sangka, bahkan kepada lansia yang meracau menghinanya, beliau dengan sabar menyuapinya.. hiks..

Diblokir, diremove, disindirkan dalam sebuah postingan media sosial adalah suatu hal yang harus dengan sabar kita terima. Betapa saya memohon agar dapat terus mendoakan yang terbaik dan menghapus segala dengki, hasad, prasangka dan kebencian yang timbul. Tentu yang nomor satu adalah yang ada dalam otak saya.. hiks astaghfirullaah.

Bila boleh berpesan, kepada diri saya ini dan kepada pembaca, izinkan saya berpesan untuk kita selalu dapat mengingat kebaikan orang lain, meski tentu orang tersebut memiliki kekurangan.

Kepada keluarga, teman, dan saudara, saya pun berusaha keras selalu mengingat kebaikan kebaikan. Meski hati saya sering terselip riya, ujub, dan sombong, tentunya saya berharap ampunan Allah dan berharap agar Allah membantu saya untuk selalu tawadhu, ikhlas dan tawakkal.

Sulit betul sekarang untuk percaya.
Dan kepada Allah lah kita mengadu, dan Ia adalah sebaik baik Penolong.

Minggu, 03 April 2016

Kata: Terserah

"Mba, mau naik angkot atau jalan kaki aja ke stasiunnya?" "Terserah", jawabnya.
"Pak, mau pesen makan di a atau di b?"
"Teserah", jawabnya.
"Aku izin mau nonton basket ya? Boleh ya?" "Terserah", jawabnya.

Kata itu, kata: terserah.
Ada lima hal yang saya pikirkan setiap saya diberi jawaban terserah oleh orang lain.

Yang pertama, yang paling sering melintas di otak saya, kata terserah itu adalah sebuah kata cuci tangan. Orang yang ditanya takut mengambil keputusan, takut salah. Boleh-boleh aja sih takut salah, tapi masalahnya kata terserah itu kemudian melemparkan pilihan kepada sang penanya agar sang penanya lah yang mengambil keputusan sekaligus dapat dijadikan kambing hitam bila keputusan yang dipilihnya salah/membawa kesulitan-kesulitan.
Dan inilah cikal bakal betapa saya tidak suka kata itu.

Yang kedua, kata terserah bermakna kepercayaan, sekaligus memberikan preferensi sepenuhnya pada si penanya. Ia benar- benar dengan sungguh-sungguh merasa baik pilihan a atau pilihan b tidak berbeda signifikan.Tidak masalah baik pilihan a atau b.

Yanh ketiga, masih relevan dengan poin dua,, kata terserah barangkali karena yang ditanya takut atau tidak memiliki bargaining position yang cukup untuk memilih suatu hal. Makanya dengan ridho tidak ridhonya, mau tidak mau dia harus menjawab dengan kata itu. Terserah.

Yang keempat, kata terserah artinya males mikir. Yang ditanya ga bermaksud ngelempar peran pembuat keputusan kepada orang lain, namun dasarnya aja lagi males mikir. Wah ngeselin nih. Biasa nya nadanya akan meninggi. "Ah terserah lu deh." "Terserah dah, sebodo amat"
Antara malas berpikir dan mencari solusi, pasraheun, sekaligus kesel karena terjadi hal-hal di luar ekspektasinya.

Dan yang terakhir, kata terserah sebenernya artinya tidak setuju. Artinya sebuah kata tidak, dan kata tidak boleh. Aga licik memang memakai kata yang mestinya bukan dipakai dalam konteks ketidaksetujuan ini. Namun kenyataannya banyak yang make kata terserah untuk sebuah ketidaksetujuan. Tidak salah memang, tapi seperti pengecut rasanya.
Dan terkadang poin lima berasa sama dengan poin satu. Endingnya adalah menyalahkan.

Budaya menyalahkan memang seharusnya dikurangi. Saya pun sadar bahwa masih sering banget diri ini menyalahkan orang lain atau keadaan dan juga menggunakan kata yang saya tidak suka, kata: Terserah.

Buatlah keputusan atau setidak preferensi sehingga membantu si penanya membuat keputusan bila memang akan menggunakan kata terserah.
Misal, "mau makan bakso apa ketoprak ya enaknya?"
"terserah sih, yang mana aja enak, tapi kalo mau bakso ayo"
Meskipun terserah, ada clue jawaban di sana.hehe

"Mau dilanjutin rapatnya apa break makan dulu?"
"Sebaiknya sih kita break dulu supaya bisa konsen, tapi terserah, kalo mau lanjut pun ayo"

Nah, lebih enakeun rasanya. :)

Senin, 21 Maret 2016

Dari Bunda

Ini semacem akun draftsms yg ada di LINE.hehe
Saya terinspirasi nulis ini, dengan format draftsms. Ditulis dari hati yang terdalem niih :)

----------------------------------

Dari: bunda
Untuk: anak tersayangnya bunda dan ayah (kelak.hehehe)

Assalaamu'alaykum warrahmatullaah wabarakaatuh!! :) :)
Hai haii haii anakkuu, ini bundaa.hehehe :)

Saat bunda nulis ini yah, kamu teh belum lahir.. bunda juga sekarang ini bukannya lagi hamil,, bahkan yaa, bunda teh sekarang ini menikah pun beluuum.hehehe

Anakku tau ga kenapa sekarang bunda tiba-tiba kepingin nulis surat? Kenapa hayoo? Hahahaha
eeee ni bunda ni malah balik nanya yah? Hahahaha
Bunda habis baca bukunya penulis favorit Bunda, namanya Mba Asma Nadia. Judul bukunya Catatan hati: Jangan Bercerai, Bunda!

Di buku itu dibilang, bahwa kehadiran anak-anak ternyata sangat menguatkan para bunda nya. Agar para bunda yang sedang punya masalah yg suliit banget tetep bisa berpikir secara sehat. Tidak ngelakuin hal-hal aneh karena melihat kalian2 ini anak2 bunda2 yang paliiing tersayang :)

Nah,,bunda sekarang ini belum punya kalian.. suatu saat, insyaAllah, Allah pertemukan kita ya naak, kalo tidak di dunia mungkin nanti di akhirat, di surgaNya. InsyaAllah :)

Anakku, bunda teh sekarang umurnya uda 28 tahun. Tua yah?hehe Tapi bunda masih suka merasa kalo bunda kadang kekanak-kanakan dan ga dewasa..hahaha bunda juga rusuuh dan kayak preman. Maafin bunda ya, kalo bunda masih akan dan harus belajar terus untuk menjadi bunda yg baik dan lembut untukmu..

Anakku, saat kita bertemu kelak, mungkin bunda uda semakin tua. Mungkin bunda uda ga sekuat bunda2nya teman2 kamu. Tapi bunda insyaAllah semangat dan jiwanya selalu muda.hehehe
Tetap bersyukur yaa naaak :)
Bunda bahkan ga tau apakah Allah mengizinkan kita bertemu atau ga. Karena pada kenyataannya banyak perempuan yg menjadi syahid saat melahirkan anak2nya tersayang..

Meski begitu nak, jangan khawatir karena ada ayah adit (aamiin ya Allah) yg akan melindungi keluarga kita. Saat ini memang bunda belum menikah sm ayah kamu nak, tapi insyaAllah bunda akan menikah dengan ayah secepatnya. Doain yaa.hehehe
Ayah adit sm bunda punya selisih usia.. ayah lebih muda dari bunda. Jadi kalo bunda uda mulai tua dn cepet cape lari-larian, kamu ajakin ayah yaaaa,, kita ajakin ayah main bareeng, okkeee :)
Jadi pokoknya kamu jangan khawatir, okkeee siiippp :)

Meski begitu anakku, meninggal itu ga bisa ditebak.. orang yang usianya lebih muda belum tentu meninggal lbh akhir.
Doain ayah sm bunda selalu ya nak..

Anakku, bunda senantiasa berdoa dan berharap, kamu tumbuh sehat kuat dan cerdas serta menjadi pribadi yang sholih dn mensholihkan. Bunda berdoa semoga Allah menjadikan kamu anak yang meneguhkan, menguatkan, menyejukkan hati bunda dan ayah.
Aamiin

Segitu dulu ya anakkuu sayaang :)

Salam,
Dari bundamu,
Atma

Merasa Terluka

Tulisan ini hasil brainstorming saya dengan teman saya, namanya Putri.
Apa? brainstorm?? Cecurhatan mereun..? iyee dah, cecurhatan.hehehe

Bahasan kami adalah tentang perasaan terlukai. Sebuah perasaan di mana bikin orang pada galau baper di media sosial. Menggadang-gadang bahwa dirinya adalah orang yang terlukai, tersakiti. Atau pun misalnya pun tidak diumbar, di dalam pikirannya ia terluka. Entah karena apa, yang pasti suatu peristiwa telah menggoreskan luka di bagian di hatinya.

Bahasan kita persempit. Terluka di sini bukan karena suatu niat kejahatan. Bukan suatu kriminal dan pendzaliman. Bukan karena perbuatan tercela yang melanggar hukum. Bukan suatu kesengajaan bermotif dendam atau motif buruk lainnya. Bukan!

Terluka yang saya maksud adalah karena suatu masalah yang menyangkut "perasaan".
Yang bisa jadi kita pun perlu berkaca diri. 
Adakah orang yang kita dengungkan sebagai pihak yang menyakiti dan memberikan luka tersebut betul memiliki niatan jahat dalam hatinya? ataukah ada sebab dan keadaan yang ikut berpengaruh di sini?

Saya ingin mengatakan, bahwa jangan-jangan orang yang pernah kita rasa adalah orang yang memberikan luka, ternyata diri orang tersebut pun pernah terluka terlebih dahulu karena kita? Mungkin kan?
orang yang dianggap melukai tadi, jangan-jangan dia-lah orang yang ternyata memiliki luka yang jauh lebih besar dan berdarah dibanding luka kita? Pernah kita berpikir demikian? 
Mungkin jarang. Karena kita sibuk dengan meratapi luka kita.
Ga perlu lah adu-aduan siapa yang terluka lebih besar dari siapa, ga perlu begitu.

Putri bilang dengan nada yang amat bijak, "Mba, orang yang ngerasa terluka itu adalah orang yang merasa paling benar." Karena ia terluka, ia berhak menangis, berhak berteriak, berhak bersuara, dan tentu saja memang berhak. Saya pun akhirnya setuju dengan nasihatnya.

Akhirnya kesimpulannya apa hayo?
Kesimpulannya adalah bahwa kita boleh merasa terluka, sah-sah saja. Namun mengadukannya biar hanya kepada Allah saja. Bayangin semua pihak ternyata merasa terluka, dan semuanya mengadu pada Allah. Waah sungguh tenteram dunia.hehe ndak ada lagi deh postingan baperan.hehe
Intinya sih kalau merasa terluka oleh seseorang, bayangkan, jangan-jangan dia pun terluka juga. dan bayangkan, di saat kau mengadukan lukamu pada Ia Yang Maha Memberikan Pertolongan, ia yang ternyata juga punya luka juga mengadu. Sama-sama mengadu. Dan biar urusan Allah bagaimana Ia akan menolong kedua hamba-hambaNya ini. 

Kesimpulan kedua, namanya orang yang lagi merasa terluka yah, mana bisa inget yang begitu itu. saya juga kok sering manyun kesel saat merasa terluka oleh orang lain. Sulit banget bahkan untuk membayangkan kebaikan pihak lain tersebut. 
Nah untuk itu, ingat quote ini, didapet dari quote2an yang terserak di internet dan medsos: everybody has their own battle. everyone you meet is fighting a hard battle.
Sama satu lagi, dari beliau: "kita belum tentu bisa menjadi orang lain dan orang lain pun belum tentu bisa menjadi kita."
Nasihat yang pernah beliau dengungkan saat saya dengan bawelnya berkomentar ini itu tentang orang lain. astaghfirullaah..

Kesimpulan ketiga, tentu saja, harus merujuk pada ayat AlQuran dan Hadist tentang indahnya memaafkan. Ah, saya yang bergelimang maksiat ini tentu tidak pantas memberikan nasihat mulia ini. Namun izinkan saya mengutip mengenai indahnya memaafkan ini dari hasil searching2:

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS An-Nur: 22)

Sepintas-sepintas inget ayat ini. Ayat di mana Allah meminta kita memaafkan dan berlapang dada, lalu Allah sampai bertanya "Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu?" kalau saya bisa jawab: ingiiiin ya Allah, hamba ingin diampuni olehMu.. Astaghfirullaahal 'adziim..

Begitulah, jangan lagi kita menyakiti orang lain.. namun manusia kan lemah dan tempat khilaf.. Sengaja maupun tidak sengaja, lisan dan perbuatan ini telah menyakiti dan menorehkan luka di hati orang-orang baik. Karena itu marilah kita ber-istighfar, memohon ampun kepada Allah. Dan marilah kita memohon kekuatan, kekuatan untuk mampu memberi maaf, kekuatan untuk bersabar, dan kekuatan untuk membentengi hati kita dari dendam dan dengki, dan kekuatan untuk mendoakan kebaikan sebagaimana kisah suri tauladan kita Rasulullaah SAW saat hijrah ke Thaif.

Okkkee, ayookk, lembutkan hatimu dan berprasangka-baik-lah :)

Senin, 29 Februari 2016

Tentang Buku Jangan Bercerai Bunda

Lagi-lagi, satu buku yang menyesakkan karangan mba Asma Nadia. Judulnya adalah Jangan Bercerai Bunda

Buku ini berisi kisah-kisah yang berujung pada perpisahan/perceraian pasangan suami istri dengan sudut pandang istri atau sudut pandang anak. Dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu perceraian akibat perselingkuhan atau adanya orang ketiga, menyangkut keluarga besar, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebab lain. Sebab-sebab lain yang diceritakan dalam buku ini antara lain perbedaan keyakinan/prinsip atau melakukan syirik. Semua kisah amat periih, pedih, dalem dan menyayat perasaan pembaca.

Buku ini menyoroti perceraian dari sudut pandang anak. Ada beberapa cerita di mana sang anak dititip ke sana kemari, depresi, atau terjebak dalam alkohol dan narkoba sebagai imbas dari kurangnya kasih sayang dari orang tua.

Tapi ada hal yang dalem yang saya pribadi dapet dari buku ini:

pertama, bahwa anak dapat selalu menguatkan bundanya. Seorang perempuan akan dapat bertahan dari tindakan tidak rasional saat dikuatkan dengan kehadiran anak-anaknya sebagai alasan bertahan. Subhanallaah, Allah lah yang memberi hidayah dan pertolongan, termasuk pertolonganNya akan kehadiran anak-anak dalam kisah di buku ini menguatkan para bunda untuk tidak melakukan bunuh diri.
Ya Allah, saya jadi nambah pingiiin banget punya anak.. izinkan hamba menikah ya Allah dan karuniakan pada keluarga hamba kelak putra-putri yang sholih sholihah, sehat, cerdas, dan menyejukkan hati. aamiin ya Allah

kedua, bahwa tiap kita pasti ada aja yang ngomongin. Dari mulai diomongin tetangga, teman kerja, sampai diomongin sama keluarga sendiri. Kadang ketakutan jadi "diomongin" ini lah menjadi alasan ketidaksiapan tokoh dalam kisah (misalnya cerita tentang istri yang mengalami KDRT parah) untuk memilih bercerai.
Ah entahlah, lisan memang amat sulit dijaga, makanya kita harus membentengi diri kita dan menguatkan pertahanan untuk tegar menghadapi omongan orang yang terkadang tidak tahu menahu cerita yang sebenarnya. Selain itu kita harus berupaya pula untuk tidak ngomongin orang, apalagi sampai menyebarkan aib, na'udzubillaahi min dzalik

ketiga, bahwa Allah memberikan hidayah kepada siapa yang Ia kehendaki. Dengan ujian-ujian, bisa jadi adalah cara Allah mendekatkan hambaNya kembali ke jalanNya. Manusia bisa berubah, meski judgement terhadap masa lalu mereka selalu mengikuti. Adalah salah satu tokoh di cerita yang terjerumus alkohol dan narkoba, lalu sering bergaul di klub-klub malam.Namun di akhir kisah, tokoh tersebut kembali kepada cahaya Islam, berupaya mendekatkan diri pada Allah.

Jadi ingetlah dengan quote di grup w.a hari ini. Tentang orang yang dulu memusuhi Rasulullaah, ternyata makamnya bersebelahan dengan makam Rasulullaah saw yaitu Umar bin Khattab ra. dan orang yang dulu berperang melawan umat Islam, ternyata menjadi panglima perang Kaum Muslimin yang memiliki julukan pedangnya Allah, yaitu Khalid bin Walid

Itulah tiga hal yang terekam kuat di otak saya selepas membaca buku ini. Mereka yang melalui ujian rumah tangga dan harus kuat, sabar dan tegar menghadapinya. Saya pribadi tidak takut menikah meskipun pernah mendengar cerita perceraian di sekitar saya. Bahkan cerita perceraian orang-orang terdekat saya. Jujur dulu saya sering ketakutan dengan pernikahan setelah mendengar cerita kegagalan rumah tangga. Tapi Alhamdulillaah, saya berusaha berbaiksangka dengan ketentuan dari Allah, dan insyaAllah selalu berdoa agar segera mendapat ridho dan restu dari orang tua agar dapat bersegera menikah dengan beliau (insyaAllah, aamiin ya Allah..)
Teruus berdoa memohon pertolongan Allah untuk meluruskan niat menikah karena Allah dan pertolongan untuk dibukakan jalanNya dan keridhoan dari keluarga besar kami.

mohon doanya yaa :)
sebagai penutup,, lagi-lagi: Mba Asma Nadia, daebak!!

Kamis, 25 Februari 2016

Triiip

yuhuuuu i'm back!

karena saya googling sana sini, melihat foto-foto indahnya indonesia
karena beliau cerita teruus tentang serunya naik gunung
karena kepo-in beliau dengan gapeka nya yang nanya "kapan angkat keril lagi?"
karena lihat fotonya mba bardatin dan suami, berfoto di antara edelweis (tulisannya bener ga tuh?hehe)
karena baca artikel seorang ibu membawa balita nya nanjak gunung
karena cerita beliau, kata beliau, ada seorang nenek juga naik gunung ditemani cucunya
karena nonton 5 cm dan baca buku Tabah Sampai Akhir
karena foto akhwat-akhwat sholihah yang bisa juga sampe di gunung
karena di AlQuran banyaaak banget ayat-ayat yang menyebut2 gunung
karena ingin membersamai beliau (aamiin insyaAllah) nanti

karena itu semua, saya menyusun ulang mimpi saya. dan saya memasukkan poin naik gunung menjadi bagian dari mimpi saya bersama beliau bila Allah mengizinkan, insyaAllah.. Akan diwujudkan saat kami telah sah menikah, insyaAllah.. aamiin ya Allah

Yap, saya pingiiin betuul liat lautan awan. Saya pingin betul ngeliat danau di atas gunung sana. Saya pingin betul bertafakkur, mengagumi ciptaan Allah, bersyukur, dan merasa kecil di sana. Saat harta dan jabatan tidak ada artinya. Eh ada ding, buat ongkos dn segala perlengkapan nge-trip. Tapi bukan ituu yang saya maksud atuuh..hehe Dan juga karena bersama beliau insyaAllah sosok yang dapat diandalkan :)

insyaAllah, ayo, kita coba nanti yaa :)
meski saya gendut dan menua, meski fisik mungkin tidak sebugar teman-teman yang masih muda, meski sekalipun belum pernah naik gunung membawa tas-tas segede gaban itu, ayo kita coba :)

umur boleh menua, tapi semangat dan mimpi harus tetap menyala.
optimis!
suatu saat yang lain nanti, kita juga akan ajak anak-anak kita kelak untuk mengenal indahnya ciptaan Allah :)

InsyaAllah :)

Minggu, 17 Januari 2016

Memilih

Hari ini saya mau progress report tentang postingan sebelumnya,, bahwa saya uda mulai mencoba menonton film. Menonton film, seperti membaca buku, adalah salah satu cara kita belajar untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Belajar bahwa ada sebab, ada latar belakang, ada kejadian/ujian yang dihadapi yang akhirnya bisa membuat orang berubah atau membuat orang tersebut menjadi berpikir atau bertindak atau berprinsip tertentu.

Film yang saya tonton hari ini ada dua. Yang pertama adalah Remember When dan yang kedua adalah Perahu Kertas. Remember When saya pilih karena saya pernah baca beberapa chapter awal novelnya di playstore, tapi chapter ke 4 dan seterusnya dikunci, alias berbayar.hiks.. padahal penasaran bangettt... film kedua saya dapet dari liat-liat daftar film di internet setelah nonton Remember When. Tadinya karena masih ada waktu, saya googling untuk film Lost in Love, tapi tadi malah nemu Perahu Kertas.

Film Remember When adalah film antara sad ending dan happy ending, entahlah yang mana, bergantung sudut pandang kita sebagai penonton. Tokoh utama (ian dan freya) bisa aja dianggep buruk karena seakan-akan mereka berselingkuh, walaupun kalau mau menilik secara detail, ada hal-hal dan kejadian yang secara ga sengaja menyebabkan mereka menjadi dekat dan saling suka.
oh men, punten, maklumin saya yah yang usia emak-emak gini, di saat temen-temen seumuran uda sibuk nyuapin anak-anak, saya malah nonton drama cinta anak sma..heeee..

Pelajaran yang dapat saya ambil dari film ini jika dikaitkan dengan kehidupan saya adalah bahwa kita harus tegas bertindak. Kisah masa lalu saya sekilas mirip, tapi buat saya tidak. Ada tekad kuat dalam tokoh gia yang harus saya acungi jempol.  Dan proses gia yang akhirnya melepaskan. Pun begitu, saya pun selalu belajar dan bersiap dalam menghadapi segala kemungkinan yang bisa jadi tidak seperti yang kita harapkan. Bukan hanya saya, tapi kita semua. Nyambung ke film Perahu Kertas, di sana ada quote bahwa "ini lah hidup, bukan dongeng, dan tidak semua dongeng berakhir happy ending, apalagi realita." Film Remember When ini sukses membuat air mata saya berderai-derai, apalagi saat proses kehilangan ibu. Ian yang saat itu sedang berantem dgn sang ayah, dan ibunya adalah satu-satunya tempat ia mendapat kenyamanan, tiba-tiba meninggal. Saya aja ikut ga percaya ibunya meninggal.. cara ian nangis sedih bener.. Kehilangan, kehilangan orang yang paling dicinta..

Masuk ke film kedua, saya baru tau kalo ada dua seri film Perahu Kertas. Ceritanya rumit, saya aga ga ngerti.hehe beberapa bagian (aga banyak bahkan) saya cepetin, ga ditonton. Ceritanya berbelit-belit, mungkin kapasitas saya yang sebagai pemain baru dalam menjadi penikmat film. Ada hal penting dalam film ini yang bisa kita soroti, tentang keteguhan dalam pilihan kita. Bahkan saat orang tua menentang. Kadang kita dalam posisi memilih. Dan kadang, realita tidak sesuai dengan pilihan kita. Dalam film ini adalah saat ayah Keenan sakit, akhirnya Keenan harus pulang ke Jakarta dan kerja kantoran. Ohiya, yang nyesek teh pas Keenan dilempar lukisannya yang dipikir laku dibeli orang, padahal dibeli sama kenalannya. Nyesek banget.. Kemudian tekad dan kesungguhan kita lah yang akhirnya menetapkan kita pada pilihan kita :) meskipun badai menerjang-nerjang..hehe Kalo tokoh Kugy, aneeh.. susah digambarin keanehan jalan pikirannya. tapi yang pasti Kugy beruntung, bahkan selalu amat beruntung. Dia selalu dikelilingi orang-orang yang selalu sayang, mulai dr pacar (yang ganti beberapa kali, eh, endingnya malah sm Keenan), sahabatnya, kakaknya, dan murid-muridnya. Terus saya juga ga gitu ngerti sama gambaran perasaan tokoh Kugy ini, sebenernya dr awal dia gimana sama Keenan. Keliatannya naksir, tapi sama pacarnya mesra banget. Mesra banget, tapi masa putus gara-gara ga jadi ke Bali.. Aga susah buat saya ikutin jalan pikirannya Kugy di cerita ini..

Buat kita orang Islam, yang pasti, setiap keputusan harus melibatkan Ia Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Berkehendak. How? dengan berdoa dan istikharah.
Hikmah kedua, bahwa mimpi harus terus dijaga. Mungkin ga sekarang, tapi bisa kok suatu saat, entah sekian tahun lagi, kita ada kesempatan mewujudkannya. Apa mimpimu?
1. Jadi dosen!! Cita-cita dari dulu yang tidak akan padam.hehe masih realistik kok utk dicapai. Tentu setelah menikah (semoga Allah memberi pertolongan supaya kedua orang tua saya bisa kasih ridho dan restu untuk kami, aamiin ya Allah..), harus ambil S2 supaya bisa mengajar, dan juga menjadi seorang praktisi sehingga ilmu yang disampaikan lebih mumpuni.. aamiin
2. punya toko buku/usaha dalam bidang buku. why? karena saya suka banget nongkrong di toko buku.hehe
3. punya usaha kuliner atau usaha lainnya :)

okkee, keep husnudzan! semangat!!


Minggu, 10 Januari 2016

sudah 2016 ini yaaa :)

yap, ini sudah tahun 2016 :)

banyak hal yang perlu saya lakukan untuk meng-upgrade diri, mengenai kebijaksanaan (sok iye.hahaha), karakter diri dan kepribadian, akhlak karimah, ilmu dan wawasan baik mengenai agama maupun kehidupan, kesehatan dan penampilan, hobi minat dan kesenangan, daaaan inginnya menikah, hidup dan berjuang bersama beliau orang yang insyaAllah senantiasa tersebut dalam deretan doa, aamiin :)

yang artinya makin banyak hal yang perlu di-upgrade.
misalnya ilmu komunikasi, ilmu berkeluarga, dan ilmu menjadi orang tua (parenting) yang sering bersliweran di timeline facebook :)

inilah, meski sekarang bukanlah persis awal tahun 2016 - tapi masih di bawah tanggal 15 januari ini.hehe, apa yang akan saya lakukan to make them come true:

1. lebih giat berdoa!!
mimpi yang ingin sekali saya wujudkan dengan beliau, sebuah pernikahan, insyaAllah.. yang di awali tentunya dengan berdoa, memohon pada Allah dengan tak kenal lelah supaya diberikan jalan pertolonganNya dan keridhaan-Nya dan diwujudkan dengan kesempatan serta ridha dan restu dari segenap keluarga :)
tentu berdoa untuk hajat-hajat yang lainnya, segala pinta diwujudkan dalam doa.
kalo kata line, berdoa itu ibarat mengayuh sepeda, insyaAllah akan sampai selama kita ga berhenti dan tidak terburu-buru minta dikabulkan, dan tentu yakin Allah akan mendengar segala doa kita :)

2. lebih banyak membaca!!
tentu membaca AlQuran dan artinya, jurnal/slide presentasi/materi pelatihan2 sebelum2nya, koran dan artikel, buku motivasi, quote, daan sebagainya :)
ada satu sih yang urgent, bahwa saya harus seenggaknya membaca berita seputar dunia islam melalui web dan situs terpercaya. supaya makin ngerti kondisi di Palestina, Suriah, Perancis, Myanmar, dan negara-negara lain, dan tentunya, kondisi Islam di negeri Indonesia tercinta.
lalu saya harus menambah wawasan keislaman, menghidupkan kembali semangat membaca yang aga redup terkait topik2 seputar Islam.
membaca buku yang meningkatkan skill yang lain, misalnya skill kepemimpinan, berwirausaha, atau berkomunikasi, atau skill dunia IT atau dunia gadget yang bertumbuh terus ini..

3. lebih banyak gaul di media sosial
oh men, saya gagap gempita kalau ditanya soal instagram, twitter, dan path.
yap, saya hanya pengguna wa, line, dan fb, dan tentu saja, blog ini.hehehe tapi nyatanya membaca itu semua aja memakan waktu yeuuuh.. saya ingin bisa share hal-hal yang bermanfaat, meskipun hal tersebut sederhana. kayak di fb, orang nge-share resep masakan. simple,, but it brings benefits to many readers. salah satunya ibu saya, beliau gemar mantengin resep-resep masakan yang bersliweran di fb.hehehe
dan untuk memposting atau menghasilkan sebuah tulisan, tentu diawali dengan bekal ilmu yang didapat dari membaca. yes, poin 2 tadi mendukung poin 3 ini
insyaAllah nanti saat ada kesempatan punya hape baru, saya pingiiin bangett moto banyak hal.. bukan sekedar selfie, tapi kayak kata Rania dalam Love Sparks in Korea nya Mba Asma, kita bisa share keindahan Islam, share ciptaan Allah yang luar biasa, atau share foto yang uda diedit dengan tambahan kata-kata bijak. beuuuh kece bangeettt
tapi entar yah, kalo rizki beli hape nya uda disisihin.hehe

4. lebih mengaca diri
yeah, saya masih suka galauuu.. suka kepoin orang, suka iri-iri gelisah liat ini itu di fb, suka merasa gagal baca diskusi sangarnya teman-teman sma, suka rendah diri merasa saya buruk, dan sebagainya.
no, di tahun 2016 ini saya ga mau gitu lagi. saya ingin menjadi pribadi yang bersyukur yang menerima pencapaian diri saya dengan lebih bangga. kisah orang harus dijadikan pembakar semangat. tapi keberhasilan mereka tidak perlu dijadikan bahan gelisah dengan membandingkan apa yang saya punya dengan mereka. diri kita ya seperti ini.. dan kita harus mensyukurinya :)
biarlah kegalauan saat melihat akhwat-akhwat kece nan sholihah, teman-teman yang mulai lahiran ga cuma anak pertama tapi uda pada keduaaa.. uuuuuu, teman-teman yang bergaji berpuluh juta, teman-teman yang travelling ke sana sini, teman-teman yang S2, biarlah semua kembali pada rizki masing-masing. saya ingin fokus pada hidup saya, kebahagiaan sederhana yang tak ternilai bersama dengan orang yang insyaAllah peduli dan menyayangi saya, dan fokus untuk berjuang meraih keridhoan dan restu untuk menikah, dan hidup bersama, berjuang bersama melewati sisa usia kami, insyaAllah,, itu tujuan saya saat ini. mimpi saya, and i will achieve it, insyaAllah
saya memang ambisius tentang karir, tapi saya ingin membuka peluang2 diri saya dan diri beliau, karena saya yakin rizki kami telah terjamin. menikah tidak boleh takut miskin. terus berusaha serta komitmen terhadap hal-hal yang sudah kita pilih. salah satunya adalah komitmen dalam amanah pekerjaan kami. kalau Allah jamin rizki kita dan kita ga lelah berusaha, kenapa harus khawatir. optimis laaah. yeaah

5. lebih berbaiksangka lagi, lebih postif!!

6. lebih bersih, lebih rapi, lebih kece!!
inget, gimana ge lu cewek maa. harus jaga kebersihan badan. Rasulullaah suka meminyaki rambut lho.. ayo ayoo merawat diri.hahaha (sok malesan saya..)
jaga berat badan, inget usia uda makin tua, jangan sampe sakit-sakitan gegara makan yang kebanyakan.. jlebb.. perbanyak minum air putih, naik tangga dan cukupkan berjalan kaki, bangun pagi dan jangan kelamaan tidur.

7. lebih banyak nonton film
sekarang banyak film-film dakwah. uda gitu nonton film tuh suka bisa berasa impactnya. ga perlu ke bioskop, luangin aja nonton film-film berkualitas dari laptop. drama korea sesekali pun harus ditonton. nyatanya semangat tokoh-tokoh drama yang digambarkan tidak kenal lelah dan tidak kenal menyerah, bisa menyengat semangat kita.hehe juga dalam bertahan hidup, bertahan di lingkungan yang kadang kita ga sesuai, dan bertahan dalam hal cinta. itu drama korea bisa dapett banget dah yang namanya perjuangan.. misal nih: school 2013 - tokoh gurunya go nam soon yang tak kenal menyerah!! jjinjja jjang!!

itu dulu yah.hahaha itu ge banyaak bener men.
poin galau baper itu yang masih harus diasah. saya keinget mba elok dan mba dany kalo lagi kayak gini.. mereka teh temen nya ga banyak. orang terdekat mereka ya keluarga. jarang update2 dan ga pingin show off. sederhana tapi memukau. dengan cobaan dan ujian kehidupan yang seperti apa ge, mereka ga galau di medsos. kalem, cool. mereka juga ga pamer dgn kelebihan rizki atau foto-foto jalan-jalan atau foto-foto makan-makan meskipun mereka mungkin bisa aja kalo mau show off mah.hehe

i admire you sisters..

dengan mengucap bismillaahirrahmaanirrahiim, marii kita sambut 2016 dengan positif dan optimis!!
jargonnya gini yah: 2016,, positif-optimis!! yes yes yees
(uda kayak jaman maba aja.hahaha)





Kamis, 21 April 2016

Malaikat

Hari ini saya bertemu manusia. Manusia biasa. Dan hari ini beliau marah. Karena salah saya..

Tapi hari ini, saya juga bertemu malaikat. Saya merasa bersyukur bertemu dengan malaikat.

Jaketnya basah kuyup. Hatinya sakit dan terluka. Harga dirinya merasa ternodai. Perasaan dan kesedihan yang ditahannya, terpancar dari sekabut air mata di kedua mata jernihnya.

Malaikatku yang tulus. Engkau begitu baik. Tidak lari tapi selalu bersabar.

Ya Allah, jagalah ia, malaikat selalu dalam keadaan penuh kebaikan..
Terimakasih telah mempertemukannya dengan saya..
Atas izinMu ya Allah, hati malaikat yang baik terpancar amat terang menghangatkan. Penuh ikhlas.

Anugerahkan kehidupan yang penuh berkah dan kebahagiaan untuknya di dunia dan di akhirat. Aamiin ya Allah..

Sabtu, 16 April 2016

Tentang Kepercayaan

Sungguh Allah memang Maha Baik dan Maha Adil
Saya berdoa terus pada Allah agar Allah memberikan saya rasa percaya akan janjiNya, ridho atas segala ketentuanNya dan berbaiksangka selalu padaNya.. aamiin

Tentang rasa percaya yang mudah hilang hanya dari sebuah persepsi. Mungkin saja, bahwa ini berkaitan dengan kalimat peribahasa "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Namun peribahasa tersebut banyak miss nya euy. Bahwa rusak disini adalah dalam persepsi manusia, dan bahwa nila disini pun juga persepsi manusia.

Hadist mengenai niat adalah hadist yang amat menentramkan hati, hadist yang amat adil. Begitu juga dengan hadist tentang Allah akan melihat hati manusia. Selaras.

Mengapa menentramkan? Karena gara-gara kesalahan atau kekurangan kita, meski kadang kekurangan itu adalah hanya dalam persepsi saja, telah rusak lah susu sebelanga. Rusak disini pun persepsi manusia. Karena Allah lah yang sebaik-baik dan seadil-adil penilai.

Izinkan saya menyampaikan sebuah ilustrasi. Saat kita berusaha untuk lurus sebaik yang kita bisa, maka orang menaruh kepercayaan pada kita, dan tidak pernah menanyakan apa kesulitan yg kita hadapi karena semua tampak baik baik saja, dan memang benar semua baik-baik saja. Namun ketika ada persepsi salah dalam otak mengenai seseorang yg dirasa kurang, maka semena mena semua menjadi hilang. Tiada nilai.

Namun bila seseorang selama ini dianggap belum cukup baik, tiba tiba dia mendekat dan menjadi amat baik, maka orang tersebut akan menjadi kesayangan dan terlupakan segala kesalahan.

Yang lucu disini adalah bahwa yang berusaha untuk selalu menjadi baik akan dianggap: polos, kurang pengalaman, lugu, bahkan naif. Dipersepsikan tidak tau realita kehidupan.
Namun yang mungkin pernah "tidak sebaik itu" dan kemudian menjadi baik, malah dianggap sudah mengecap asam garam.
Lalu perlukah orang menjadi tak baik dulu untuk diperhatikan dan dibimbing karena ketidakbaikannya, lalu setelah itu dianggap telah berpengalaman?
Ada sisi tidak adil rasanya. Atau saya yang terlalu banyak hasad.

Dan persepsi yang juga sudah seharusnya dikoreksi adalah persepsi saya sendiri. Otak dan hati saya mungkin terlalu buram, penuh dengan hasad, dengki, dan buruk sangka. Hingga saya saat ini amat sulit mempercayai orang lain.

Satu satu pertanyaan timbul di otak. Apa makna teman? Apa keluarga? Dan apa saudara?
Mungkin drama korea yang sering menceritakan kemandirian banyak mempengaruhi saya.hehe
Tapi tentu saya ingat, bahwa Rasulullaah saw. sebagai panutan saya memiliki keluarga, sahabat, dan teman. Dan beliau amat jauh dari berburuk sangka, bahkan kepada lansia yang meracau menghinanya, beliau dengan sabar menyuapinya.. hiks..

Diblokir, diremove, disindirkan dalam sebuah postingan media sosial adalah suatu hal yang harus dengan sabar kita terima. Betapa saya memohon agar dapat terus mendoakan yang terbaik dan menghapus segala dengki, hasad, prasangka dan kebencian yang timbul. Tentu yang nomor satu adalah yang ada dalam otak saya.. hiks astaghfirullaah.

Bila boleh berpesan, kepada diri saya ini dan kepada pembaca, izinkan saya berpesan untuk kita selalu dapat mengingat kebaikan orang lain, meski tentu orang tersebut memiliki kekurangan.

Kepada keluarga, teman, dan saudara, saya pun berusaha keras selalu mengingat kebaikan kebaikan. Meski hati saya sering terselip riya, ujub, dan sombong, tentunya saya berharap ampunan Allah dan berharap agar Allah membantu saya untuk selalu tawadhu, ikhlas dan tawakkal.

Sulit betul sekarang untuk percaya.
Dan kepada Allah lah kita mengadu, dan Ia adalah sebaik baik Penolong.

Minggu, 03 April 2016

Kata: Terserah

"Mba, mau naik angkot atau jalan kaki aja ke stasiunnya?" "Terserah", jawabnya.
"Pak, mau pesen makan di a atau di b?"
"Teserah", jawabnya.
"Aku izin mau nonton basket ya? Boleh ya?" "Terserah", jawabnya.

Kata itu, kata: terserah.
Ada lima hal yang saya pikirkan setiap saya diberi jawaban terserah oleh orang lain.

Yang pertama, yang paling sering melintas di otak saya, kata terserah itu adalah sebuah kata cuci tangan. Orang yang ditanya takut mengambil keputusan, takut salah. Boleh-boleh aja sih takut salah, tapi masalahnya kata terserah itu kemudian melemparkan pilihan kepada sang penanya agar sang penanya lah yang mengambil keputusan sekaligus dapat dijadikan kambing hitam bila keputusan yang dipilihnya salah/membawa kesulitan-kesulitan.
Dan inilah cikal bakal betapa saya tidak suka kata itu.

Yang kedua, kata terserah bermakna kepercayaan, sekaligus memberikan preferensi sepenuhnya pada si penanya. Ia benar- benar dengan sungguh-sungguh merasa baik pilihan a atau pilihan b tidak berbeda signifikan.Tidak masalah baik pilihan a atau b.

Yanh ketiga, masih relevan dengan poin dua,, kata terserah barangkali karena yang ditanya takut atau tidak memiliki bargaining position yang cukup untuk memilih suatu hal. Makanya dengan ridho tidak ridhonya, mau tidak mau dia harus menjawab dengan kata itu. Terserah.

Yang keempat, kata terserah artinya males mikir. Yang ditanya ga bermaksud ngelempar peran pembuat keputusan kepada orang lain, namun dasarnya aja lagi males mikir. Wah ngeselin nih. Biasa nya nadanya akan meninggi. "Ah terserah lu deh." "Terserah dah, sebodo amat"
Antara malas berpikir dan mencari solusi, pasraheun, sekaligus kesel karena terjadi hal-hal di luar ekspektasinya.

Dan yang terakhir, kata terserah sebenernya artinya tidak setuju. Artinya sebuah kata tidak, dan kata tidak boleh. Aga licik memang memakai kata yang mestinya bukan dipakai dalam konteks ketidaksetujuan ini. Namun kenyataannya banyak yang make kata terserah untuk sebuah ketidaksetujuan. Tidak salah memang, tapi seperti pengecut rasanya.
Dan terkadang poin lima berasa sama dengan poin satu. Endingnya adalah menyalahkan.

Budaya menyalahkan memang seharusnya dikurangi. Saya pun sadar bahwa masih sering banget diri ini menyalahkan orang lain atau keadaan dan juga menggunakan kata yang saya tidak suka, kata: Terserah.

Buatlah keputusan atau setidak preferensi sehingga membantu si penanya membuat keputusan bila memang akan menggunakan kata terserah.
Misal, "mau makan bakso apa ketoprak ya enaknya?"
"terserah sih, yang mana aja enak, tapi kalo mau bakso ayo"
Meskipun terserah, ada clue jawaban di sana.hehe

"Mau dilanjutin rapatnya apa break makan dulu?"
"Sebaiknya sih kita break dulu supaya bisa konsen, tapi terserah, kalo mau lanjut pun ayo"

Nah, lebih enakeun rasanya. :)

Senin, 21 Maret 2016

Dari Bunda

Ini semacem akun draftsms yg ada di LINE.hehe
Saya terinspirasi nulis ini, dengan format draftsms. Ditulis dari hati yang terdalem niih :)

----------------------------------

Dari: bunda
Untuk: anak tersayangnya bunda dan ayah (kelak.hehehe)

Assalaamu'alaykum warrahmatullaah wabarakaatuh!! :) :)
Hai haii haii anakkuu, ini bundaa.hehehe :)

Saat bunda nulis ini yah, kamu teh belum lahir.. bunda juga sekarang ini bukannya lagi hamil,, bahkan yaa, bunda teh sekarang ini menikah pun beluuum.hehehe

Anakku tau ga kenapa sekarang bunda tiba-tiba kepingin nulis surat? Kenapa hayoo? Hahahaha
eeee ni bunda ni malah balik nanya yah? Hahahaha
Bunda habis baca bukunya penulis favorit Bunda, namanya Mba Asma Nadia. Judul bukunya Catatan hati: Jangan Bercerai, Bunda!

Di buku itu dibilang, bahwa kehadiran anak-anak ternyata sangat menguatkan para bunda nya. Agar para bunda yang sedang punya masalah yg suliit banget tetep bisa berpikir secara sehat. Tidak ngelakuin hal-hal aneh karena melihat kalian2 ini anak2 bunda2 yang paliiing tersayang :)

Nah,,bunda sekarang ini belum punya kalian.. suatu saat, insyaAllah, Allah pertemukan kita ya naak, kalo tidak di dunia mungkin nanti di akhirat, di surgaNya. InsyaAllah :)

Anakku, bunda teh sekarang umurnya uda 28 tahun. Tua yah?hehe Tapi bunda masih suka merasa kalo bunda kadang kekanak-kanakan dan ga dewasa..hahaha bunda juga rusuuh dan kayak preman. Maafin bunda ya, kalo bunda masih akan dan harus belajar terus untuk menjadi bunda yg baik dan lembut untukmu..

Anakku, saat kita bertemu kelak, mungkin bunda uda semakin tua. Mungkin bunda uda ga sekuat bunda2nya teman2 kamu. Tapi bunda insyaAllah semangat dan jiwanya selalu muda.hehehe
Tetap bersyukur yaa naaak :)
Bunda bahkan ga tau apakah Allah mengizinkan kita bertemu atau ga. Karena pada kenyataannya banyak perempuan yg menjadi syahid saat melahirkan anak2nya tersayang..

Meski begitu nak, jangan khawatir karena ada ayah adit (aamiin ya Allah) yg akan melindungi keluarga kita. Saat ini memang bunda belum menikah sm ayah kamu nak, tapi insyaAllah bunda akan menikah dengan ayah secepatnya. Doain yaa.hehehe
Ayah adit sm bunda punya selisih usia.. ayah lebih muda dari bunda. Jadi kalo bunda uda mulai tua dn cepet cape lari-larian, kamu ajakin ayah yaaaa,, kita ajakin ayah main bareeng, okkeee :)
Jadi pokoknya kamu jangan khawatir, okkeee siiippp :)

Meski begitu anakku, meninggal itu ga bisa ditebak.. orang yang usianya lebih muda belum tentu meninggal lbh akhir.
Doain ayah sm bunda selalu ya nak..

Anakku, bunda senantiasa berdoa dan berharap, kamu tumbuh sehat kuat dan cerdas serta menjadi pribadi yang sholih dn mensholihkan. Bunda berdoa semoga Allah menjadikan kamu anak yang meneguhkan, menguatkan, menyejukkan hati bunda dan ayah.
Aamiin

Segitu dulu ya anakkuu sayaang :)

Salam,
Dari bundamu,
Atma

Merasa Terluka

Tulisan ini hasil brainstorming saya dengan teman saya, namanya Putri.
Apa? brainstorm?? Cecurhatan mereun..? iyee dah, cecurhatan.hehehe

Bahasan kami adalah tentang perasaan terlukai. Sebuah perasaan di mana bikin orang pada galau baper di media sosial. Menggadang-gadang bahwa dirinya adalah orang yang terlukai, tersakiti. Atau pun misalnya pun tidak diumbar, di dalam pikirannya ia terluka. Entah karena apa, yang pasti suatu peristiwa telah menggoreskan luka di bagian di hatinya.

Bahasan kita persempit. Terluka di sini bukan karena suatu niat kejahatan. Bukan suatu kriminal dan pendzaliman. Bukan karena perbuatan tercela yang melanggar hukum. Bukan suatu kesengajaan bermotif dendam atau motif buruk lainnya. Bukan!

Terluka yang saya maksud adalah karena suatu masalah yang menyangkut "perasaan".
Yang bisa jadi kita pun perlu berkaca diri. 
Adakah orang yang kita dengungkan sebagai pihak yang menyakiti dan memberikan luka tersebut betul memiliki niatan jahat dalam hatinya? ataukah ada sebab dan keadaan yang ikut berpengaruh di sini?

Saya ingin mengatakan, bahwa jangan-jangan orang yang pernah kita rasa adalah orang yang memberikan luka, ternyata diri orang tersebut pun pernah terluka terlebih dahulu karena kita? Mungkin kan?
orang yang dianggap melukai tadi, jangan-jangan dia-lah orang yang ternyata memiliki luka yang jauh lebih besar dan berdarah dibanding luka kita? Pernah kita berpikir demikian? 
Mungkin jarang. Karena kita sibuk dengan meratapi luka kita.
Ga perlu lah adu-aduan siapa yang terluka lebih besar dari siapa, ga perlu begitu.

Putri bilang dengan nada yang amat bijak, "Mba, orang yang ngerasa terluka itu adalah orang yang merasa paling benar." Karena ia terluka, ia berhak menangis, berhak berteriak, berhak bersuara, dan tentu saja memang berhak. Saya pun akhirnya setuju dengan nasihatnya.

Akhirnya kesimpulannya apa hayo?
Kesimpulannya adalah bahwa kita boleh merasa terluka, sah-sah saja. Namun mengadukannya biar hanya kepada Allah saja. Bayangin semua pihak ternyata merasa terluka, dan semuanya mengadu pada Allah. Waah sungguh tenteram dunia.hehe ndak ada lagi deh postingan baperan.hehe
Intinya sih kalau merasa terluka oleh seseorang, bayangkan, jangan-jangan dia pun terluka juga. dan bayangkan, di saat kau mengadukan lukamu pada Ia Yang Maha Memberikan Pertolongan, ia yang ternyata juga punya luka juga mengadu. Sama-sama mengadu. Dan biar urusan Allah bagaimana Ia akan menolong kedua hamba-hambaNya ini. 

Kesimpulan kedua, namanya orang yang lagi merasa terluka yah, mana bisa inget yang begitu itu. saya juga kok sering manyun kesel saat merasa terluka oleh orang lain. Sulit banget bahkan untuk membayangkan kebaikan pihak lain tersebut. 
Nah untuk itu, ingat quote ini, didapet dari quote2an yang terserak di internet dan medsos: everybody has their own battle. everyone you meet is fighting a hard battle.
Sama satu lagi, dari beliau: "kita belum tentu bisa menjadi orang lain dan orang lain pun belum tentu bisa menjadi kita."
Nasihat yang pernah beliau dengungkan saat saya dengan bawelnya berkomentar ini itu tentang orang lain. astaghfirullaah..

Kesimpulan ketiga, tentu saja, harus merujuk pada ayat AlQuran dan Hadist tentang indahnya memaafkan. Ah, saya yang bergelimang maksiat ini tentu tidak pantas memberikan nasihat mulia ini. Namun izinkan saya mengutip mengenai indahnya memaafkan ini dari hasil searching2:

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS An-Nur: 22)

Sepintas-sepintas inget ayat ini. Ayat di mana Allah meminta kita memaafkan dan berlapang dada, lalu Allah sampai bertanya "Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu?" kalau saya bisa jawab: ingiiiin ya Allah, hamba ingin diampuni olehMu.. Astaghfirullaahal 'adziim..

Begitulah, jangan lagi kita menyakiti orang lain.. namun manusia kan lemah dan tempat khilaf.. Sengaja maupun tidak sengaja, lisan dan perbuatan ini telah menyakiti dan menorehkan luka di hati orang-orang baik. Karena itu marilah kita ber-istighfar, memohon ampun kepada Allah. Dan marilah kita memohon kekuatan, kekuatan untuk mampu memberi maaf, kekuatan untuk bersabar, dan kekuatan untuk membentengi hati kita dari dendam dan dengki, dan kekuatan untuk mendoakan kebaikan sebagaimana kisah suri tauladan kita Rasulullaah SAW saat hijrah ke Thaif.

Okkkee, ayookk, lembutkan hatimu dan berprasangka-baik-lah :)

Senin, 29 Februari 2016

Tentang Buku Jangan Bercerai Bunda

Lagi-lagi, satu buku yang menyesakkan karangan mba Asma Nadia. Judulnya adalah Jangan Bercerai Bunda

Buku ini berisi kisah-kisah yang berujung pada perpisahan/perceraian pasangan suami istri dengan sudut pandang istri atau sudut pandang anak. Dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu perceraian akibat perselingkuhan atau adanya orang ketiga, menyangkut keluarga besar, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebab lain. Sebab-sebab lain yang diceritakan dalam buku ini antara lain perbedaan keyakinan/prinsip atau melakukan syirik. Semua kisah amat periih, pedih, dalem dan menyayat perasaan pembaca.

Buku ini menyoroti perceraian dari sudut pandang anak. Ada beberapa cerita di mana sang anak dititip ke sana kemari, depresi, atau terjebak dalam alkohol dan narkoba sebagai imbas dari kurangnya kasih sayang dari orang tua.

Tapi ada hal yang dalem yang saya pribadi dapet dari buku ini:

pertama, bahwa anak dapat selalu menguatkan bundanya. Seorang perempuan akan dapat bertahan dari tindakan tidak rasional saat dikuatkan dengan kehadiran anak-anaknya sebagai alasan bertahan. Subhanallaah, Allah lah yang memberi hidayah dan pertolongan, termasuk pertolonganNya akan kehadiran anak-anak dalam kisah di buku ini menguatkan para bunda untuk tidak melakukan bunuh diri.
Ya Allah, saya jadi nambah pingiiin banget punya anak.. izinkan hamba menikah ya Allah dan karuniakan pada keluarga hamba kelak putra-putri yang sholih sholihah, sehat, cerdas, dan menyejukkan hati. aamiin ya Allah

kedua, bahwa tiap kita pasti ada aja yang ngomongin. Dari mulai diomongin tetangga, teman kerja, sampai diomongin sama keluarga sendiri. Kadang ketakutan jadi "diomongin" ini lah menjadi alasan ketidaksiapan tokoh dalam kisah (misalnya cerita tentang istri yang mengalami KDRT parah) untuk memilih bercerai.
Ah entahlah, lisan memang amat sulit dijaga, makanya kita harus membentengi diri kita dan menguatkan pertahanan untuk tegar menghadapi omongan orang yang terkadang tidak tahu menahu cerita yang sebenarnya. Selain itu kita harus berupaya pula untuk tidak ngomongin orang, apalagi sampai menyebarkan aib, na'udzubillaahi min dzalik

ketiga, bahwa Allah memberikan hidayah kepada siapa yang Ia kehendaki. Dengan ujian-ujian, bisa jadi adalah cara Allah mendekatkan hambaNya kembali ke jalanNya. Manusia bisa berubah, meski judgement terhadap masa lalu mereka selalu mengikuti. Adalah salah satu tokoh di cerita yang terjerumus alkohol dan narkoba, lalu sering bergaul di klub-klub malam.Namun di akhir kisah, tokoh tersebut kembali kepada cahaya Islam, berupaya mendekatkan diri pada Allah.

Jadi ingetlah dengan quote di grup w.a hari ini. Tentang orang yang dulu memusuhi Rasulullaah, ternyata makamnya bersebelahan dengan makam Rasulullaah saw yaitu Umar bin Khattab ra. dan orang yang dulu berperang melawan umat Islam, ternyata menjadi panglima perang Kaum Muslimin yang memiliki julukan pedangnya Allah, yaitu Khalid bin Walid

Itulah tiga hal yang terekam kuat di otak saya selepas membaca buku ini. Mereka yang melalui ujian rumah tangga dan harus kuat, sabar dan tegar menghadapinya. Saya pribadi tidak takut menikah meskipun pernah mendengar cerita perceraian di sekitar saya. Bahkan cerita perceraian orang-orang terdekat saya. Jujur dulu saya sering ketakutan dengan pernikahan setelah mendengar cerita kegagalan rumah tangga. Tapi Alhamdulillaah, saya berusaha berbaiksangka dengan ketentuan dari Allah, dan insyaAllah selalu berdoa agar segera mendapat ridho dan restu dari orang tua agar dapat bersegera menikah dengan beliau (insyaAllah, aamiin ya Allah..)
Teruus berdoa memohon pertolongan Allah untuk meluruskan niat menikah karena Allah dan pertolongan untuk dibukakan jalanNya dan keridhoan dari keluarga besar kami.

mohon doanya yaa :)
sebagai penutup,, lagi-lagi: Mba Asma Nadia, daebak!!

Kamis, 25 Februari 2016

Triiip

yuhuuuu i'm back!

karena saya googling sana sini, melihat foto-foto indahnya indonesia
karena beliau cerita teruus tentang serunya naik gunung
karena kepo-in beliau dengan gapeka nya yang nanya "kapan angkat keril lagi?"
karena lihat fotonya mba bardatin dan suami, berfoto di antara edelweis (tulisannya bener ga tuh?hehe)
karena baca artikel seorang ibu membawa balita nya nanjak gunung
karena cerita beliau, kata beliau, ada seorang nenek juga naik gunung ditemani cucunya
karena nonton 5 cm dan baca buku Tabah Sampai Akhir
karena foto akhwat-akhwat sholihah yang bisa juga sampe di gunung
karena di AlQuran banyaaak banget ayat-ayat yang menyebut2 gunung
karena ingin membersamai beliau (aamiin insyaAllah) nanti

karena itu semua, saya menyusun ulang mimpi saya. dan saya memasukkan poin naik gunung menjadi bagian dari mimpi saya bersama beliau bila Allah mengizinkan, insyaAllah.. Akan diwujudkan saat kami telah sah menikah, insyaAllah.. aamiin ya Allah

Yap, saya pingiiin betuul liat lautan awan. Saya pingin betul ngeliat danau di atas gunung sana. Saya pingin betul bertafakkur, mengagumi ciptaan Allah, bersyukur, dan merasa kecil di sana. Saat harta dan jabatan tidak ada artinya. Eh ada ding, buat ongkos dn segala perlengkapan nge-trip. Tapi bukan ituu yang saya maksud atuuh..hehe Dan juga karena bersama beliau insyaAllah sosok yang dapat diandalkan :)

insyaAllah, ayo, kita coba nanti yaa :)
meski saya gendut dan menua, meski fisik mungkin tidak sebugar teman-teman yang masih muda, meski sekalipun belum pernah naik gunung membawa tas-tas segede gaban itu, ayo kita coba :)

umur boleh menua, tapi semangat dan mimpi harus tetap menyala.
optimis!
suatu saat yang lain nanti, kita juga akan ajak anak-anak kita kelak untuk mengenal indahnya ciptaan Allah :)

InsyaAllah :)

Minggu, 17 Januari 2016

Memilih

Hari ini saya mau progress report tentang postingan sebelumnya,, bahwa saya uda mulai mencoba menonton film. Menonton film, seperti membaca buku, adalah salah satu cara kita belajar untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Belajar bahwa ada sebab, ada latar belakang, ada kejadian/ujian yang dihadapi yang akhirnya bisa membuat orang berubah atau membuat orang tersebut menjadi berpikir atau bertindak atau berprinsip tertentu.

Film yang saya tonton hari ini ada dua. Yang pertama adalah Remember When dan yang kedua adalah Perahu Kertas. Remember When saya pilih karena saya pernah baca beberapa chapter awal novelnya di playstore, tapi chapter ke 4 dan seterusnya dikunci, alias berbayar.hiks.. padahal penasaran bangettt... film kedua saya dapet dari liat-liat daftar film di internet setelah nonton Remember When. Tadinya karena masih ada waktu, saya googling untuk film Lost in Love, tapi tadi malah nemu Perahu Kertas.

Film Remember When adalah film antara sad ending dan happy ending, entahlah yang mana, bergantung sudut pandang kita sebagai penonton. Tokoh utama (ian dan freya) bisa aja dianggep buruk karena seakan-akan mereka berselingkuh, walaupun kalau mau menilik secara detail, ada hal-hal dan kejadian yang secara ga sengaja menyebabkan mereka menjadi dekat dan saling suka.
oh men, punten, maklumin saya yah yang usia emak-emak gini, di saat temen-temen seumuran uda sibuk nyuapin anak-anak, saya malah nonton drama cinta anak sma..heeee..

Pelajaran yang dapat saya ambil dari film ini jika dikaitkan dengan kehidupan saya adalah bahwa kita harus tegas bertindak. Kisah masa lalu saya sekilas mirip, tapi buat saya tidak. Ada tekad kuat dalam tokoh gia yang harus saya acungi jempol.  Dan proses gia yang akhirnya melepaskan. Pun begitu, saya pun selalu belajar dan bersiap dalam menghadapi segala kemungkinan yang bisa jadi tidak seperti yang kita harapkan. Bukan hanya saya, tapi kita semua. Nyambung ke film Perahu Kertas, di sana ada quote bahwa "ini lah hidup, bukan dongeng, dan tidak semua dongeng berakhir happy ending, apalagi realita." Film Remember When ini sukses membuat air mata saya berderai-derai, apalagi saat proses kehilangan ibu. Ian yang saat itu sedang berantem dgn sang ayah, dan ibunya adalah satu-satunya tempat ia mendapat kenyamanan, tiba-tiba meninggal. Saya aja ikut ga percaya ibunya meninggal.. cara ian nangis sedih bener.. Kehilangan, kehilangan orang yang paling dicinta..

Masuk ke film kedua, saya baru tau kalo ada dua seri film Perahu Kertas. Ceritanya rumit, saya aga ga ngerti.hehe beberapa bagian (aga banyak bahkan) saya cepetin, ga ditonton. Ceritanya berbelit-belit, mungkin kapasitas saya yang sebagai pemain baru dalam menjadi penikmat film. Ada hal penting dalam film ini yang bisa kita soroti, tentang keteguhan dalam pilihan kita. Bahkan saat orang tua menentang. Kadang kita dalam posisi memilih. Dan kadang, realita tidak sesuai dengan pilihan kita. Dalam film ini adalah saat ayah Keenan sakit, akhirnya Keenan harus pulang ke Jakarta dan kerja kantoran. Ohiya, yang nyesek teh pas Keenan dilempar lukisannya yang dipikir laku dibeli orang, padahal dibeli sama kenalannya. Nyesek banget.. Kemudian tekad dan kesungguhan kita lah yang akhirnya menetapkan kita pada pilihan kita :) meskipun badai menerjang-nerjang..hehe Kalo tokoh Kugy, aneeh.. susah digambarin keanehan jalan pikirannya. tapi yang pasti Kugy beruntung, bahkan selalu amat beruntung. Dia selalu dikelilingi orang-orang yang selalu sayang, mulai dr pacar (yang ganti beberapa kali, eh, endingnya malah sm Keenan), sahabatnya, kakaknya, dan murid-muridnya. Terus saya juga ga gitu ngerti sama gambaran perasaan tokoh Kugy ini, sebenernya dr awal dia gimana sama Keenan. Keliatannya naksir, tapi sama pacarnya mesra banget. Mesra banget, tapi masa putus gara-gara ga jadi ke Bali.. Aga susah buat saya ikutin jalan pikirannya Kugy di cerita ini..

Buat kita orang Islam, yang pasti, setiap keputusan harus melibatkan Ia Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Berkehendak. How? dengan berdoa dan istikharah.
Hikmah kedua, bahwa mimpi harus terus dijaga. Mungkin ga sekarang, tapi bisa kok suatu saat, entah sekian tahun lagi, kita ada kesempatan mewujudkannya. Apa mimpimu?
1. Jadi dosen!! Cita-cita dari dulu yang tidak akan padam.hehe masih realistik kok utk dicapai. Tentu setelah menikah (semoga Allah memberi pertolongan supaya kedua orang tua saya bisa kasih ridho dan restu untuk kami, aamiin ya Allah..), harus ambil S2 supaya bisa mengajar, dan juga menjadi seorang praktisi sehingga ilmu yang disampaikan lebih mumpuni.. aamiin
2. punya toko buku/usaha dalam bidang buku. why? karena saya suka banget nongkrong di toko buku.hehe
3. punya usaha kuliner atau usaha lainnya :)

okkee, keep husnudzan! semangat!!


Minggu, 10 Januari 2016

sudah 2016 ini yaaa :)

yap, ini sudah tahun 2016 :)

banyak hal yang perlu saya lakukan untuk meng-upgrade diri, mengenai kebijaksanaan (sok iye.hahaha), karakter diri dan kepribadian, akhlak karimah, ilmu dan wawasan baik mengenai agama maupun kehidupan, kesehatan dan penampilan, hobi minat dan kesenangan, daaaan inginnya menikah, hidup dan berjuang bersama beliau orang yang insyaAllah senantiasa tersebut dalam deretan doa, aamiin :)

yang artinya makin banyak hal yang perlu di-upgrade.
misalnya ilmu komunikasi, ilmu berkeluarga, dan ilmu menjadi orang tua (parenting) yang sering bersliweran di timeline facebook :)

inilah, meski sekarang bukanlah persis awal tahun 2016 - tapi masih di bawah tanggal 15 januari ini.hehe, apa yang akan saya lakukan to make them come true:

1. lebih giat berdoa!!
mimpi yang ingin sekali saya wujudkan dengan beliau, sebuah pernikahan, insyaAllah.. yang di awali tentunya dengan berdoa, memohon pada Allah dengan tak kenal lelah supaya diberikan jalan pertolonganNya dan keridhaan-Nya dan diwujudkan dengan kesempatan serta ridha dan restu dari segenap keluarga :)
tentu berdoa untuk hajat-hajat yang lainnya, segala pinta diwujudkan dalam doa.
kalo kata line, berdoa itu ibarat mengayuh sepeda, insyaAllah akan sampai selama kita ga berhenti dan tidak terburu-buru minta dikabulkan, dan tentu yakin Allah akan mendengar segala doa kita :)

2. lebih banyak membaca!!
tentu membaca AlQuran dan artinya, jurnal/slide presentasi/materi pelatihan2 sebelum2nya, koran dan artikel, buku motivasi, quote, daan sebagainya :)
ada satu sih yang urgent, bahwa saya harus seenggaknya membaca berita seputar dunia islam melalui web dan situs terpercaya. supaya makin ngerti kondisi di Palestina, Suriah, Perancis, Myanmar, dan negara-negara lain, dan tentunya, kondisi Islam di negeri Indonesia tercinta.
lalu saya harus menambah wawasan keislaman, menghidupkan kembali semangat membaca yang aga redup terkait topik2 seputar Islam.
membaca buku yang meningkatkan skill yang lain, misalnya skill kepemimpinan, berwirausaha, atau berkomunikasi, atau skill dunia IT atau dunia gadget yang bertumbuh terus ini..

3. lebih banyak gaul di media sosial
oh men, saya gagap gempita kalau ditanya soal instagram, twitter, dan path.
yap, saya hanya pengguna wa, line, dan fb, dan tentu saja, blog ini.hehehe tapi nyatanya membaca itu semua aja memakan waktu yeuuuh.. saya ingin bisa share hal-hal yang bermanfaat, meskipun hal tersebut sederhana. kayak di fb, orang nge-share resep masakan. simple,, but it brings benefits to many readers. salah satunya ibu saya, beliau gemar mantengin resep-resep masakan yang bersliweran di fb.hehehe
dan untuk memposting atau menghasilkan sebuah tulisan, tentu diawali dengan bekal ilmu yang didapat dari membaca. yes, poin 2 tadi mendukung poin 3 ini
insyaAllah nanti saat ada kesempatan punya hape baru, saya pingiiin bangett moto banyak hal.. bukan sekedar selfie, tapi kayak kata Rania dalam Love Sparks in Korea nya Mba Asma, kita bisa share keindahan Islam, share ciptaan Allah yang luar biasa, atau share foto yang uda diedit dengan tambahan kata-kata bijak. beuuuh kece bangeettt
tapi entar yah, kalo rizki beli hape nya uda disisihin.hehe

4. lebih mengaca diri
yeah, saya masih suka galauuu.. suka kepoin orang, suka iri-iri gelisah liat ini itu di fb, suka merasa gagal baca diskusi sangarnya teman-teman sma, suka rendah diri merasa saya buruk, dan sebagainya.
no, di tahun 2016 ini saya ga mau gitu lagi. saya ingin menjadi pribadi yang bersyukur yang menerima pencapaian diri saya dengan lebih bangga. kisah orang harus dijadikan pembakar semangat. tapi keberhasilan mereka tidak perlu dijadikan bahan gelisah dengan membandingkan apa yang saya punya dengan mereka. diri kita ya seperti ini.. dan kita harus mensyukurinya :)
biarlah kegalauan saat melihat akhwat-akhwat kece nan sholihah, teman-teman yang mulai lahiran ga cuma anak pertama tapi uda pada keduaaa.. uuuuuu, teman-teman yang bergaji berpuluh juta, teman-teman yang travelling ke sana sini, teman-teman yang S2, biarlah semua kembali pada rizki masing-masing. saya ingin fokus pada hidup saya, kebahagiaan sederhana yang tak ternilai bersama dengan orang yang insyaAllah peduli dan menyayangi saya, dan fokus untuk berjuang meraih keridhoan dan restu untuk menikah, dan hidup bersama, berjuang bersama melewati sisa usia kami, insyaAllah,, itu tujuan saya saat ini. mimpi saya, and i will achieve it, insyaAllah
saya memang ambisius tentang karir, tapi saya ingin membuka peluang2 diri saya dan diri beliau, karena saya yakin rizki kami telah terjamin. menikah tidak boleh takut miskin. terus berusaha serta komitmen terhadap hal-hal yang sudah kita pilih. salah satunya adalah komitmen dalam amanah pekerjaan kami. kalau Allah jamin rizki kita dan kita ga lelah berusaha, kenapa harus khawatir. optimis laaah. yeaah

5. lebih berbaiksangka lagi, lebih postif!!

6. lebih bersih, lebih rapi, lebih kece!!
inget, gimana ge lu cewek maa. harus jaga kebersihan badan. Rasulullaah suka meminyaki rambut lho.. ayo ayoo merawat diri.hahaha (sok malesan saya..)
jaga berat badan, inget usia uda makin tua, jangan sampe sakit-sakitan gegara makan yang kebanyakan.. jlebb.. perbanyak minum air putih, naik tangga dan cukupkan berjalan kaki, bangun pagi dan jangan kelamaan tidur.

7. lebih banyak nonton film
sekarang banyak film-film dakwah. uda gitu nonton film tuh suka bisa berasa impactnya. ga perlu ke bioskop, luangin aja nonton film-film berkualitas dari laptop. drama korea sesekali pun harus ditonton. nyatanya semangat tokoh-tokoh drama yang digambarkan tidak kenal lelah dan tidak kenal menyerah, bisa menyengat semangat kita.hehe juga dalam bertahan hidup, bertahan di lingkungan yang kadang kita ga sesuai, dan bertahan dalam hal cinta. itu drama korea bisa dapett banget dah yang namanya perjuangan.. misal nih: school 2013 - tokoh gurunya go nam soon yang tak kenal menyerah!! jjinjja jjang!!

itu dulu yah.hahaha itu ge banyaak bener men.
poin galau baper itu yang masih harus diasah. saya keinget mba elok dan mba dany kalo lagi kayak gini.. mereka teh temen nya ga banyak. orang terdekat mereka ya keluarga. jarang update2 dan ga pingin show off. sederhana tapi memukau. dengan cobaan dan ujian kehidupan yang seperti apa ge, mereka ga galau di medsos. kalem, cool. mereka juga ga pamer dgn kelebihan rizki atau foto-foto jalan-jalan atau foto-foto makan-makan meskipun mereka mungkin bisa aja kalo mau show off mah.hehe

i admire you sisters..

dengan mengucap bismillaahirrahmaanirrahiim, marii kita sambut 2016 dengan positif dan optimis!!
jargonnya gini yah: 2016,, positif-optimis!! yes yes yees
(uda kayak jaman maba aja.hahaha)