Jumat, 23 Juli 2010

beasiswa, pantaskah??

pagi ini, gw nganterin adik gw sekolah ke bogor. iseng-iseng kita jajan beli pempek. lhoo lhoo mamangnya mana ya yang jualan pempek?? setelah dipanggilin sama mamang pedagang lainnya, tiba-tiba "deg!" miris hati gw. beliau mamang pempek, ternyata masih sangat muda!! gw tebak2 mungkin smp kelas 3 ato mungkin sma kelas 1 ato 2. Anaknya kecil, lumayan rapi, tapi dari gayanya kayaknya anak gaul alias bukan anak2 rajin yang tipe2 duduk di depan.hehe, tapi meskipun gitu, kesannya ga nakal.

saking penasarannya, gw ga tahan untuk ga nanya. "bang, umurnya berapa? masi sma ya?" ciaah sok kenal sok dekat banget dah gw.. dia dengan malu-malu -mungkin takut kali ya.haha- jawab kalo dia berumur 15 tahun. ternyata dia alhamdulillah berhasil lulus smp, tapi sayangnya ga bisa nerusin sma. gw ga nanya si kenapa ga lanjut, tapi kesimpulan yg gw ambil ialah ini karena masalah biaya.

tiba2 teringat sama adik gw yang smp. yap, di bogor setau gw smp negeri selain yang ber-label "RSBI" itu gratis, dalam hal ini termasuk adik gw itu. tapi kayaknya hal yang sama belum berlaku di sma. mana di bogor -kalo ga salah- sma negeri cuma dikit lagi, uda gitu beberapa di antaranya punya label "RSBI" lah, "STANDAR NASIONAL" lah apa pun, yang inti nya dari segi biaya "relatif" akan lebih mahal. sisanya, adalah sekolah swasta yang jujur gw ga tau gimana biayanya, yg jelas biasanya sekolah swasta kan aga lebih mahal. kecuali sekolah2 rasional yang memberi banyak kesempatan beasiswa yang tepat sasaran.

nah, ketika sampe kampus, gw takjub dengan besarnya baliho penerima beasiswa Karya Salemba 4 alias KSE. yang nerima kalo ga salah 250 orang. sepintas gw baca, dan gw nemuin fakta bahwa penerimanya "beberapa" -beberapa lho yaa- adalah sepertinya orang-orang yang tergolong cukup dan berkecukupan. tanpa maksud mengecilkan sistem penyeleksian, gw yang dari dulu uda tau, banyak orang2 yang sebenarnya mampu memang mendaftar berbagai macam beasiswa yg seharusnya dialokasikan untuk saudara-saudara kita yang bener-bener sekali lagi: bener-bener membutuhkan!, sangaat miris dan tersentak. gw kurang tau juga sih, tapi ingin sekali, kiranya mereka para penerima beasiswa, nantinya setelah menjadi "orang", mereka dapat mengingat dari mana biaya mereka berkuliah. entah dari perusahaan, negara, alumni, ato siapa lah gw ga paham, yang pasti, ingin sekali agar mereka nantinya membantu saudara kita yang masiiih banyak di luar sana untuk kembali ke bangku sekolah.

kayak kemarin kan 23 juli kan hari anak, nah di berbagai berita uda disampaikan kalo masiiih banyak anak di negeri ini yang putus sekolah.. Waah sedih banget kawan, beneran sedih. gw ga bilang ini tentang mereka-mereka yang males sekolah karena uda keenakan mengenal uang, bukan! bukan mereka yang terjebak pergaulan sehingga sekolah tidak lagi dianggap penting walopun mereka juga dari kalangan yang kurang mampu, juga bukan! tapi mereka yang "kifaf" (sederhana) yang sebenarnya sangaat bersemangat untuk bersekolah, ingin sekali menjadi orang yang berpendidikan, bercita-cita, bermimpi besar, syukur-syukur dikaruniai akal yang cerdas, kalo pun kurang pandai, semangat, mimpi, dan cita-cita itu tetap harus dihargai!

nah, walopun sebenernya lagi-lagi gw nulis ini belum konkret membantu mereka,, minimal nantinya ketika gw uda jadi orang berkecukupan, gw ga akan lupa sama teriakan gw kali ini. semoga gw bisa menjadi orang yang mengulurkan tangan. dan sekarang ini, minimal gw bisa mengeluarkan ide gw, yang mungkin bisa dikritisi ato direalisasikan oleh orang yang kebetulan juga baca.

nulis beasiswa, tentu ga luput sama orang yang telah meng-inspirasi gw. yap, beliau adalaha Rony Wijaya, mahasiswa FTUI yang duluu banget pernah gw denger ceritanya dari temen gw, katanya beliau lebih memilih untik bekerja dibanding beasiswa. padahal gw juga sering denger cerita tentang beliau, katanya beliau ga jelas tinggal di mana, di balik kesusahan ekonomi yang mungkin -gw kurang tau, makanya gw bilang: mungkin- beliau alami, beliau tetap lebih bangga dan memilih bekerja sehingga memberikan timbal balik kepada yang memberi dana.

juga orang yang sangaaaat gw kagumi bernama Rusmalita, mahasiswi Farmasi ui, temen sekelas gw. walopun ayah beliau telah tiada, dan hanya hidup dengan ibu dan kakak-kakaknya saja, orang tuanya tetap gigih dan berpesan bahwa "jangan berpura-pura miskin" dengan meminta Surat Keterangan Miskin yang biasanya menjadi syarat mengajukan beasiswa. Ibu beliau tidak mau merusak izzahnya apalagi sampai berpura-pura seakan-akan kufur nikmat, tetapi memilih untuk berusaha, bekerja dan senantiasa bersyukur pada Allah. alhasil, lita yang sangaat pinter ini setau gw hanya apply beasiswa yang tidak mengajukan persyaratan Surat Miskin. Subhanallah!

lagi-lagi, tanpa mengecilkan para penerima dan pengaju beasiswa, gw cukup sedih. sedih dengan banyaknya penerima beasiswa yang uang beasiswanya untuk beli segala macem barang yang sama sekali ga berhubungan dgn pendidikan. mungkin ada alasan yang gw ga tau si.. tapi, entah, kok kayaknya ga layak aja.

oleh karena itu, mari mencontoh suri tauladan agung kita, Rasulullah SAW. di mana Rasulullah yang seharusnya merupakan orang yang kaya raya tetapi senantiasa hidup dalam kesederhanaan. bahkan, dapur beliau pernah tidak "ngebul" hingga hampir 3 bulan lamanya, hingga istri-istri beliau pernah meminta sedikiit bagian kenikmatan mayoritas kaum Muslimin pada saat itu (Al-Ahzab 28-29) kalo gw di posisi itu bisa2 stress parah, secara 3 bulan ga ada api nyala di dapur, berarti wuiis pasti laper banget!! Rasulullah dan keluarganya memang menakjubkan!

"Saya tidak akan memberimu dan meninggalkan kaum Muslimin dalam keadaan fakir" kata Rasulullah pada Fatimah, anak beliau, kemudian beliau memeluknya ketika melihat mata Fatimah berkaca-kaca.

"Apakah kamu mau aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik dari itu semua? Bertasbihlah kepada Allah sebanyak 33 kali, bertahmidlah kepada Allah sebanyak 33 kali, dan bertakbirlah kepada Allah sebanyak 33 kali" (diambil dari buku 10 Hari Penting Bersama Rasulullah; Khalid Muhammad Khalid, 2001: 124)

intinya, gw ingin menyampaikan: sampaikanlah beasiswa kepada mereka yang berhak menerimanya =D insyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 23 Juli 2010

beasiswa, pantaskah??

pagi ini, gw nganterin adik gw sekolah ke bogor. iseng-iseng kita jajan beli pempek. lhoo lhoo mamangnya mana ya yang jualan pempek?? setelah dipanggilin sama mamang pedagang lainnya, tiba-tiba "deg!" miris hati gw. beliau mamang pempek, ternyata masih sangat muda!! gw tebak2 mungkin smp kelas 3 ato mungkin sma kelas 1 ato 2. Anaknya kecil, lumayan rapi, tapi dari gayanya kayaknya anak gaul alias bukan anak2 rajin yang tipe2 duduk di depan.hehe, tapi meskipun gitu, kesannya ga nakal.

saking penasarannya, gw ga tahan untuk ga nanya. "bang, umurnya berapa? masi sma ya?" ciaah sok kenal sok dekat banget dah gw.. dia dengan malu-malu -mungkin takut kali ya.haha- jawab kalo dia berumur 15 tahun. ternyata dia alhamdulillah berhasil lulus smp, tapi sayangnya ga bisa nerusin sma. gw ga nanya si kenapa ga lanjut, tapi kesimpulan yg gw ambil ialah ini karena masalah biaya.

tiba2 teringat sama adik gw yang smp. yap, di bogor setau gw smp negeri selain yang ber-label "RSBI" itu gratis, dalam hal ini termasuk adik gw itu. tapi kayaknya hal yang sama belum berlaku di sma. mana di bogor -kalo ga salah- sma negeri cuma dikit lagi, uda gitu beberapa di antaranya punya label "RSBI" lah, "STANDAR NASIONAL" lah apa pun, yang inti nya dari segi biaya "relatif" akan lebih mahal. sisanya, adalah sekolah swasta yang jujur gw ga tau gimana biayanya, yg jelas biasanya sekolah swasta kan aga lebih mahal. kecuali sekolah2 rasional yang memberi banyak kesempatan beasiswa yang tepat sasaran.

nah, ketika sampe kampus, gw takjub dengan besarnya baliho penerima beasiswa Karya Salemba 4 alias KSE. yang nerima kalo ga salah 250 orang. sepintas gw baca, dan gw nemuin fakta bahwa penerimanya "beberapa" -beberapa lho yaa- adalah sepertinya orang-orang yang tergolong cukup dan berkecukupan. tanpa maksud mengecilkan sistem penyeleksian, gw yang dari dulu uda tau, banyak orang2 yang sebenarnya mampu memang mendaftar berbagai macam beasiswa yg seharusnya dialokasikan untuk saudara-saudara kita yang bener-bener sekali lagi: bener-bener membutuhkan!, sangaat miris dan tersentak. gw kurang tau juga sih, tapi ingin sekali, kiranya mereka para penerima beasiswa, nantinya setelah menjadi "orang", mereka dapat mengingat dari mana biaya mereka berkuliah. entah dari perusahaan, negara, alumni, ato siapa lah gw ga paham, yang pasti, ingin sekali agar mereka nantinya membantu saudara kita yang masiiih banyak di luar sana untuk kembali ke bangku sekolah.

kayak kemarin kan 23 juli kan hari anak, nah di berbagai berita uda disampaikan kalo masiiih banyak anak di negeri ini yang putus sekolah.. Waah sedih banget kawan, beneran sedih. gw ga bilang ini tentang mereka-mereka yang males sekolah karena uda keenakan mengenal uang, bukan! bukan mereka yang terjebak pergaulan sehingga sekolah tidak lagi dianggap penting walopun mereka juga dari kalangan yang kurang mampu, juga bukan! tapi mereka yang "kifaf" (sederhana) yang sebenarnya sangaat bersemangat untuk bersekolah, ingin sekali menjadi orang yang berpendidikan, bercita-cita, bermimpi besar, syukur-syukur dikaruniai akal yang cerdas, kalo pun kurang pandai, semangat, mimpi, dan cita-cita itu tetap harus dihargai!

nah, walopun sebenernya lagi-lagi gw nulis ini belum konkret membantu mereka,, minimal nantinya ketika gw uda jadi orang berkecukupan, gw ga akan lupa sama teriakan gw kali ini. semoga gw bisa menjadi orang yang mengulurkan tangan. dan sekarang ini, minimal gw bisa mengeluarkan ide gw, yang mungkin bisa dikritisi ato direalisasikan oleh orang yang kebetulan juga baca.

nulis beasiswa, tentu ga luput sama orang yang telah meng-inspirasi gw. yap, beliau adalaha Rony Wijaya, mahasiswa FTUI yang duluu banget pernah gw denger ceritanya dari temen gw, katanya beliau lebih memilih untik bekerja dibanding beasiswa. padahal gw juga sering denger cerita tentang beliau, katanya beliau ga jelas tinggal di mana, di balik kesusahan ekonomi yang mungkin -gw kurang tau, makanya gw bilang: mungkin- beliau alami, beliau tetap lebih bangga dan memilih bekerja sehingga memberikan timbal balik kepada yang memberi dana.

juga orang yang sangaaaat gw kagumi bernama Rusmalita, mahasiswi Farmasi ui, temen sekelas gw. walopun ayah beliau telah tiada, dan hanya hidup dengan ibu dan kakak-kakaknya saja, orang tuanya tetap gigih dan berpesan bahwa "jangan berpura-pura miskin" dengan meminta Surat Keterangan Miskin yang biasanya menjadi syarat mengajukan beasiswa. Ibu beliau tidak mau merusak izzahnya apalagi sampai berpura-pura seakan-akan kufur nikmat, tetapi memilih untuk berusaha, bekerja dan senantiasa bersyukur pada Allah. alhasil, lita yang sangaat pinter ini setau gw hanya apply beasiswa yang tidak mengajukan persyaratan Surat Miskin. Subhanallah!

lagi-lagi, tanpa mengecilkan para penerima dan pengaju beasiswa, gw cukup sedih. sedih dengan banyaknya penerima beasiswa yang uang beasiswanya untuk beli segala macem barang yang sama sekali ga berhubungan dgn pendidikan. mungkin ada alasan yang gw ga tau si.. tapi, entah, kok kayaknya ga layak aja.

oleh karena itu, mari mencontoh suri tauladan agung kita, Rasulullah SAW. di mana Rasulullah yang seharusnya merupakan orang yang kaya raya tetapi senantiasa hidup dalam kesederhanaan. bahkan, dapur beliau pernah tidak "ngebul" hingga hampir 3 bulan lamanya, hingga istri-istri beliau pernah meminta sedikiit bagian kenikmatan mayoritas kaum Muslimin pada saat itu (Al-Ahzab 28-29) kalo gw di posisi itu bisa2 stress parah, secara 3 bulan ga ada api nyala di dapur, berarti wuiis pasti laper banget!! Rasulullah dan keluarganya memang menakjubkan!

"Saya tidak akan memberimu dan meninggalkan kaum Muslimin dalam keadaan fakir" kata Rasulullah pada Fatimah, anak beliau, kemudian beliau memeluknya ketika melihat mata Fatimah berkaca-kaca.

"Apakah kamu mau aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik dari itu semua? Bertasbihlah kepada Allah sebanyak 33 kali, bertahmidlah kepada Allah sebanyak 33 kali, dan bertakbirlah kepada Allah sebanyak 33 kali" (diambil dari buku 10 Hari Penting Bersama Rasulullah; Khalid Muhammad Khalid, 2001: 124)

intinya, gw ingin menyampaikan: sampaikanlah beasiswa kepada mereka yang berhak menerimanya =D insyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar