Selasa, 27 Desember 2011
obat obat dan obat
bismillah..
kalo gw boleh mengutarakan pendapat sendiri, sebagai orang islam, gw mengambil sikap ga antipati sama obat-obatan modern dan ga juga mendewa-dewakan obat herbal, dan pastinya ga menolak sama thibb nabawi. jangan ajak gw debat ya.. ga jago berargumen nih. pengetahuan juga masi cetek. :'(
gw cuma punya berpikir, (sekali lagi pengetahuan gw emang masi dangkal nih..)
misalnya ada kecelakaan mendadak di jalan raya. pasien berdarah dan kehilangan darah cukup banyak. apa salah kalo dibawa ke RS, yang mungkin diperlukan povidon iodin (lebih dikenal dengan merk Betadine), yang itu termasuk zat kimia? apa salah, kalau dokter memasangkan infus (eits, saya ga tau infus untuk kondisi kayak gitu pake infus apa.hehe ketauan jarang belajar..) katakanlah yang dipakai infus mannitol, dan itu merupakan zat kimia? apa salah kalau pasien yang tiba2 keracunan gas CO (misal dari gunung atau dari AC mobil) sehingga perlu terapi oksigen? yang lagi2, itu juga zat kimia? pada kondisi kayak gitu, mungkinkah pasien lebih mendapat manfaat kalo dibawa ke pengobatan alternatif atau menggunakan suatu herbal?
(ini berupa pertanyaan, karena kekurangtau-an gw..)
wallahua'lam.. gw hanya berpikir, sungguh, ilmu kedokteran tidaklah sia-sia. begitu juga ilmu farmasi.. :)
tentang obat-obatan berupa larutan, sejauh ini gw masih mengambil tindakan: kalau bisa menghindari yang ada alkoholnya ya sebaiknya dihindari saja. semoga sikap kita yang berusaha berhati-hati, diberi pahala oleh Allah Yang Maha Penyayang.
tips dari gw:
- minta ke petugas apotek untuk mendapat obat yang bebas alkohol. maaf, sejauh ini gw baru concern ke obat2 OTC doang. untuk obat batuk sirup: ada Siladex, Sanadryl, Nellco yang pada kemasannya menyatakan bebas alkohol. obat lain juga kali ya, tinggal dibaca aja :) obat panas juga ada, kayak Sanmol sirup, paracetamol sirup generik (salah satu produsen, kalo ndak salah produksi indofarma), dsb. cukup besar kok biasanya tulisan bebas alkohol-nya di kemasan. lebih teliti aja ya :) maaf nyebut merk, tapi sirup/larutan yang keluaran Sanbe gw amatin banyak lho yang bebas alkohol :)
-dry syrup. ini lebih aman, insyaAllah. karena dilarutkannya pake air. baca aja di kemasannya: ada tulisan dry syrup atau sirup kering. obat2-an ini dilarutkan oleh petugas apotek pake air doang.. kelemahannya: cuma tahan antara 7-14 hari. biasanya ini untuk suspensi antibiotik (amoks, sefadroksil, cefixime, dsb) juga suspensi yang zat aktifnya erdostein (utk obat batuk)
-mau aman lagi? beli yang wujudnya tablet aja. maaf lagi, gw belum sampe nih ke baca2 eksipien yang rawan haram juga contoh2 tablet yang haram..
di RS tempat gw kerja, cangkang kapsul kosong yang dipake untuk obat racikan, alhamdulillah, ada label halal-nya dari mui. kami make yang dari Brataco. (lagi, maaf nyebut merk). jadi lebih tenang. padahal bukan RS Islam lho.. syukur alhamdulillah,, pegawai yang bagian pemesanannya beragama Islam. gw seneng bener pas pertama kali tau..
untuk heparin dan insulin, serta obat2 yang punya efek antithrombin dan antikoagulan, maaf, gw juga belum nemu info yang akurat, obat mana yang jelas2 haram supaya bisa sama2 kita hindari.. akan gw sambung nanti ya.. googling2 lagi dulu.hehe :)
sekian dulu, insyaAllah akan disambung lagi :)
it's hospital :)
setidaknya uda ga jadi pengangguran lagi.hehehe :)
yap, bulan november kemarin banyak agenda ngajar2 sebagai guru bimbel, nah nah, bulan desember ini resmilah gw bekerja sebagai apoteker di salah satu rumah sakit di kota bogor tercinta :)
Ya Allah, semoga Engkau memberikan keberkahan dalam rizki hamba, dan menjadikan hamba termasuk ke dalam orang-orang yang bersyukur.. amiin :)
rumah sakit, menurut UU No.44 Tentang Rumah Sakit, adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
kira2, itulah definisi resminya rumah sakit kawan.. buat gw, rumah sakit itu tempat bekerja yang bikin lu senantiasa dzikrul maut, lebih sabar, dan yang pasti lebih bersyukur atas kesehatan yang Allah anugerahkan buat kita. :)
karena lokasi apotek yang deket sama instalasi gawat darurat alias IGD, pernah tuh tiba2 terdengar suara tangisan kenceng meraung2.. ternyata itu adalah suara tangis kerabat pasien yang mungkin "ditinggalkan" pasien lebih dahulu. gw sebagai pegawai baru, tentu masih "terkaget2" ngeliatnya. sedih.
orang2 yang bekerja di rumah sakit, sungguh rela berkorban. belum pernah denger RS tutup/libur kan? gimana nanti nasib pasien yang rawat inap? masa IGD 24 jam libur?hehe iya, banyak banget orang2 yang kena shift, mulai dari dokter, perawat, petugas farmasi, ampe pak satpam, dll. tentunya, termasuk di hari raya dan hari liburan gini.. hehe oiya, insyaAllah para pegawai RS, ga pernah lho berharap banyak warga bogor yang sakit biar RS laku. gak sama sekali. bukankah sakit itu salah satu bentuk ujian? seiring manusia tambah tua, fungsi fisiologis juga menurun. belum ditambah kecelakaan di jalan raya, paparan polusi, turunnya daya tahan tubuh yang akhirnya terkena infeksi bakteri atau virus, gaya hidup, dsb.., jadi,, pasien tuh rasanya tetep banyak aja.. banyak banget malah,, apalagi di jam-jam sibuk, antara jam 10-jam setengah 4 sore..
oiya, mana sekarang orang sehat juga ke dokter, dokter kecantikan misalnya :)
nah, jadi tolong jangan berpikir kalo orang yang bekerja di RS berharap bakal banyak orang sakit biar RS laku.. gak gitu kok pola pikirnya (setidaknya gw ga pernah berharap begitu..)
sejauh ini gw betah kerja di sini.. :) apalagi gw punya temen yang pinteeeer deh. apoteker freshgraduate juga, dari farmasi UGM. gw yang dulu pas kuliah kebanyakan tidur di kelas bisa banyak belajar ke dia.hehe
kerja di sini, gw ngerasa ilmu gw bermanfaat ke umat. alhamdulillah.. kagak sia-sia aye sekolah.hahahaha masih perlu banyak belajar nih dan harus terus belajar.. kalo dulu pas kuliah kudu belajar supaya bisa lulus mata kuliah (ck, ketauan), sekarang lebih seriusan belajarnya,, soalnya yang nuntut pasien woii.hehe gimana mungkin main2?
belajar lagi, belajar apa pun. belajar mengendalikan emosi juga penting. inget pelajaran konseling, apoteker kudu tegar, sesedih apapun cerita dan kondisi pasien. susah lho nahan nangis di depan pasien kalo denger atau liat kondisinya. tapi masa petugas kesehatan cengeng? ga keren atuh.. :)
belajar teliti dan hati-hati. ini juga susah. apalagi orang kayak gw yang suka srudak-sruduk. ceroboh dikit, obat bisa ketuker. fatal! ga konsen dikit, etiket obat bisa salah. bisa fatal juga! apalagi nanti, apoteker ada di lini terakhir yang memeriksa obat dan ngasi ke pasien.
oo, ada lagi, belajar bahasa! bahasa sundaa :) banyak juga yang ngomong pake bahasa sunda di bogor. blank-blank sama sekali kalo pada ngobrol bebas pake bahasa sunda. nte terang.. ora mudeng.hehehe
Bismillah..
Ya Allah, kuatkanlah saya memikul amanah ini..
jadi inget quote dari bu Yulia, dosen sekaligus kepala IFRS RSCM,,
"jadilah seorang apoteker yang dikenal, disukai, dipercaya, diandalkan"
insyaAllah Bu :)
Sabtu, 22 Oktober 2011
PR Besar Apoteker Muslim
yang memerasnya, yang minta diperaskan, yang meminumnya, yang membawanya, yang dibawakan, yang menuangkan, yang menjualnya, yang mendapat keuntungan dari jual belinya, yang membelinya, yang dibelikan (HR At-Tirmizy dan Ibnu Majar dengan rawi yang tsiqah)
bermula dari membaca dan mencari tau halal atau haramkah obat batuk yang menggunakan alkohol, tiba-tiba bertemulah gw dengan hadist di atas.
yap, sebagai apoteker muslimah, ternyata ada PR sangaaaat besar yang minimal gw perlu tau bagaimana hukumnya, bagaimana gw kudu bersikap, dan bagaimana rujukan yang disimpulkan oleh para ulama yang tentunya selalu berpedoman pada Al-Quran dan Hadist.
PR besaaaaar tersebut gw wujudkan dalam bentuk proyek mencari tau dan membaca literatur, agar pertanyaan2 yang gw ajukan minimal banget pernah gw cari tau, dan bisa gw jadikan rujukan dalam bersikap.
apalagi gw seorang apoteker yang akan melakukan pekerjaan kefarmasian. Nih, cuplikan dari PP 51:
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Oke, let's start questioning (bener ndak nih englishnya?hehe)
-Obat apa saja yang haram? obat batuk dengan pelarut alkohol dan air termasuk kah? obat herbal yang sebelumnya diekstrak (dimaserasi, disoxlet, dsb) yang menggunakan pelarut alkohol gimana?? eksipien apa saja yang rawan haram? apa contoh produknya? apakah semua tablet insyaAllah halal?? produsen kapsul mana yang menjamin produk cangkang kapsulnya halal? bolehkah apoteker membuat sediaan eliksir?
-Bagaimana pula dengan obat-obatan, reagen, dan alkes yang diproduksi oleh pabrik yang mendukung dan mungkin pula mendanai gerakan zionis mendzalimi rakyat Palestina dan negara2 Islam lain? Apa yang apoteker perlu lakukan dan penyikapan seperti apa yang harusnya diambil? Bagaimana sikap kita tentang isu WHO berkaitan dengan new world order? Bagaimana pula dengan lab-lab asing atau program-program internasional di bidang kesehatan yang masuk ke Indonesia? bagaimana tanggapan kita melihat masuknya obat-obatan asing dengan skala besar (tamiflu misalnya?)
- Bagaimana hukumnya meng-order obat yang mengandung bahan yang haram untuk di-stock di apotek? bahkan pula, apoteker lah yang mengawasi produksinya, membeli (purchasing), dan memasarkannya? bolehkah? ini terkait tanggungjawab apoteker di industri. Produk minimalnya, alkohol sebagai pelarut dalam obat batuk, insulin, heparin, dan cangkang kapsul yang memakai gelatin dari babi, zat katalisator dalam produksi vaksin?? apa bahan dasar untuk membuat benang jahit?
- Bagaimana kita cari tau kehalalan gliserin yang dipakai?? belum juga reagen-reagen atau kit lainnya??
- Kalo alkohol termasuk najis, terus gimana, apakah boleh apoteker bekerja di pabrik yang memproduksi alkohol (etanol murni)? kan alkohol (baca: etanol) punya banyaaaak bgt fungsi. tapi mereka (produsen etanolnya) juga belum tentu tau, apakah konsumen memakainya sebagai campuran khamr atau untuk fungsi2 etanol yang lain.. bagaimana dengan etanol sebagai desinfektan, sebagai pelarut, sebagai bahan bakar?? stock alkohol di lab pastinya jumlahnya berjerigen-jerigen. apakah itu termasuk kategori menyimpan khamr?? di RS pun alkohol diperlukan untuk swab sebelum pasien disuntik, membersihkan alat kesehatan, kompres.
- Rada menyimpang dari peran sebagai apoteker nih,, tapi rasanya perlu tau deh hukum Islam mengenai transfusi darah, transplantasi organ, bayi tabung, kloning? bagaimana pula hukum aurat dan bersentuhan dengan dokter atau perawat lawan jenis? sejauh mana diperbolehkan?
- Doa-doa apa saja yang bisa kita sarankan pada pasien Muslim/Muslimah?
- Asuransi kesehatan,, termasuk di dalemnya asuransi jiwa, asuransi dari bank yang bukan bank syariah? apa hukumnya? bagaimana apoteker harus bersikap??
- Bagaimana menyikapi praktek suap dan hadiah dari pihak marketing obat? oke, dalam bahasa lebih jauh, bagaimana menyikapi praktek "kerjasama" antara pihak marketer dengan apoteker atau dokter? Apakah hadiah boleh dalam Islam? Hadiah seperti apa yang boleh??
- Bagaimana kita harus bersikap melihat banyaknya pengobatan alternatif di masyarakat? pengobatan alternatif seperti apa yang diperbolehkan dan tidak menyimpang dari aqidah dan syariat?
-Bagaimana dengan menggunakan hewan dalam penelitian farmakologi? seperti apa Islam mengizinkan kita "memperlakukan" hewan-hewan percobaan tersebut? sebagai gambaran, ada metode penelitian yang memotong ekor tikus (kalo saya ga salah ya..). Bagaimana batas disebut "dzalim" ke hewan penelitian??
- Bagaimana pula dengan uji klinik, tahap I terutama? bagaimana pandangan Islam mengenai etika uji klinik? sudahkah memadai dan adakah yang perlu dievaluasi? (hehehe sebelum itu, rasanya gw perlu tau nih ttg etika uji klinik. ketauan deh dulu pas kuliah sering "ngilang" ;p )
yaaah, kira2 itu dulu yang terlintas di otak. Masi banyaaaak lagi PR lain.hehehe
Maju terus apoteker jagoan!!
jangan pernah berhenti belajar dan menambah wawasan.
salam perjuangan! =)
Rabu, 05 Oktober 2011
Tentang Dia -nya Temen dan Gw
jadi ini copas dari notes-nya temen gw itu.
by A.P.E (maaf saya sembunyikan identitas beliau)
This is what I promise you, my sis.. Hope it'll be good to you :) Bismillaah...
Ya, singkat cerita (baru mulai udah begini, apa2an cobaa), he became the one to me. Tanpa izin dari logika, dia tidak akan masuk ke dalam hatiku. Memang dia gimana sih?
Dia baik agamanya. Sejauh yang bisa kuketahui, sejauh yang mampu kunilai, dan sisanya Allah lebih tahu, dia baik agamanya. Actually, aku pun bingung, apa sih indikator seseorang itu disebut baik agamanya. Apa dinilai dari on time atau tidaknya dia shalat lima waktu? Atau dari frekuensi shalat malam dan shalat dhuhanya? Atau dari puasanya, sedekahnya? Atau dari titel "Rohis"nya de el el? Sayang sekali, semua itu tidak bisa kuterima. Entah kenapa, aku merasa, itu hanya tampak luar. Keshalihan sesungguhnya ada dalam hati. Ya tapi kita juga gak bisa menilai hati, kecuali ada indikator yang ditampakkan, dan apakah itu? Alhamdulillah, Azlan Sain pernah menjawab hal itu. "Indikatornya tuh dia istiqamah belajar Islam, istiqamah memperbaiki diri," kurang lebih begitu katanya. Dan si dia di cerita ini gimana? Ya, he is.... :)
Itu kriteria pertama. Kedua, dia berjiwa leader (halah). Aku suka watak kolerisnya yang tegas, memegang teguh prinsipnya (yang memang berprinsip pada hal paling prinsip), dan bagaimana dia mempertahankan yang dia anggap benar dan mengarahkan tujuan. Itu modal penting untuk jadi suami(ku). Gimana ceritanya, seorang imam tidak punya visi dan tidak berdaya menjalankan misi untuk mencapai visi itu. Dan, dia punya itu... :)
Ketiga, mmm apa ya... Fisik? Kriteria 'acceptable' menurutku tercapai sih, tapi secara wajah masih banyak yang lebih 'bening', Christian Sugiono misalnya :p. Usia, ya, dia lebih tua hampir setahun dari aku, sekitar 9 bulan mungkin ya.
Pesona lainnya? Jujur, ini yang sebenernya bikin jiper.. Duh, masya Allah, pesona dunianya sebenarnya cukup bling-bling. Dia dari keluarga berpendidikan, status ekonomi keluarganya termasuk menengah ke atas, yang bisa dibilang beda denganku. Belum lagi dia memang punya prestasi akademik yang baik, sementara aku biasa aja, cuma 10 besar kelas (ehm). Plus, pesona dunianya juga nih, jago olah raga (sepak bola doang agaknya, hihi) dan jago main gitar. Dia suka musik... Okelah... :)
Tapi ya, pernah juga satu tanya mengusikku: why him? Bukankah pria macam itu bejibun di dunia ini. Kalo kata dia sendiri, "Di UI aje bisa seratus orang yang kayak gitu..." (mane?? ;p) Apa dong?
Ya, ini mungkin alasan terakhirnya. Somehow, dengan semua yang ada padanya itu, aku tsiqah (percaya) padanya untuk jadi imamku. Ya itu sometimes ga bisa dijelaskan secara eksplisit, kenapa kita bisa tsiqah ke satu orang tapi tidak ke yang lainnya, yang padahal mungkin juga punya kriteria seperti itu. That's what my heart says, after all those logical things.... :)
Lalu apa yang membuat kecenderungan itu berbunga? Faktanya, he's my bestfriend, sahabatku. Kelakuanku yang hobi cerita dan curcol itu agaknya udah ada sejak dulu. Dan dia mengakui itu. Then, dia pun bisa dibilang tidak pernah tidak menanggapi ceracau-ceracau atau curcol-curcolku, even by sms yang sebenernya nggak penting, tapi dia respon. Itu sebenernya 'kriteria' gak penting sih ya, but somehow itu yang bikin aku nyaman sama dia. Sebagai teman dia solutif, dia lucu, dia menyenangkan. Oke diajak seru-seruan. Dia sahabatku, dan kami memang dekat. Meskipun gak pernah sampe level keluarga saling kenal ya... But ya, this is us....
Sejak aku tau bahwa tidak ada hubungan yang halal bagi pria dan wanita selain pernikahan, kecenderunganku kepada pria adalah untuk menikah. So, ada kriteria-kriteria prinsip yang memang harus terpenuhi. Then, when I found him, gak hanya niat yang ada, but I also built my dreams, with him, as his wife...
Aku mengkhayalkan, dan mungkin tanpa sadar mempersiapkan diri untuk suatu hari nanti memiliki keluarga dengannya. Sikap kepada anak-anak kami, impian-impian duniawi kami, visi-misi rumah tangga kami, dan lainnya. Dunia kecil kami tergambar (nyaris) sempurna dalam benakku, diiringi dengan do'a dan harapan, serta usaha yang bisa kulakukan sebagai diriku.
Impian utuh itu mungkin yang membuatku 'kebal' dari banyak pria selama menantinya. I think I've had a perfect dream, and I still have chances to try. Aku berdo'a dan menanti, nyaris tanpa kelabilan. Ya, krn aku yakin, bahwa aku memang ingin menikah dengannya.
That's what I thought, until those days come... Hari-hari yang sebenarnya pasti akan datang, kecuali aku meninggal lebih awal. Hari-hari di mana akhirnya dia memutuskan untuk menikah. Dia memenuhi tekadnya untuk menikah muda, usia 22 tahun, setelah selesai menempuh pendidikan sarjana. After all days I'm wondering how this story ends, then this is it. Episode-episode terakhir kisah ini dimulai saat-saat di mana aku mengetahui bahwa finally dia memutuskan untuk menikah. Lucu, kejadian itu berawal dari seorang teman yang menanyakan padaku, apakah aku tau dia mau nikah sama siapa. Saat itu aku heran, hey ada apa ini, tidak mungkin dia bisa serta-merta bertanya begitu kalau bukan karena ada 'informasi'.
Ya, benar saja. Seorang senior yang menanyakan perihal kesiapannya, kemudian menghubungiku dan menanyakan kapan aku lulus. Aku menjawab. Ternyata, range waktu lulusku di luar dari kesanggupan yang bisa dia terima, tapi dia belum tau tentang niat baikku saat itu. Kejadiannya begitu cepat, yang akhirnya, memang dia tidak punya niat yang sama terhadapku.
Then there comes a time, when we finally chat, being honest to each other. Maap ya, ga bisa kujelaskan dengan gamblang karena ini public area :) Intinya, dari situ dia akhirnya tau bahwa selama ini aku memang punya kecenderungan ke dia, dia taunya cuma sekadar ada senior yang menawarkan aku saja. Dan, aku pun tau bahwa alasan utama dia menolakku bukan semata persoalan kapan lulus, tapi lebih karena dia telah punya kecenderungan ke orang lain dan saat itu sedang diusahakan untuk berproses. Itu alasan yang tidak dia katakan kepada senior kami itu.
Awalnya aku memang merasa tidak perlu ada pembicaraan perihal itu dengannya. Semua berakhir, sudah. Tapi semua terjadi dengan mudahnya, begitu saja kami membicarakan semuanya dengan jujur. Dia pun jujur, dan akhirnya menanyakan (mengkonsultasikan) kegundahan hatinya, "Kalo nanti ternyata ga jadi, gimana cara ngatasinnya? Secara dirimu udah pengalaman," kurang lebih itu katanya.
Well, jujur nih, aku sebenernya ga tau gimana. Kok bisa ya, udah segitu jatohnya dari impian, masih bisa ngobrol becanda sama dia saat itu. Even ga cuma saat itu saja. Di lain-lain waktu sebelum dia menikah pun kami masih sering berkomunikasi (maaf nih ya sama sekali ga ada maksud membanggakan hal ini lo, but that's happened). Sekadar komunikasi dengan sesama teman, dia pun saat itu masih ada hal-hal yang harus diselesaikan terkait orang lain juga, dan dalam beberapa hal dia butuh bantuanku serta aku pun butuh bantuannya. Sedihkah aku?
Honestly, itu adalah moment yang indah bagiku. Bukan karena kebersamaan atau berbagai chat yang kita lakukan, tapi karena finally ini terselesaikan, pahit tapi indah. Juga karena I have nothing to regret. Aku memilih dan menanti orang yang tepat, berusaha sebisa yang mampu kuusahakan, dan setelah itu yang tersisa hanyalah variabel yang tak terkontrol. Ketika kita dihadapkan pada variabel tak terkontrol dalam usaha kita, kita hanya bisa mengatasinya dengan do'a.
Memang, bahkan setelah itu pun aku MASIH ada kemungkinan menikah dengannya. Ya itu tadi, berdo'a kepada Allah semoga aku bisa melewati variabel tak terkontrol itu dan takdirku adalah dengannya dunia-akhirat. Tapi, jujur, setelah semua kejujuran kami itu, aku gak tega kalau harus berdo'a agar Allah jadikan dia denganku. Aku punya hak untuk berdo'a seperti itu, tapi rasanya itu tidak kugunakan. Ya, dia punya kecenderungan kepada orang lain dan ingin menikah dengan orang itu, sama bukan posisinya dengan aku ke dia? Gimana coba rasanya kalo aku malah berdo'a berlawanan dengan harapannya? Aku gak tega.... Dia terlihat begitu galau, khawatir, "Gimana nih ya kalo ternyata begini begitu...," itu katanya. "Dulu ada temen yang ditolak, baru bisa sembuh dua tahun...," dia cerita ke aku. Kasian kan....
Itu mungkin masih belum seberapa, karena meski aku tidak secara spesifik berdo'a agar dia jadi denganku, terselubung jauh di dasar hati aku masih berharap. Tapi harapan itu tidak seindah dulu, karena waktu terus berjalan dan dia masih berproses dengan calon istrinya. Kadang aku nangis, tapi di lain waktu aku bisa tersenyum lega, bahkan menyikapi patah hatiku dengan sumringah.
Aku ingat, penolakan via seniorku itu sampai kepadaku di suatu malam yang melelahkan, setelah pulang dari kampus. Sampai di rumah sekitar jam 11-an malam, aku shalat isya, dan setelah itu aku minta waktu kepada-Nya untuk menangis sebentar saja. Dan, He gave me that cry time, hanya sebentar. Besoknya aku masih harus ujian statistik dan menjalankan amanah sebagai Rakor. Life must go on and I have to be strong... But how strong?....
Segera saja akhir Mei datang, dan tanpa persiapan lebih, dia mengumumkan bahwa dia udah lamaran. Hatiku mencelos.... That day will come, even too sooner than I expected.
Hari-hari setelah itu adalah cukup padat bagiku. sebagai binglas dan juga pengajar memenuhi hari-hari menuju walimahnya. Tanggal telah diumumkan.
Hari Senin pagi itu Mbak U berbisik di telingaku, hanya menyebutkan tanggal pernikahannya dan nama calon istrinya. Aku mengiyakan dan Mbak U merangkulku. Aku menangis, singkat dan spontan... #haduuh yang nulis berkaca-kaca nih...
Di hari-hari berikutnya aku merasa lebih 'menikmati' patah hatiku. Kadang aku berkelakar tentang hal itu (eeeyyy jeeeng aku patah hati looo *tingting #iyakaleee). Sekadar menghibur diri sendiri sebenarnya. Yah, siapa lagi yang bisa menghibur, haha, karena teman-teman yang tau kisah ini bahkan turut bersedih dan prihatin (thanks ya temans...).
Itu moment yang berat sebenarnya. Ada kalanya ketika aku sendiri aku menangis. Setiap hal sepele yang membuatku teringat akan dia membuat hatiku teraduk-aduk, sering hingga meneteskan air mata. Mau naik kereta berangkat ke kampus, bisa nangis sendiri di stasiun. Menginjakkan kaki di kota Depok, rasanya sendu sekali, karena kota Depok udah serasa punya dia. Belum ketika teman SD atau SMP-nya menanyakan, "Eh si Itu mau nikah ya.." Thanks for brightening my day...
Denger lagu yang pas dengan jeritan hati yang broken, nangis. Lebih-lebih karena ada beberapa lagu teman galau zaman dahulu, yang kalau denger lagu itu keinget dia. Masya Allah.... Bahkan, lagu-lagu BSB yang muncul pada moment-moment patah hati itu, sampai sekarang masih berhasil membangkitkan kembali rasa perih yang terasa saat itu.
Undangan itu pun sampai ke aku. Ikhlaskah aku dengan semua itu? Insyaa Allah ikhlas, meski tidak mudah. Aku sudah bisa tersenyum lega, meski kadang masih menangis. Dan, aku memutuskan untuk datang ke pernikahannya. I have no reason why I shouldn't come.
Di hari pernikahannya, aku datang dengan sahabatku. Semua biasa saja. Bahkan di pestanya pun aku sumringah dan tertawa-tawa. Aku bercanda dengan dia, karena betapa dia keliatan canggung. Haha.
Tapi, jujur saja, aku merasa tanganku gemetar sepanjang aku berada di pesta pernikahan itu. Jantungku berdebar begitu cepat. Aku sendiri gak tau kenapa. Dan kata temenku, "Mungkin alam bawah sadar lo masih belum bisa terima itu..." mmm, masa sih?....
Pulang dari pesta itu, aku dan banyak teman lainnya jalan-jalan. Nonton Shrek 4 bareng. Bersenang-senang. Still after that I feel like I'm losing someone. But I'm not crying out loud... Alhamdulillah... Bahkan, jujur, sekarang jika aku ingat dia, somehow I could feel my tears down on my face. But, the fact is I'm moving on... :)
My Dear Sister, mungkin memang kisah itu tidak terlalu menggugah ya. But the fact is we are the same. Or even sometimes I think I'm too young to this, untuk mengalami kenyataan bahwa aku ditinggal nikah dengan seseorang yang telah kunantikan bertahun-tahun lamanya.
Sekarang, all I can tell you is I even never know for sure, how can I fix this. Kok bisa sih aku tahan melewati semua ini. Kok bisa sih aku udah biasa aja bahkan dengan dia yang mematahkan hatiku, dengan memilih orang lain. Orang-orang menanyakan, "How?" tapi aku sendiri sebenernya gak ahli dalam menjawab itu, karena aku sendiri amazed kok bisa ya aku gak berat melepas dia.
Gak berat? Masa sih... Buktinya aku pernah menangis karena hal itu kan....
Jawaban yang terbaik dari pertanyaan "bagaimana mengatasinya" adalah bahwa Allah makes it easier to me. Apa pun caranya, tapi nyatanya Allah yang mudahkan aku untuk melewati semua itu. So, Sister, berdo'a dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar kita mampu lewati ini. Yakin, bahwa Allah memberikan cobaan tidak melebihi kesanggupan kita.
Bukan bermaksud kuliah rohani ya, tapi bener itu yang aku rasakan. Hal itu berat sekali untukku, bahkan mungkin dampaknya masih terus ada hingga sekarang. Ketika impian bersamanya hancur, aku merasa labil luar biasa, bahkan sekarang: coba liat, gimana aku dengan orang-orang baru yang kutemui setelah dia. Labil, karena aku tidak hanya kehilangan someone to love, tapi impian masa depan yang udah terbangun juga runtuh total. Sometimes it feels like I lost my dreams, membuatku merasa entah apa lagi tujuanku yang tersisa. Pernikahan dan rumah tangga idaman, buyar. Ya, it's hard for me karena impian yang telah kubangun selama ini, yang membayang-bayangi hariku, hancur seketika. It makes me upset dan kehilangan arah. Aku jadi nggak lagi paham apa yang kuinginkan, seperti apa sosok yang kuharapkan.
Tapi, hikmahnya adalah, ternyata memang tidak tepat ketika kita menjadikan si dia sebagai standar harapan kita. Tidak tepat jika kita mempersiapkan diri menuju pernikahan dengan si dia yang telah terdefinisikan.
Bukan berarti kalo sekarang udah ada kecenderungan sama orang itu salah ya. Yang salah adalah ketika kita menumpukan mimpi dan tujuan kita ke dia, mempersiapkan diri standarnya "dia". Padahal seharusnya kita melakukan semua itu secara independen, tanpa memasukkan "dia" ke dalamnya. Memperbaiki diri ya optimal saja, tanpa harus mematok batasan "kufu' dengan dia". See, that's my mistake. Ketika patokannya hilang, hancurlah semua itu. Berat bagiku membangun semua itu lagi. And Allah shows me that I'm wrong. Mestinya kecenderungan yang ada tidak membuatku membatasi diri seperti itu, apalagi hingga menumpukan impian ke dia.
So, kalau dibilang baiknya gimana, yang terbaik adalah sungguh-sungguh memohon kepada Allah, dengan tulus, agar Dia berikan kekuatan agar kita mampu menghadapi semua ini dengan tegar. Agar jangan sampai sedih ini jadikan kita lalai, zhalim terhadap diri atau orang lain, dan melakukan sesuatu yang akan merugikan diri sendiri. Karena, ketika kita tidak mampu, hanya Dia yang mampu...
Tapi, sertakan kepasrahan dalam berdo'a... Pasti ada alasan kenapa kita gak bisa menerima sesuatu, temasuk kenyataan pahit itu. Entah apa alasannya, hanya Kakak yang tahu. Tapi, kalau alasan itu masih membuat kita berharap "bisa" bersamanya, menghalangi kita untuk melepas dia, baiknya itu dihilangkan. Aku bisa melepas dia dan pasrah, karena aku merasa there's nothing more that I can try. Jangan turuti sesal yang ada, jangan turuti logika yang mengatakan "Semestinya bisa begini atau begitu, masih ada kemungkinan begini atau begitu". Jangan turuti juga hawa nafsu yang membuat kita binasa, yang membuat kita memburu semua hal yang sebenarnya tidak akan mengubah apa pun. Kakak lebih tau, apa yang membuatmu sulit pasrah, dan please buang itu jauh-jauh, supaya do'a kita lebih tulus, memohon agar Allah berikan kekuatan menghadapi semua itu.
Berat mungkin, karena he's the best one, or you might say he's your true love... Aku terlalu dini jika memvonis dia adalah cintaku. Tapi memang, aku belum pernah menginginkan seseorang seyakin menginginkan dia, terlebih karena logika dan hatiku pun terarah sepenuhnya ke dia, tidak bertolak-belakang. Rasa yang ada pun bukan dibilang kemarin sore, tapi bertahun-tahun lamanya... But, we can get over it, just believe it. Or, if we're not sure we can, just believe He can. He always can. All we have to do is just behave well for Him, get close to Him, and ask Him to protect us, protect our hearts.
Tapi, Kak, Allah akan lakukan itu hanya jika kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Dia, untuk menyelesaikan semua ini. Menyerahkan diri dengan patuh kepada-Nya, mendekati Dia dengan cara yang Dia sukai. Aku datang ke walimahnya karena menghadiri undangan itu wajib jika tanpa halangan syar'i, dan tidak ada pahala kebaikan yang melebihi pahala yang wajib bukan?
So, hadir saja, penuhi kewajiban kepada-Nya, hanya karena Dia saja. Niatkan, lafalkan dalam do'a, "Rabb, aku lakukan ini karena Engkau saja". Dan biarkan Dia melindungi kita, sebagai balasan, pahala kebaikan karena kita menjalankan kewajiban kepada-Nya. Biarkan pahala kebaikan itu berwujud apa pun bagi Kakak, mulai dari ketentraman batin, kekuatan, hingga pengganti yang lebih baik. Allah tidak akan sia-siakan itu. Bukan sekadar "menang dari diri sendiri" akhirnya, apalagi "menang dari dia dengan bersikap tahan banting".
Bagiku, semua ini terjadi memang semata karena Allah mau kita melibatkan Dia. Dia buat kita merasa tidak lagi sanggup menanggung beban yang ada, supaya kita sadar bahwa ada Dia Yang Mahakuat dan menguatkan. Sekadar supaya kita minta kekuatan kepada-Nya dengan kerendahan hati. Karena, segala usaha kita menguatkan diri, mulai dari melarikan diri, block Facebook, memutuskan kontak, dan lainnya, nggak akan berhasil tanpa izin-Nya. Pun sebaliknya, tanpa harus membuang tenaga dan pikiran untuk melakukan semua itu, dengan kuasa-Nya kita pasti kuat menghadapi kenyataan pahit itu.
2 Oktober akan segera datang, tapi juga segera pergi. It will be just passed by. Semoga kita nggak merugikan diri.... It will be just passed by, like 5 June. And we will survive even stronger than before. Asal kita mau kuat dan dikuatkan.
Start from: jangan turuti emosi untuk berkata-kata yang desperado. Jangan turuti emosi dengan bayang-bayang menangis di depan umum. Jangan turuti emosi untuk terpaku pada bayang-bayangnya, atau harapan akan dirinya lagi. Jangan menyendiri jika itu membuat kita ingat dia, tapi jika harus sendirian pastikan kita sendiri dengan kesibukan (tugas akhir?).
I have no more words to say... I'm praying for you, may Allah makes you strong, Sis... Laa hawlaa wa laa quwwata illaa billaah...
"I'm a big big girl in a big big world
It's not a big big thing if you leave me
But I do do feel that I do do will miss you much
Miss you much..."
(Just missing, no more sadness, no more madness, no more useless time.... They will be just memory, and another better will come soon...)
--------------------------------------------------
sangaaat dewasa (untuk satu hal, tapi mungkin nggak untuk hal lain.hehehe piss..), sangat jujur (termasuk di dalem notes dan blog-nya), dan sangat pinter mengambil hikmah =)
malah, daripada pernikahan, ternyata gw lebih seneng membayangkan tentang punya anak sendiri (anak perempuan yang lucu dan nge-gemesin, laki-laki juga gapapa si.hehe), karena ternyata banyak yang seumuran sama gw ini (23 menjelang 24) yang uda pada melahirkan. haaaa.. -ikhlas, bos!-
mungkin gw ga se-sholihah temen gw itu, yang bisa naksir orang karena kebaikan agamanya. orang yang sekarang ini gw taksir, pertama-tamanya, gw bener2 ga tau menau apakah beliau orang yang sholeh apa bukan. hanya tau kalo sepertinya beliau tipe pemimpin yang baik, dan bikin gw sangat kagum. gw uda pasti ga tau lah, tentang frekuensi sholat dhuhanya, apalagi sholat malamnya. tapi masyaAllah, kagak nyangka, ternyata, gw naksir seorang mantan ketua Rohis SMA euy. (minder nih..)
pertanyaan yang sama juga melintas di otak. why him?
sama. salah, sebenernya ini gw belajar dari temen gw itu.hehe
tentang kriteria, ternyata, sepertinya, beliau telah masuk ke kriteria yang baik menurut gw. (hehe masi sepertinya kok, kan gw kenal.hehehe) dan bedanya, gw ga membangun mimpi setinggi mimpi temen gw itu. bisa jadi karena gw memang ga terlalu kenal, bisa jadi karena gw pun belajar dari temen gw ini. =)
gamsahamnida kawan, sudah bersedia share pengalaman dulu2 itu =)
That's what I thought, until those days come... Hari-hari yang sebenarnya pasti akan datang, kecuali aku meninggal lebih awal. Hari-hari di mana akhirnya dia memutuskan untuk menikah.
haaaaa tidaaaak.. walopun gw ini sudah bersiap (seperti yang gw tulis di postingan sebelum2nya), ternyata gw masi ngerii ngebayanginnya. harus siap dan ikhlas bos, iya, tapi sereeem.. (aduh, gw ternyata pengecut).
ternyata dan lagi2, gamsahamnida kawan, menulis notes itu, sehingga persiapan gw apabila ternyata moment itu datang, uda elu bekali dengan tips2 yang dahsyat =)
bedanya lagi, bisa jadi gw ga akan menerima undangan seperti temen gw ini. tapi, pernah terlintas untuk me-remove beliau dari friends gw di FB apabila emang beliau ini menikah dengan orang lain.
Karena, segala usaha kita menguatkan diri, mulai dari melarikan diri, block Facebook, memutuskan kontak, dan lainnya, nggak akan berhasil tanpa izin-Nya.
gamsahamnida lagi kawan, saran lu sangat perlu dipertimbangkan. tapi, sepertinya, gw tetep akan me-remove-nya.hehe daripada otak dan hati gw pedih. (halaaah..hehe)
Gw ga tau ke depan akan gimana. siapa yang tau?? bisa jadi gw akan menikah dengan beliau (amiiiiin...), dan bisa jadi beliau menikah dengan orang lain yang jauh lebih baik, dan gw pun dengan orang lain yang jauh lebih baik. =)
setidaknya, notes temen gw tadi memaksa gw untuk terus bersiap =)
buat gw sendiri dan tentu saja buat temen gw itu,, fightiiiing!
dan lagi-lagi, gamsahamnida, nomu nomu gomawo kawan =)
saranghae, uhibukki fillah =)
Rabu, 28 September 2011
tersayang


Memang harusnya ibu, ibu, dan ibu. Tapi ternyata bapak yang number one =)
kenapa nulis ini, malem2 gini,, karena, gw terlalu pengecut untuk minta maaf. gw ngerasa hari ini kelepas kata2 yang mungkin kurang berkenan di hati beliau. astaghfirullah.
perdebatan yang masi berputar,, lagi-lagi,, masalah pekerjaan.
Kamis, 08 September 2011
mimpi baru,, S2!!
kali ini mimpi tentang kuliah S2 =)
suatu saat, insyaAllah, ingin sekali gw kuliah dan mengambil Master by Research di Univ2 berikut:
-di sort berdasarkan cita-cita, kecocokan dengan minat, serta tentu kualitas-nya ;)
flashback petualangan mencari informasi:
flashback yaa: university of: tsukuba, tohoku, osaka, chiba, nagoya uda diintip, tapi apa daya minat dan terutama kemampuan saya sepertinya belum kuat.hahaha
lanjut ke kampus2 di korea =)
teringat pinginnya gw bisa jadi mahasiswa farmasinya Seoul National University (SNU),, waah, pasti kereeen banget! Lanjut ke Chungbuk National Univ, bahkan bookmark-nya blum gw apus di browser komputer.hehe masi ada kampus2 lain seperti KAIST dan Yonsei, dan lain-lainnya..
Sekedar browsing boleh dong ya.hehe
-coba deh buka sendiri, tampilannya serta kemudahan aksesnya ke apa yang pembaca mau tau sangat boleh untuk diacungi jempol.hehe atau mungkin karena gw uda cukup "terlatih" setelah browsing di kampus2 sebelum2nya? tapi emang lebih mudah untuk dimengerti lho tiap info yang tersedia di sana..-
aga OOT dari S2,, kalau Allah mengizinkan gw menginjakkan kaki di bagian bumi-Nya yang lain,, gw pingiiiiin banget ke:
terus pingin banget ke tempat setting-nya shiroh nabawiyah di masa sekarang. pingin banget liat rumahnya Pak Arqam bin Abil Arqam (sekarang masi ada gak ya??hehe), gua Hira, liat gunung Tsur (kisah Rasulullah SAW, Abu Bakar ra., kaum kafir Quraisy yang mengejar, dan: laba-laba!), gunung Uhud (yang mana si gunung/bukitnya), pohon tempat bait Ridwan, dan masi banyaaak lagi!! sama ke kiri atas dikit,, pingiiin banget ke Masjid Al-Aqsha di Palestina ;)
yah, ini mah emang sejujurnya kepengaruh sama komik, drama, movie, buletin2, dan liputan2 di tipi yang sejak kecil memapar gw.hehe kayaknya kedua negara itu indah banget. pingiiin!! pingiin banget!!
sama Brunei Darussalam. ini alesannya karena katanya di sana negara kaya tapi sepi penduduk.. dulu kalo mau transmigrasi milihnya kesana.hahaha untung gw dan keluarga tetep cinta indonesia ;)
ini kepengaruh sama buku2 yang gw baca.
yap, bukunya Dan Brown,, pingiiin banget liat piramida kebalik di Museum de Louver -abaikan bila ada salah penulisan-, dan tempat2 wisata yang bagus di Perancis. Kalo spanyol, pingin liat daerah yang namanya Granada dan Cordova, dan pasti tempat2 lainnya. Turki: ngiler kebab-nya gw.hahaha terus masjid2nya dan semua objek wisata di 3 negara tadi.. -dari liputan di tipi-
Sabtu, 03 September 2011
keyakinan =)
astaghfirullah.. iya, saya tau web2 yang kayak gitu banyak beredar di internet. dengan sudut pandang masing2 agama. dan dari web yang saya baca tadi, asli kawan, bikin sakit hati betul. fitnahnya sungguh parah dan luar biasa. bahasa yang digunakan kurang sopan. kebencian tersirat dimana-mana.
Demi Allah, yang saya pelajari di Islam, menasehati, berdialog, dan kalaupun perlu mendebat, maka mendebat pun dengan cara yang baik. yang saya tau, Islam adalah ketika tetanggamu merasa aman dari gangguan lisan dan tanganmu. -berat ini. masyaAllah-
kalo saya ndak salah ingat, itu yang beliau bilang ke temen sosmas saya waktu kita lagi diskusi, tentang masalah anak2 rohis dan organisasi -lupa.hehe-.
Jumat, 05 Agustus 2011
bahagia,, bahagiaaa =)
yang ingin gw bagi adalah, ternyata faktanya, banyak hal-hal kecil terselip (atau lebih tepatnya dianugerahkan oleh Allah) yang sedikit banyak bisa bikin kita bahagia. -eh, eh, kata "bahagia" kayaknye berat ye, gw ganti aja dah sama bahasa biasa: "seneng" hehe- kalo kita nya selama ini ga nyadar, mungkin itu karena kita kurang bersyukur kali ya.. astaghfirullah..
juga ketemuan sama si gokil Ika, yang semua masalah di depan dia jadi enteng dah.hehe ketemu sama Ika di dekanat, ngobrol2 yang ujungnya membakar lagi semangat gw yang kemarin2 uda ga tau kemana.. tengkyuu juga smsnya kawaaan! -special thanks to Ika-
juga ketemu sama seorang kaput dari Undip, yang liburan ini pulang ke Bojong. Maya bersedia diajak sharing tentang acara Ramadhan di kampung. tengkyuuu -special thanks to Maya-
Alhamdulillah.. =D
no.1 bersyukur, kudu lah ye..
no.2 berbagi kebahagian dengan orang lain..
-walopun kalo yang pada pamer2 bikin iri juga.hahaha ;p -
smile!! =)
Selasa, 19 Juli 2011
rasanya kudu tabayyun
kadang, baca komen2 di sana bikin sakit hati euy. apalagi yang berisi isu2 SARA. harus gimana?? gemes rasanya. semakin dibaca, ada yang bikin semakin tambah emosi. kalo uda gitu, biasanya gw kagak terusin bacanya, takut kebawa ngomel2 sendiri. hahaha ;p
dan bahkan, ada komen2 "perdebatan dan saling menyerang" yang terkadang ga nyambung lagi sama artikelnya alias OOT. uugh, cape deh bacanye..
makanya, ayo sama2 berusaha ;)
banyak contohnya bos! panglimanya kaum quraisy Pak Khalid bin Walid, bisa bersinar terang jadi panglimanya kaum Muslimin setelah hidayah Allah sampai pada beliau. terus ada lagi,, -yang baru2 ini gw tau-, Pak Sayyid Quthb, dulunya ternyata pernah bikin tulisan yang "menyayat hati", sebelum akhirnya bisa merampungkan banyaaak buku yang "melembutkan hati". (aseek, bahasanya cing!)
*tamparan buat gw sendiri yang masi sering merasa paling hebat.hahaha
Jumat, 01 Juli 2011
sumpah bos -sumpah yang dahsyat-
"menjemput bidadari"
Penantian tak berarti sia sia
Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati
Dipenantian mencari diri
Minggu, 05 Juni 2011
dua tahun sudah =)
Jumat, 03 Juni 2011
Brilliant Legacy - recommended

Selasa, 10 Mei 2011
me-labil
Rabu, 13 April 2011
Gedung DPR itu =)
Selasa, 27 Desember 2011
obat obat dan obat
bismillah..
kalo gw boleh mengutarakan pendapat sendiri, sebagai orang islam, gw mengambil sikap ga antipati sama obat-obatan modern dan ga juga mendewa-dewakan obat herbal, dan pastinya ga menolak sama thibb nabawi. jangan ajak gw debat ya.. ga jago berargumen nih. pengetahuan juga masi cetek. :'(
gw cuma punya berpikir, (sekali lagi pengetahuan gw emang masi dangkal nih..)
misalnya ada kecelakaan mendadak di jalan raya. pasien berdarah dan kehilangan darah cukup banyak. apa salah kalo dibawa ke RS, yang mungkin diperlukan povidon iodin (lebih dikenal dengan merk Betadine), yang itu termasuk zat kimia? apa salah, kalau dokter memasangkan infus (eits, saya ga tau infus untuk kondisi kayak gitu pake infus apa.hehe ketauan jarang belajar..) katakanlah yang dipakai infus mannitol, dan itu merupakan zat kimia? apa salah kalau pasien yang tiba2 keracunan gas CO (misal dari gunung atau dari AC mobil) sehingga perlu terapi oksigen? yang lagi2, itu juga zat kimia? pada kondisi kayak gitu, mungkinkah pasien lebih mendapat manfaat kalo dibawa ke pengobatan alternatif atau menggunakan suatu herbal?
(ini berupa pertanyaan, karena kekurangtau-an gw..)
wallahua'lam.. gw hanya berpikir, sungguh, ilmu kedokteran tidaklah sia-sia. begitu juga ilmu farmasi.. :)
tentang obat-obatan berupa larutan, sejauh ini gw masih mengambil tindakan: kalau bisa menghindari yang ada alkoholnya ya sebaiknya dihindari saja. semoga sikap kita yang berusaha berhati-hati, diberi pahala oleh Allah Yang Maha Penyayang.
tips dari gw:
- minta ke petugas apotek untuk mendapat obat yang bebas alkohol. maaf, sejauh ini gw baru concern ke obat2 OTC doang. untuk obat batuk sirup: ada Siladex, Sanadryl, Nellco yang pada kemasannya menyatakan bebas alkohol. obat lain juga kali ya, tinggal dibaca aja :) obat panas juga ada, kayak Sanmol sirup, paracetamol sirup generik (salah satu produsen, kalo ndak salah produksi indofarma), dsb. cukup besar kok biasanya tulisan bebas alkohol-nya di kemasan. lebih teliti aja ya :) maaf nyebut merk, tapi sirup/larutan yang keluaran Sanbe gw amatin banyak lho yang bebas alkohol :)
-dry syrup. ini lebih aman, insyaAllah. karena dilarutkannya pake air. baca aja di kemasannya: ada tulisan dry syrup atau sirup kering. obat2-an ini dilarutkan oleh petugas apotek pake air doang.. kelemahannya: cuma tahan antara 7-14 hari. biasanya ini untuk suspensi antibiotik (amoks, sefadroksil, cefixime, dsb) juga suspensi yang zat aktifnya erdostein (utk obat batuk)
-mau aman lagi? beli yang wujudnya tablet aja. maaf lagi, gw belum sampe nih ke baca2 eksipien yang rawan haram juga contoh2 tablet yang haram..
di RS tempat gw kerja, cangkang kapsul kosong yang dipake untuk obat racikan, alhamdulillah, ada label halal-nya dari mui. kami make yang dari Brataco. (lagi, maaf nyebut merk). jadi lebih tenang. padahal bukan RS Islam lho.. syukur alhamdulillah,, pegawai yang bagian pemesanannya beragama Islam. gw seneng bener pas pertama kali tau..
untuk heparin dan insulin, serta obat2 yang punya efek antithrombin dan antikoagulan, maaf, gw juga belum nemu info yang akurat, obat mana yang jelas2 haram supaya bisa sama2 kita hindari.. akan gw sambung nanti ya.. googling2 lagi dulu.hehe :)
sekian dulu, insyaAllah akan disambung lagi :)
it's hospital :)
setidaknya uda ga jadi pengangguran lagi.hehehe :)
yap, bulan november kemarin banyak agenda ngajar2 sebagai guru bimbel, nah nah, bulan desember ini resmilah gw bekerja sebagai apoteker di salah satu rumah sakit di kota bogor tercinta :)
Ya Allah, semoga Engkau memberikan keberkahan dalam rizki hamba, dan menjadikan hamba termasuk ke dalam orang-orang yang bersyukur.. amiin :)
rumah sakit, menurut UU No.44 Tentang Rumah Sakit, adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
kira2, itulah definisi resminya rumah sakit kawan.. buat gw, rumah sakit itu tempat bekerja yang bikin lu senantiasa dzikrul maut, lebih sabar, dan yang pasti lebih bersyukur atas kesehatan yang Allah anugerahkan buat kita. :)
karena lokasi apotek yang deket sama instalasi gawat darurat alias IGD, pernah tuh tiba2 terdengar suara tangisan kenceng meraung2.. ternyata itu adalah suara tangis kerabat pasien yang mungkin "ditinggalkan" pasien lebih dahulu. gw sebagai pegawai baru, tentu masih "terkaget2" ngeliatnya. sedih.
orang2 yang bekerja di rumah sakit, sungguh rela berkorban. belum pernah denger RS tutup/libur kan? gimana nanti nasib pasien yang rawat inap? masa IGD 24 jam libur?hehe iya, banyak banget orang2 yang kena shift, mulai dari dokter, perawat, petugas farmasi, ampe pak satpam, dll. tentunya, termasuk di hari raya dan hari liburan gini.. hehe oiya, insyaAllah para pegawai RS, ga pernah lho berharap banyak warga bogor yang sakit biar RS laku. gak sama sekali. bukankah sakit itu salah satu bentuk ujian? seiring manusia tambah tua, fungsi fisiologis juga menurun. belum ditambah kecelakaan di jalan raya, paparan polusi, turunnya daya tahan tubuh yang akhirnya terkena infeksi bakteri atau virus, gaya hidup, dsb.., jadi,, pasien tuh rasanya tetep banyak aja.. banyak banget malah,, apalagi di jam-jam sibuk, antara jam 10-jam setengah 4 sore..
oiya, mana sekarang orang sehat juga ke dokter, dokter kecantikan misalnya :)
nah, jadi tolong jangan berpikir kalo orang yang bekerja di RS berharap bakal banyak orang sakit biar RS laku.. gak gitu kok pola pikirnya (setidaknya gw ga pernah berharap begitu..)
sejauh ini gw betah kerja di sini.. :) apalagi gw punya temen yang pinteeeer deh. apoteker freshgraduate juga, dari farmasi UGM. gw yang dulu pas kuliah kebanyakan tidur di kelas bisa banyak belajar ke dia.hehe
kerja di sini, gw ngerasa ilmu gw bermanfaat ke umat. alhamdulillah.. kagak sia-sia aye sekolah.hahahaha masih perlu banyak belajar nih dan harus terus belajar.. kalo dulu pas kuliah kudu belajar supaya bisa lulus mata kuliah (ck, ketauan), sekarang lebih seriusan belajarnya,, soalnya yang nuntut pasien woii.hehe gimana mungkin main2?
belajar lagi, belajar apa pun. belajar mengendalikan emosi juga penting. inget pelajaran konseling, apoteker kudu tegar, sesedih apapun cerita dan kondisi pasien. susah lho nahan nangis di depan pasien kalo denger atau liat kondisinya. tapi masa petugas kesehatan cengeng? ga keren atuh.. :)
belajar teliti dan hati-hati. ini juga susah. apalagi orang kayak gw yang suka srudak-sruduk. ceroboh dikit, obat bisa ketuker. fatal! ga konsen dikit, etiket obat bisa salah. bisa fatal juga! apalagi nanti, apoteker ada di lini terakhir yang memeriksa obat dan ngasi ke pasien.
oo, ada lagi, belajar bahasa! bahasa sundaa :) banyak juga yang ngomong pake bahasa sunda di bogor. blank-blank sama sekali kalo pada ngobrol bebas pake bahasa sunda. nte terang.. ora mudeng.hehehe
Bismillah..
Ya Allah, kuatkanlah saya memikul amanah ini..
jadi inget quote dari bu Yulia, dosen sekaligus kepala IFRS RSCM,,
"jadilah seorang apoteker yang dikenal, disukai, dipercaya, diandalkan"
insyaAllah Bu :)
Sabtu, 22 Oktober 2011
PR Besar Apoteker Muslim
yang memerasnya, yang minta diperaskan, yang meminumnya, yang membawanya, yang dibawakan, yang menuangkan, yang menjualnya, yang mendapat keuntungan dari jual belinya, yang membelinya, yang dibelikan (HR At-Tirmizy dan Ibnu Majar dengan rawi yang tsiqah)
bermula dari membaca dan mencari tau halal atau haramkah obat batuk yang menggunakan alkohol, tiba-tiba bertemulah gw dengan hadist di atas.
yap, sebagai apoteker muslimah, ternyata ada PR sangaaaat besar yang minimal gw perlu tau bagaimana hukumnya, bagaimana gw kudu bersikap, dan bagaimana rujukan yang disimpulkan oleh para ulama yang tentunya selalu berpedoman pada Al-Quran dan Hadist.
PR besaaaaar tersebut gw wujudkan dalam bentuk proyek mencari tau dan membaca literatur, agar pertanyaan2 yang gw ajukan minimal banget pernah gw cari tau, dan bisa gw jadikan rujukan dalam bersikap.
apalagi gw seorang apoteker yang akan melakukan pekerjaan kefarmasian. Nih, cuplikan dari PP 51:
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Oke, let's start questioning (bener ndak nih englishnya?hehe)
-Obat apa saja yang haram? obat batuk dengan pelarut alkohol dan air termasuk kah? obat herbal yang sebelumnya diekstrak (dimaserasi, disoxlet, dsb) yang menggunakan pelarut alkohol gimana?? eksipien apa saja yang rawan haram? apa contoh produknya? apakah semua tablet insyaAllah halal?? produsen kapsul mana yang menjamin produk cangkang kapsulnya halal? bolehkah apoteker membuat sediaan eliksir?
-Bagaimana pula dengan obat-obatan, reagen, dan alkes yang diproduksi oleh pabrik yang mendukung dan mungkin pula mendanai gerakan zionis mendzalimi rakyat Palestina dan negara2 Islam lain? Apa yang apoteker perlu lakukan dan penyikapan seperti apa yang harusnya diambil? Bagaimana sikap kita tentang isu WHO berkaitan dengan new world order? Bagaimana pula dengan lab-lab asing atau program-program internasional di bidang kesehatan yang masuk ke Indonesia? bagaimana tanggapan kita melihat masuknya obat-obatan asing dengan skala besar (tamiflu misalnya?)
- Bagaimana hukumnya meng-order obat yang mengandung bahan yang haram untuk di-stock di apotek? bahkan pula, apoteker lah yang mengawasi produksinya, membeli (purchasing), dan memasarkannya? bolehkah? ini terkait tanggungjawab apoteker di industri. Produk minimalnya, alkohol sebagai pelarut dalam obat batuk, insulin, heparin, dan cangkang kapsul yang memakai gelatin dari babi, zat katalisator dalam produksi vaksin?? apa bahan dasar untuk membuat benang jahit?
- Bagaimana kita cari tau kehalalan gliserin yang dipakai?? belum juga reagen-reagen atau kit lainnya??
- Kalo alkohol termasuk najis, terus gimana, apakah boleh apoteker bekerja di pabrik yang memproduksi alkohol (etanol murni)? kan alkohol (baca: etanol) punya banyaaaak bgt fungsi. tapi mereka (produsen etanolnya) juga belum tentu tau, apakah konsumen memakainya sebagai campuran khamr atau untuk fungsi2 etanol yang lain.. bagaimana dengan etanol sebagai desinfektan, sebagai pelarut, sebagai bahan bakar?? stock alkohol di lab pastinya jumlahnya berjerigen-jerigen. apakah itu termasuk kategori menyimpan khamr?? di RS pun alkohol diperlukan untuk swab sebelum pasien disuntik, membersihkan alat kesehatan, kompres.
- Rada menyimpang dari peran sebagai apoteker nih,, tapi rasanya perlu tau deh hukum Islam mengenai transfusi darah, transplantasi organ, bayi tabung, kloning? bagaimana pula hukum aurat dan bersentuhan dengan dokter atau perawat lawan jenis? sejauh mana diperbolehkan?
- Doa-doa apa saja yang bisa kita sarankan pada pasien Muslim/Muslimah?
- Asuransi kesehatan,, termasuk di dalemnya asuransi jiwa, asuransi dari bank yang bukan bank syariah? apa hukumnya? bagaimana apoteker harus bersikap??
- Bagaimana menyikapi praktek suap dan hadiah dari pihak marketing obat? oke, dalam bahasa lebih jauh, bagaimana menyikapi praktek "kerjasama" antara pihak marketer dengan apoteker atau dokter? Apakah hadiah boleh dalam Islam? Hadiah seperti apa yang boleh??
- Bagaimana kita harus bersikap melihat banyaknya pengobatan alternatif di masyarakat? pengobatan alternatif seperti apa yang diperbolehkan dan tidak menyimpang dari aqidah dan syariat?
-Bagaimana dengan menggunakan hewan dalam penelitian farmakologi? seperti apa Islam mengizinkan kita "memperlakukan" hewan-hewan percobaan tersebut? sebagai gambaran, ada metode penelitian yang memotong ekor tikus (kalo saya ga salah ya..). Bagaimana batas disebut "dzalim" ke hewan penelitian??
- Bagaimana pula dengan uji klinik, tahap I terutama? bagaimana pandangan Islam mengenai etika uji klinik? sudahkah memadai dan adakah yang perlu dievaluasi? (hehehe sebelum itu, rasanya gw perlu tau nih ttg etika uji klinik. ketauan deh dulu pas kuliah sering "ngilang" ;p )
yaaah, kira2 itu dulu yang terlintas di otak. Masi banyaaaak lagi PR lain.hehehe
Maju terus apoteker jagoan!!
jangan pernah berhenti belajar dan menambah wawasan.
salam perjuangan! =)
Rabu, 05 Oktober 2011
Tentang Dia -nya Temen dan Gw
jadi ini copas dari notes-nya temen gw itu.
by A.P.E (maaf saya sembunyikan identitas beliau)
This is what I promise you, my sis.. Hope it'll be good to you :) Bismillaah...
Ya, singkat cerita (baru mulai udah begini, apa2an cobaa), he became the one to me. Tanpa izin dari logika, dia tidak akan masuk ke dalam hatiku. Memang dia gimana sih?
Dia baik agamanya. Sejauh yang bisa kuketahui, sejauh yang mampu kunilai, dan sisanya Allah lebih tahu, dia baik agamanya. Actually, aku pun bingung, apa sih indikator seseorang itu disebut baik agamanya. Apa dinilai dari on time atau tidaknya dia shalat lima waktu? Atau dari frekuensi shalat malam dan shalat dhuhanya? Atau dari puasanya, sedekahnya? Atau dari titel "Rohis"nya de el el? Sayang sekali, semua itu tidak bisa kuterima. Entah kenapa, aku merasa, itu hanya tampak luar. Keshalihan sesungguhnya ada dalam hati. Ya tapi kita juga gak bisa menilai hati, kecuali ada indikator yang ditampakkan, dan apakah itu? Alhamdulillah, Azlan Sain pernah menjawab hal itu. "Indikatornya tuh dia istiqamah belajar Islam, istiqamah memperbaiki diri," kurang lebih begitu katanya. Dan si dia di cerita ini gimana? Ya, he is.... :)
Itu kriteria pertama. Kedua, dia berjiwa leader (halah). Aku suka watak kolerisnya yang tegas, memegang teguh prinsipnya (yang memang berprinsip pada hal paling prinsip), dan bagaimana dia mempertahankan yang dia anggap benar dan mengarahkan tujuan. Itu modal penting untuk jadi suami(ku). Gimana ceritanya, seorang imam tidak punya visi dan tidak berdaya menjalankan misi untuk mencapai visi itu. Dan, dia punya itu... :)
Ketiga, mmm apa ya... Fisik? Kriteria 'acceptable' menurutku tercapai sih, tapi secara wajah masih banyak yang lebih 'bening', Christian Sugiono misalnya :p. Usia, ya, dia lebih tua hampir setahun dari aku, sekitar 9 bulan mungkin ya.
Pesona lainnya? Jujur, ini yang sebenernya bikin jiper.. Duh, masya Allah, pesona dunianya sebenarnya cukup bling-bling. Dia dari keluarga berpendidikan, status ekonomi keluarganya termasuk menengah ke atas, yang bisa dibilang beda denganku. Belum lagi dia memang punya prestasi akademik yang baik, sementara aku biasa aja, cuma 10 besar kelas (ehm). Plus, pesona dunianya juga nih, jago olah raga (sepak bola doang agaknya, hihi) dan jago main gitar. Dia suka musik... Okelah... :)
Tapi ya, pernah juga satu tanya mengusikku: why him? Bukankah pria macam itu bejibun di dunia ini. Kalo kata dia sendiri, "Di UI aje bisa seratus orang yang kayak gitu..." (mane?? ;p) Apa dong?
Ya, ini mungkin alasan terakhirnya. Somehow, dengan semua yang ada padanya itu, aku tsiqah (percaya) padanya untuk jadi imamku. Ya itu sometimes ga bisa dijelaskan secara eksplisit, kenapa kita bisa tsiqah ke satu orang tapi tidak ke yang lainnya, yang padahal mungkin juga punya kriteria seperti itu. That's what my heart says, after all those logical things.... :)
Lalu apa yang membuat kecenderungan itu berbunga? Faktanya, he's my bestfriend, sahabatku. Kelakuanku yang hobi cerita dan curcol itu agaknya udah ada sejak dulu. Dan dia mengakui itu. Then, dia pun bisa dibilang tidak pernah tidak menanggapi ceracau-ceracau atau curcol-curcolku, even by sms yang sebenernya nggak penting, tapi dia respon. Itu sebenernya 'kriteria' gak penting sih ya, but somehow itu yang bikin aku nyaman sama dia. Sebagai teman dia solutif, dia lucu, dia menyenangkan. Oke diajak seru-seruan. Dia sahabatku, dan kami memang dekat. Meskipun gak pernah sampe level keluarga saling kenal ya... But ya, this is us....
Sejak aku tau bahwa tidak ada hubungan yang halal bagi pria dan wanita selain pernikahan, kecenderunganku kepada pria adalah untuk menikah. So, ada kriteria-kriteria prinsip yang memang harus terpenuhi. Then, when I found him, gak hanya niat yang ada, but I also built my dreams, with him, as his wife...
Aku mengkhayalkan, dan mungkin tanpa sadar mempersiapkan diri untuk suatu hari nanti memiliki keluarga dengannya. Sikap kepada anak-anak kami, impian-impian duniawi kami, visi-misi rumah tangga kami, dan lainnya. Dunia kecil kami tergambar (nyaris) sempurna dalam benakku, diiringi dengan do'a dan harapan, serta usaha yang bisa kulakukan sebagai diriku.
Impian utuh itu mungkin yang membuatku 'kebal' dari banyak pria selama menantinya. I think I've had a perfect dream, and I still have chances to try. Aku berdo'a dan menanti, nyaris tanpa kelabilan. Ya, krn aku yakin, bahwa aku memang ingin menikah dengannya.
That's what I thought, until those days come... Hari-hari yang sebenarnya pasti akan datang, kecuali aku meninggal lebih awal. Hari-hari di mana akhirnya dia memutuskan untuk menikah. Dia memenuhi tekadnya untuk menikah muda, usia 22 tahun, setelah selesai menempuh pendidikan sarjana. After all days I'm wondering how this story ends, then this is it. Episode-episode terakhir kisah ini dimulai saat-saat di mana aku mengetahui bahwa finally dia memutuskan untuk menikah. Lucu, kejadian itu berawal dari seorang teman yang menanyakan padaku, apakah aku tau dia mau nikah sama siapa. Saat itu aku heran, hey ada apa ini, tidak mungkin dia bisa serta-merta bertanya begitu kalau bukan karena ada 'informasi'.
Ya, benar saja. Seorang senior yang menanyakan perihal kesiapannya, kemudian menghubungiku dan menanyakan kapan aku lulus. Aku menjawab. Ternyata, range waktu lulusku di luar dari kesanggupan yang bisa dia terima, tapi dia belum tau tentang niat baikku saat itu. Kejadiannya begitu cepat, yang akhirnya, memang dia tidak punya niat yang sama terhadapku.
Then there comes a time, when we finally chat, being honest to each other. Maap ya, ga bisa kujelaskan dengan gamblang karena ini public area :) Intinya, dari situ dia akhirnya tau bahwa selama ini aku memang punya kecenderungan ke dia, dia taunya cuma sekadar ada senior yang menawarkan aku saja. Dan, aku pun tau bahwa alasan utama dia menolakku bukan semata persoalan kapan lulus, tapi lebih karena dia telah punya kecenderungan ke orang lain dan saat itu sedang diusahakan untuk berproses. Itu alasan yang tidak dia katakan kepada senior kami itu.
Awalnya aku memang merasa tidak perlu ada pembicaraan perihal itu dengannya. Semua berakhir, sudah. Tapi semua terjadi dengan mudahnya, begitu saja kami membicarakan semuanya dengan jujur. Dia pun jujur, dan akhirnya menanyakan (mengkonsultasikan) kegundahan hatinya, "Kalo nanti ternyata ga jadi, gimana cara ngatasinnya? Secara dirimu udah pengalaman," kurang lebih itu katanya.
Well, jujur nih, aku sebenernya ga tau gimana. Kok bisa ya, udah segitu jatohnya dari impian, masih bisa ngobrol becanda sama dia saat itu. Even ga cuma saat itu saja. Di lain-lain waktu sebelum dia menikah pun kami masih sering berkomunikasi (maaf nih ya sama sekali ga ada maksud membanggakan hal ini lo, but that's happened). Sekadar komunikasi dengan sesama teman, dia pun saat itu masih ada hal-hal yang harus diselesaikan terkait orang lain juga, dan dalam beberapa hal dia butuh bantuanku serta aku pun butuh bantuannya. Sedihkah aku?
Honestly, itu adalah moment yang indah bagiku. Bukan karena kebersamaan atau berbagai chat yang kita lakukan, tapi karena finally ini terselesaikan, pahit tapi indah. Juga karena I have nothing to regret. Aku memilih dan menanti orang yang tepat, berusaha sebisa yang mampu kuusahakan, dan setelah itu yang tersisa hanyalah variabel yang tak terkontrol. Ketika kita dihadapkan pada variabel tak terkontrol dalam usaha kita, kita hanya bisa mengatasinya dengan do'a.
Memang, bahkan setelah itu pun aku MASIH ada kemungkinan menikah dengannya. Ya itu tadi, berdo'a kepada Allah semoga aku bisa melewati variabel tak terkontrol itu dan takdirku adalah dengannya dunia-akhirat. Tapi, jujur, setelah semua kejujuran kami itu, aku gak tega kalau harus berdo'a agar Allah jadikan dia denganku. Aku punya hak untuk berdo'a seperti itu, tapi rasanya itu tidak kugunakan. Ya, dia punya kecenderungan kepada orang lain dan ingin menikah dengan orang itu, sama bukan posisinya dengan aku ke dia? Gimana coba rasanya kalo aku malah berdo'a berlawanan dengan harapannya? Aku gak tega.... Dia terlihat begitu galau, khawatir, "Gimana nih ya kalo ternyata begini begitu...," itu katanya. "Dulu ada temen yang ditolak, baru bisa sembuh dua tahun...," dia cerita ke aku. Kasian kan....
Itu mungkin masih belum seberapa, karena meski aku tidak secara spesifik berdo'a agar dia jadi denganku, terselubung jauh di dasar hati aku masih berharap. Tapi harapan itu tidak seindah dulu, karena waktu terus berjalan dan dia masih berproses dengan calon istrinya. Kadang aku nangis, tapi di lain waktu aku bisa tersenyum lega, bahkan menyikapi patah hatiku dengan sumringah.
Aku ingat, penolakan via seniorku itu sampai kepadaku di suatu malam yang melelahkan, setelah pulang dari kampus. Sampai di rumah sekitar jam 11-an malam, aku shalat isya, dan setelah itu aku minta waktu kepada-Nya untuk menangis sebentar saja. Dan, He gave me that cry time, hanya sebentar. Besoknya aku masih harus ujian statistik dan menjalankan amanah sebagai Rakor. Life must go on and I have to be strong... But how strong?....
Segera saja akhir Mei datang, dan tanpa persiapan lebih, dia mengumumkan bahwa dia udah lamaran. Hatiku mencelos.... That day will come, even too sooner than I expected.
Hari-hari setelah itu adalah cukup padat bagiku. sebagai binglas dan juga pengajar memenuhi hari-hari menuju walimahnya. Tanggal telah diumumkan.
Hari Senin pagi itu Mbak U berbisik di telingaku, hanya menyebutkan tanggal pernikahannya dan nama calon istrinya. Aku mengiyakan dan Mbak U merangkulku. Aku menangis, singkat dan spontan... #haduuh yang nulis berkaca-kaca nih...
Di hari-hari berikutnya aku merasa lebih 'menikmati' patah hatiku. Kadang aku berkelakar tentang hal itu (eeeyyy jeeeng aku patah hati looo *tingting #iyakaleee). Sekadar menghibur diri sendiri sebenarnya. Yah, siapa lagi yang bisa menghibur, haha, karena teman-teman yang tau kisah ini bahkan turut bersedih dan prihatin (thanks ya temans...).
Itu moment yang berat sebenarnya. Ada kalanya ketika aku sendiri aku menangis. Setiap hal sepele yang membuatku teringat akan dia membuat hatiku teraduk-aduk, sering hingga meneteskan air mata. Mau naik kereta berangkat ke kampus, bisa nangis sendiri di stasiun. Menginjakkan kaki di kota Depok, rasanya sendu sekali, karena kota Depok udah serasa punya dia. Belum ketika teman SD atau SMP-nya menanyakan, "Eh si Itu mau nikah ya.." Thanks for brightening my day...
Denger lagu yang pas dengan jeritan hati yang broken, nangis. Lebih-lebih karena ada beberapa lagu teman galau zaman dahulu, yang kalau denger lagu itu keinget dia. Masya Allah.... Bahkan, lagu-lagu BSB yang muncul pada moment-moment patah hati itu, sampai sekarang masih berhasil membangkitkan kembali rasa perih yang terasa saat itu.
Undangan itu pun sampai ke aku. Ikhlaskah aku dengan semua itu? Insyaa Allah ikhlas, meski tidak mudah. Aku sudah bisa tersenyum lega, meski kadang masih menangis. Dan, aku memutuskan untuk datang ke pernikahannya. I have no reason why I shouldn't come.
Di hari pernikahannya, aku datang dengan sahabatku. Semua biasa saja. Bahkan di pestanya pun aku sumringah dan tertawa-tawa. Aku bercanda dengan dia, karena betapa dia keliatan canggung. Haha.
Tapi, jujur saja, aku merasa tanganku gemetar sepanjang aku berada di pesta pernikahan itu. Jantungku berdebar begitu cepat. Aku sendiri gak tau kenapa. Dan kata temenku, "Mungkin alam bawah sadar lo masih belum bisa terima itu..." mmm, masa sih?....
Pulang dari pesta itu, aku dan banyak teman lainnya jalan-jalan. Nonton Shrek 4 bareng. Bersenang-senang. Still after that I feel like I'm losing someone. But I'm not crying out loud... Alhamdulillah... Bahkan, jujur, sekarang jika aku ingat dia, somehow I could feel my tears down on my face. But, the fact is I'm moving on... :)
My Dear Sister, mungkin memang kisah itu tidak terlalu menggugah ya. But the fact is we are the same. Or even sometimes I think I'm too young to this, untuk mengalami kenyataan bahwa aku ditinggal nikah dengan seseorang yang telah kunantikan bertahun-tahun lamanya.
Sekarang, all I can tell you is I even never know for sure, how can I fix this. Kok bisa sih aku tahan melewati semua ini. Kok bisa sih aku udah biasa aja bahkan dengan dia yang mematahkan hatiku, dengan memilih orang lain. Orang-orang menanyakan, "How?" tapi aku sendiri sebenernya gak ahli dalam menjawab itu, karena aku sendiri amazed kok bisa ya aku gak berat melepas dia.
Gak berat? Masa sih... Buktinya aku pernah menangis karena hal itu kan....
Jawaban yang terbaik dari pertanyaan "bagaimana mengatasinya" adalah bahwa Allah makes it easier to me. Apa pun caranya, tapi nyatanya Allah yang mudahkan aku untuk melewati semua itu. So, Sister, berdo'a dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar kita mampu lewati ini. Yakin, bahwa Allah memberikan cobaan tidak melebihi kesanggupan kita.
Bukan bermaksud kuliah rohani ya, tapi bener itu yang aku rasakan. Hal itu berat sekali untukku, bahkan mungkin dampaknya masih terus ada hingga sekarang. Ketika impian bersamanya hancur, aku merasa labil luar biasa, bahkan sekarang: coba liat, gimana aku dengan orang-orang baru yang kutemui setelah dia. Labil, karena aku tidak hanya kehilangan someone to love, tapi impian masa depan yang udah terbangun juga runtuh total. Sometimes it feels like I lost my dreams, membuatku merasa entah apa lagi tujuanku yang tersisa. Pernikahan dan rumah tangga idaman, buyar. Ya, it's hard for me karena impian yang telah kubangun selama ini, yang membayang-bayangi hariku, hancur seketika. It makes me upset dan kehilangan arah. Aku jadi nggak lagi paham apa yang kuinginkan, seperti apa sosok yang kuharapkan.
Tapi, hikmahnya adalah, ternyata memang tidak tepat ketika kita menjadikan si dia sebagai standar harapan kita. Tidak tepat jika kita mempersiapkan diri menuju pernikahan dengan si dia yang telah terdefinisikan.
Bukan berarti kalo sekarang udah ada kecenderungan sama orang itu salah ya. Yang salah adalah ketika kita menumpukan mimpi dan tujuan kita ke dia, mempersiapkan diri standarnya "dia". Padahal seharusnya kita melakukan semua itu secara independen, tanpa memasukkan "dia" ke dalamnya. Memperbaiki diri ya optimal saja, tanpa harus mematok batasan "kufu' dengan dia". See, that's my mistake. Ketika patokannya hilang, hancurlah semua itu. Berat bagiku membangun semua itu lagi. And Allah shows me that I'm wrong. Mestinya kecenderungan yang ada tidak membuatku membatasi diri seperti itu, apalagi hingga menumpukan impian ke dia.
So, kalau dibilang baiknya gimana, yang terbaik adalah sungguh-sungguh memohon kepada Allah, dengan tulus, agar Dia berikan kekuatan agar kita mampu menghadapi semua ini dengan tegar. Agar jangan sampai sedih ini jadikan kita lalai, zhalim terhadap diri atau orang lain, dan melakukan sesuatu yang akan merugikan diri sendiri. Karena, ketika kita tidak mampu, hanya Dia yang mampu...
Tapi, sertakan kepasrahan dalam berdo'a... Pasti ada alasan kenapa kita gak bisa menerima sesuatu, temasuk kenyataan pahit itu. Entah apa alasannya, hanya Kakak yang tahu. Tapi, kalau alasan itu masih membuat kita berharap "bisa" bersamanya, menghalangi kita untuk melepas dia, baiknya itu dihilangkan. Aku bisa melepas dia dan pasrah, karena aku merasa there's nothing more that I can try. Jangan turuti sesal yang ada, jangan turuti logika yang mengatakan "Semestinya bisa begini atau begitu, masih ada kemungkinan begini atau begitu". Jangan turuti juga hawa nafsu yang membuat kita binasa, yang membuat kita memburu semua hal yang sebenarnya tidak akan mengubah apa pun. Kakak lebih tau, apa yang membuatmu sulit pasrah, dan please buang itu jauh-jauh, supaya do'a kita lebih tulus, memohon agar Allah berikan kekuatan menghadapi semua itu.
Berat mungkin, karena he's the best one, or you might say he's your true love... Aku terlalu dini jika memvonis dia adalah cintaku. Tapi memang, aku belum pernah menginginkan seseorang seyakin menginginkan dia, terlebih karena logika dan hatiku pun terarah sepenuhnya ke dia, tidak bertolak-belakang. Rasa yang ada pun bukan dibilang kemarin sore, tapi bertahun-tahun lamanya... But, we can get over it, just believe it. Or, if we're not sure we can, just believe He can. He always can. All we have to do is just behave well for Him, get close to Him, and ask Him to protect us, protect our hearts.
Tapi, Kak, Allah akan lakukan itu hanya jika kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Dia, untuk menyelesaikan semua ini. Menyerahkan diri dengan patuh kepada-Nya, mendekati Dia dengan cara yang Dia sukai. Aku datang ke walimahnya karena menghadiri undangan itu wajib jika tanpa halangan syar'i, dan tidak ada pahala kebaikan yang melebihi pahala yang wajib bukan?
So, hadir saja, penuhi kewajiban kepada-Nya, hanya karena Dia saja. Niatkan, lafalkan dalam do'a, "Rabb, aku lakukan ini karena Engkau saja". Dan biarkan Dia melindungi kita, sebagai balasan, pahala kebaikan karena kita menjalankan kewajiban kepada-Nya. Biarkan pahala kebaikan itu berwujud apa pun bagi Kakak, mulai dari ketentraman batin, kekuatan, hingga pengganti yang lebih baik. Allah tidak akan sia-siakan itu. Bukan sekadar "menang dari diri sendiri" akhirnya, apalagi "menang dari dia dengan bersikap tahan banting".
Bagiku, semua ini terjadi memang semata karena Allah mau kita melibatkan Dia. Dia buat kita merasa tidak lagi sanggup menanggung beban yang ada, supaya kita sadar bahwa ada Dia Yang Mahakuat dan menguatkan. Sekadar supaya kita minta kekuatan kepada-Nya dengan kerendahan hati. Karena, segala usaha kita menguatkan diri, mulai dari melarikan diri, block Facebook, memutuskan kontak, dan lainnya, nggak akan berhasil tanpa izin-Nya. Pun sebaliknya, tanpa harus membuang tenaga dan pikiran untuk melakukan semua itu, dengan kuasa-Nya kita pasti kuat menghadapi kenyataan pahit itu.
2 Oktober akan segera datang, tapi juga segera pergi. It will be just passed by. Semoga kita nggak merugikan diri.... It will be just passed by, like 5 June. And we will survive even stronger than before. Asal kita mau kuat dan dikuatkan.
Start from: jangan turuti emosi untuk berkata-kata yang desperado. Jangan turuti emosi dengan bayang-bayang menangis di depan umum. Jangan turuti emosi untuk terpaku pada bayang-bayangnya, atau harapan akan dirinya lagi. Jangan menyendiri jika itu membuat kita ingat dia, tapi jika harus sendirian pastikan kita sendiri dengan kesibukan (tugas akhir?).
I have no more words to say... I'm praying for you, may Allah makes you strong, Sis... Laa hawlaa wa laa quwwata illaa billaah...
"I'm a big big girl in a big big world
It's not a big big thing if you leave me
But I do do feel that I do do will miss you much
Miss you much..."
(Just missing, no more sadness, no more madness, no more useless time.... They will be just memory, and another better will come soon...)
--------------------------------------------------
sangaaat dewasa (untuk satu hal, tapi mungkin nggak untuk hal lain.hehehe piss..), sangat jujur (termasuk di dalem notes dan blog-nya), dan sangat pinter mengambil hikmah =)
malah, daripada pernikahan, ternyata gw lebih seneng membayangkan tentang punya anak sendiri (anak perempuan yang lucu dan nge-gemesin, laki-laki juga gapapa si.hehe), karena ternyata banyak yang seumuran sama gw ini (23 menjelang 24) yang uda pada melahirkan. haaaa.. -ikhlas, bos!-
mungkin gw ga se-sholihah temen gw itu, yang bisa naksir orang karena kebaikan agamanya. orang yang sekarang ini gw taksir, pertama-tamanya, gw bener2 ga tau menau apakah beliau orang yang sholeh apa bukan. hanya tau kalo sepertinya beliau tipe pemimpin yang baik, dan bikin gw sangat kagum. gw uda pasti ga tau lah, tentang frekuensi sholat dhuhanya, apalagi sholat malamnya. tapi masyaAllah, kagak nyangka, ternyata, gw naksir seorang mantan ketua Rohis SMA euy. (minder nih..)
pertanyaan yang sama juga melintas di otak. why him?
sama. salah, sebenernya ini gw belajar dari temen gw itu.hehe
tentang kriteria, ternyata, sepertinya, beliau telah masuk ke kriteria yang baik menurut gw. (hehe masi sepertinya kok, kan gw kenal.hehehe) dan bedanya, gw ga membangun mimpi setinggi mimpi temen gw itu. bisa jadi karena gw memang ga terlalu kenal, bisa jadi karena gw pun belajar dari temen gw ini. =)
gamsahamnida kawan, sudah bersedia share pengalaman dulu2 itu =)
That's what I thought, until those days come... Hari-hari yang sebenarnya pasti akan datang, kecuali aku meninggal lebih awal. Hari-hari di mana akhirnya dia memutuskan untuk menikah.
haaaaa tidaaaak.. walopun gw ini sudah bersiap (seperti yang gw tulis di postingan sebelum2nya), ternyata gw masi ngerii ngebayanginnya. harus siap dan ikhlas bos, iya, tapi sereeem.. (aduh, gw ternyata pengecut).
ternyata dan lagi2, gamsahamnida kawan, menulis notes itu, sehingga persiapan gw apabila ternyata moment itu datang, uda elu bekali dengan tips2 yang dahsyat =)
bedanya lagi, bisa jadi gw ga akan menerima undangan seperti temen gw ini. tapi, pernah terlintas untuk me-remove beliau dari friends gw di FB apabila emang beliau ini menikah dengan orang lain.
Karena, segala usaha kita menguatkan diri, mulai dari melarikan diri, block Facebook, memutuskan kontak, dan lainnya, nggak akan berhasil tanpa izin-Nya.
gamsahamnida lagi kawan, saran lu sangat perlu dipertimbangkan. tapi, sepertinya, gw tetep akan me-remove-nya.hehe daripada otak dan hati gw pedih. (halaaah..hehe)
Gw ga tau ke depan akan gimana. siapa yang tau?? bisa jadi gw akan menikah dengan beliau (amiiiiin...), dan bisa jadi beliau menikah dengan orang lain yang jauh lebih baik, dan gw pun dengan orang lain yang jauh lebih baik. =)
setidaknya, notes temen gw tadi memaksa gw untuk terus bersiap =)
buat gw sendiri dan tentu saja buat temen gw itu,, fightiiiing!
dan lagi-lagi, gamsahamnida, nomu nomu gomawo kawan =)
saranghae, uhibukki fillah =)
Rabu, 28 September 2011
tersayang


Memang harusnya ibu, ibu, dan ibu. Tapi ternyata bapak yang number one =)
kenapa nulis ini, malem2 gini,, karena, gw terlalu pengecut untuk minta maaf. gw ngerasa hari ini kelepas kata2 yang mungkin kurang berkenan di hati beliau. astaghfirullah.
perdebatan yang masi berputar,, lagi-lagi,, masalah pekerjaan.
Kamis, 08 September 2011
mimpi baru,, S2!!
kali ini mimpi tentang kuliah S2 =)
suatu saat, insyaAllah, ingin sekali gw kuliah dan mengambil Master by Research di Univ2 berikut:
-di sort berdasarkan cita-cita, kecocokan dengan minat, serta tentu kualitas-nya ;)
flashback petualangan mencari informasi:
flashback yaa: university of: tsukuba, tohoku, osaka, chiba, nagoya uda diintip, tapi apa daya minat dan terutama kemampuan saya sepertinya belum kuat.hahaha
lanjut ke kampus2 di korea =)
teringat pinginnya gw bisa jadi mahasiswa farmasinya Seoul National University (SNU),, waah, pasti kereeen banget! Lanjut ke Chungbuk National Univ, bahkan bookmark-nya blum gw apus di browser komputer.hehe masi ada kampus2 lain seperti KAIST dan Yonsei, dan lain-lainnya..
Sekedar browsing boleh dong ya.hehe
-coba deh buka sendiri, tampilannya serta kemudahan aksesnya ke apa yang pembaca mau tau sangat boleh untuk diacungi jempol.hehe atau mungkin karena gw uda cukup "terlatih" setelah browsing di kampus2 sebelum2nya? tapi emang lebih mudah untuk dimengerti lho tiap info yang tersedia di sana..-
aga OOT dari S2,, kalau Allah mengizinkan gw menginjakkan kaki di bagian bumi-Nya yang lain,, gw pingiiiiin banget ke:
terus pingin banget ke tempat setting-nya shiroh nabawiyah di masa sekarang. pingin banget liat rumahnya Pak Arqam bin Abil Arqam (sekarang masi ada gak ya??hehe), gua Hira, liat gunung Tsur (kisah Rasulullah SAW, Abu Bakar ra., kaum kafir Quraisy yang mengejar, dan: laba-laba!), gunung Uhud (yang mana si gunung/bukitnya), pohon tempat bait Ridwan, dan masi banyaaak lagi!! sama ke kiri atas dikit,, pingiiin banget ke Masjid Al-Aqsha di Palestina ;)
yah, ini mah emang sejujurnya kepengaruh sama komik, drama, movie, buletin2, dan liputan2 di tipi yang sejak kecil memapar gw.hehe kayaknya kedua negara itu indah banget. pingiiin!! pingiin banget!!
sama Brunei Darussalam. ini alesannya karena katanya di sana negara kaya tapi sepi penduduk.. dulu kalo mau transmigrasi milihnya kesana.hahaha untung gw dan keluarga tetep cinta indonesia ;)
ini kepengaruh sama buku2 yang gw baca.
yap, bukunya Dan Brown,, pingiiin banget liat piramida kebalik di Museum de Louver -abaikan bila ada salah penulisan-, dan tempat2 wisata yang bagus di Perancis. Kalo spanyol, pingin liat daerah yang namanya Granada dan Cordova, dan pasti tempat2 lainnya. Turki: ngiler kebab-nya gw.hahaha terus masjid2nya dan semua objek wisata di 3 negara tadi.. -dari liputan di tipi-
Sabtu, 03 September 2011
keyakinan =)
astaghfirullah.. iya, saya tau web2 yang kayak gitu banyak beredar di internet. dengan sudut pandang masing2 agama. dan dari web yang saya baca tadi, asli kawan, bikin sakit hati betul. fitnahnya sungguh parah dan luar biasa. bahasa yang digunakan kurang sopan. kebencian tersirat dimana-mana.
Demi Allah, yang saya pelajari di Islam, menasehati, berdialog, dan kalaupun perlu mendebat, maka mendebat pun dengan cara yang baik. yang saya tau, Islam adalah ketika tetanggamu merasa aman dari gangguan lisan dan tanganmu. -berat ini. masyaAllah-
kalo saya ndak salah ingat, itu yang beliau bilang ke temen sosmas saya waktu kita lagi diskusi, tentang masalah anak2 rohis dan organisasi -lupa.hehe-.
Jumat, 05 Agustus 2011
bahagia,, bahagiaaa =)
yang ingin gw bagi adalah, ternyata faktanya, banyak hal-hal kecil terselip (atau lebih tepatnya dianugerahkan oleh Allah) yang sedikit banyak bisa bikin kita bahagia. -eh, eh, kata "bahagia" kayaknye berat ye, gw ganti aja dah sama bahasa biasa: "seneng" hehe- kalo kita nya selama ini ga nyadar, mungkin itu karena kita kurang bersyukur kali ya.. astaghfirullah..
juga ketemuan sama si gokil Ika, yang semua masalah di depan dia jadi enteng dah.hehe ketemu sama Ika di dekanat, ngobrol2 yang ujungnya membakar lagi semangat gw yang kemarin2 uda ga tau kemana.. tengkyuu juga smsnya kawaaan! -special thanks to Ika-
juga ketemu sama seorang kaput dari Undip, yang liburan ini pulang ke Bojong. Maya bersedia diajak sharing tentang acara Ramadhan di kampung. tengkyuuu -special thanks to Maya-
Alhamdulillah.. =D
no.1 bersyukur, kudu lah ye..
no.2 berbagi kebahagian dengan orang lain..
-walopun kalo yang pada pamer2 bikin iri juga.hahaha ;p -
smile!! =)
Selasa, 19 Juli 2011
rasanya kudu tabayyun
kadang, baca komen2 di sana bikin sakit hati euy. apalagi yang berisi isu2 SARA. harus gimana?? gemes rasanya. semakin dibaca, ada yang bikin semakin tambah emosi. kalo uda gitu, biasanya gw kagak terusin bacanya, takut kebawa ngomel2 sendiri. hahaha ;p
dan bahkan, ada komen2 "perdebatan dan saling menyerang" yang terkadang ga nyambung lagi sama artikelnya alias OOT. uugh, cape deh bacanye..
makanya, ayo sama2 berusaha ;)
banyak contohnya bos! panglimanya kaum quraisy Pak Khalid bin Walid, bisa bersinar terang jadi panglimanya kaum Muslimin setelah hidayah Allah sampai pada beliau. terus ada lagi,, -yang baru2 ini gw tau-, Pak Sayyid Quthb, dulunya ternyata pernah bikin tulisan yang "menyayat hati", sebelum akhirnya bisa merampungkan banyaaak buku yang "melembutkan hati". (aseek, bahasanya cing!)
*tamparan buat gw sendiri yang masi sering merasa paling hebat.hahaha
Jumat, 01 Juli 2011
sumpah bos -sumpah yang dahsyat-
"menjemput bidadari"
Penantian tak berarti sia sia
Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati
Dipenantian mencari diri
Minggu, 05 Juni 2011
dua tahun sudah =)
Jumat, 03 Juni 2011
Brilliant Legacy - recommended
